Deraian kaca dikaki hanya mampu ditatap sekilas .Dadanya berombak bagai tidak cukup nafas . " Tu... Tuan... " Satu tunduk hormat diberikan pada seseorang yang berjalan mendekatinya .
Wajah lelaki itu cukup tegang . " Apa yang kecoh , kecoh ni ?! Ganggu anak aku nak tidur je !" Jerkahan lelaki itu bergema membuatkan semua anak buahnya kaku .
Tangan Ammir yang sudah berdarah akibat menumbuk kaca tadi ditatapnya sekilas . " Kau pa hal lagi bang ? Dah gila ke ?" Sinis suaranya .
" Kau diam la , Mar ! Kau tak tahu apa apa pun ! Kau dah dapat apa yang kau nak , kau diam !" Jerkahnya kembali .
Bahu Abangnya ditarik kasar . " Tak , kau asal ?" Tangannya ditepis serta merta oleh Ammir .
Helaan nafasnya kedengaran cukup berat . " Husna pregnant... " Suara perlahan . Punggung dilabuhkan diatas sofa ruang tamu yang gah itu . Amanda yang muncul disebalik dinding berjalan mendekati Ammar .
" Rezeki dia , Mir . Kita tak mampu nak melawan takdir tuhan . Mungkin... Husna memang dah tercipta untuk Syazwan ." Ammar menarik Amanda ke dalam pelukannya .
Wajah kedua-dua cukup merisaukan Ammir . Takut pula Ammir membuat kerja gila . " Betul tu , Mir . Cubalah cintakan Raisya sebaik mungkin . Move on lah dari Husna tu , Mir . Dia dah bahagia sekarang ." Tambah Ammar .
Ammir hanya mampu diam tak berkata lagi . Ammar memberi tanda pada Amanda untuk naik menjaga anak anak . Takut pula Amanda yang dipukul oleh Ammir .
SKIP
Jam tangannya ditilik berkali kali . Matanya tak henti melirik ke kiri dan kekanan seakan menanti kehadiran seseorang untuk menjemputnya . Sudah sejam dia menunggu disitu . Akhirnya dia bangun bersedia untuk mencari taksi .
Namun baru sahaja berpaling , sebuah kereta jenis Lamborghini Revuelto berhenti tiba-tiba dibelakangnya . Pintu kereta itu dibuka , sesosok tubuh berlari kearahnya . " Raisya !" Tubuhnya kaku sejenak mendengar sahaja namanya diseru .
Raisya hanya mampu menghela nafas . " Raisya... Tunggu lah... " Tepat didepannya , Ammir berhenti . Namun Raisya seakan tidak mahu memandangnya . Tangannya disilang .
Ammir cuba untuk memandang mata Raisya . " Look... I'm sorry..."
" For what ?" Cepat Raisya memotong kata kata Ammir . " Cuz I'm late... " Matanya sayu memandang Raisya .
Raisya hanya mampu pasrah sahaja . " Takpe lah , saya naik teksi je . Abang teksi tu handsome jugak ." Saja Raisya ingin mencari pasal . Jelingan maut dia berikan pada Ammir .
Dahi Ammir terus berkerut . " You... " Tawa Raisya pecah melihat Ammir yang seakan cemburu . Dahinya berkerut cemburu .
Tak kuat lagi Raisya melihat Ammir yang sudah tak tahan cemburunya itu . " I'm just kidding... " Raisya menjeler lidahnya . Puas hati dapat membalas dendam .
Ammir hanya mampu menghela nafasnya . " You ni kan , i cubit baru tahu . Dah jom ." Ajak Ammir . Matanya masih jelas merasa geram dengan Raisya namun hanya mampu bersabar . Sudah juga di warning oleh Natasha tapi dia juga yang berkeras . So , hadap je lah .
Pintu keretanya di buka untuk Raisya . Setelah Raisya masuk . Matanya melirik pada sebuah kerete BMW X6 hitam yang berada di seberang jalan sana . Wajah lelaki bengis itu terus memerhati mereka . Fix ! Enemy !
Dengan cepat Ammir menutup pintu kereta untuk Raisya dan berlari ke sebelah drive lalu masuk ke dalam perut keretan .
" Awak ? Kenapa ni ?" seat belt dipakainya sendiri sambil melihat Ammir yang kalut ribut itu .
Tanpa membalas , Ammir terus melajukan keretanya meninggalkan kawasan tersebut . Namun jelas saja kereta itu mengejarnya .
Raisya masih kebingungan . " Awak ! Pelan sikit ! Saya takutlah... " Raisya ketakutan .
" You tutup mata . I taknak you tengok apa apa . Close your eyes and I'll make sure everything gonna be fine ." Pedal minyak itu makin ditekan dan keretanya terus melaju diatas jalan .
Raisya yang semakin ketakutan hanya menurut saja apa yang dikatakan Ammir . Segala zikir dan doa terus dilafaz di hatinya .
SKIP
Api dapur dihidupkan . Air yang mendidih dicampur dengan gula melaka dan dikacau . Setelah sebati , santan pula dimasukan dan dikacau lagi.
Empat biji telur diambil dan dipecahkan didalam mangkuk lalu dikacau hingga rata sebelum dituang dalam campuran tadi . Kepingan roti yang telah dipotong dua disusun rapi didalam dulang sebelum kuah yang dimasak tadi di tuangkan secara berlapis diatas roti . Setelah selesai , roti sira tadi dimasukkan ke dalam peti .
Husna tersenyum lebar ketika selesai membuat dessert yang simple . " Sunshine !" Sergah Syazwan dari belakang membuatkan Husna melompat terkejut .
" Abang !" Dada Syazwan dipukul manja olehnya . Tawa Syazwan pecah . " Sorry , sayang . Sayang masak apa ? Sedap betul bau . Abang tengah solat tadi hampir tak khusyuk tau... " Hidung Husna dicuit olehnya .
" Eish abang ni , takde la masak berat berat sangat . Simple je ." Balas Husna lalu terus ke singki untuk membasuh peralatan masakan yang digunakan tadi .
Syazwan tersenyum nipis . " Kalau simple... sayang masak apa ?" Soalnya sambil tangannya melingkar pada pinggang Husna .
" Laksa siam . " Mendengar sahaja apa yang dimasak Husna , terus mulut Syazwan berair .
" Sayang !" Matanya membulat .
Husna memusingkan tubuhnya . " Kenapa ?" Pelik . Syazwan nak marah ke sebab memasak ? Ke sebab tak pernah rasa ? Haih , bukan ke waktu raya dulu dulu selalu sangat cari laksa siam di rumah Husna ketika raya ke dua .
" Sayang... abang dah lama tak makan laksa siam ! Jom makan !" Tangan Husna digenggam . Matanya bersinar gembira .
Husna tertawa kecil . " Iya abang , kita makan kejap lagi . Kan dah janji nak makan lepas abang Farhan sampai... " Husna mengusap wajah suaminya lembut .
" Alah sayang... abang nak makan sekarang... " Syazwan mula bertukar manja . Wajahnya hinggap di sebelah leher Husna seakan memohon .
" Abang... kejap je lagi... abang Farhan dah on the way dah..." Husna cuba memujuk sambil mengusap lembut rambut Syazwan . Entah kenapa setelah Husna hamil , Syazwan bertukar lebih manja . Semakin jarang juga dia muncul ditempat kerjanya hanya kerana ingin bertepek dengan isterinya .
" Assalamualaikum !" Salam diberi membuatkan Syazwan mengangkat wajahnya . " Wa'alaikumusalam !" Balas Syazwan terus menuju ke pintu rumah .
" Abang , masuklah ." Ajak Syazwan dengan senyuman lebar . Yes ! Tak sabar nak makan !
Melihat sahaja kelibat abangnya , Husna terus berlari dan memeluk Farhan . " Abang an !" Tubuh gah Farhan dipeluk erat olehnya . Syazwan hanya mampu melihat sahaja . Nak cemburu kan... diorang adik beradik . Jadi, tak jadi nak cemburu .
" Jom kita makan ." Ajak Syazwan dengan senyuman lebar di bibir .
Syazwan melangkah ke dapur dan mengangkat semangkuk besar kuah laksa siam yang di masak oleh Husna . Dan Husna pula ingin menggapai pinggan mangkuk yang berada didalam almari .
Melihat saja Husna yang masih ingin melakukan kerja dengan cepat langkah Syazwan terhenti . " Sayang ! Buat apa ?!" Tanya Syazwan namun kali ini wajahnya agak serius .
" Angkat mangkuk dengan sudu garfu lah , kenapa ?" Husna memandang Syazwan pelik .
Syazwan menghela nafas . " No . sayang pergi duduk sekarang . Sayang dah banyak buat kerja hari ni ." Arah Syazwan .
" Tapi... " Baru saja Husna ingin membantah cepat Syazwan memotong . " No tapi tapi . Pergi duduk . Abang akan hidangkan . Kesian baby dalam perut tu ." Bebelnya . Husna pula hanya mampu pasrah dan mengikut belakang Syazwan untuk keluar dari dapur .
Farhan yang duduk terlebih dahulu di ruang makan itu tersenyum melihat adiknya berjalan kearahnya . " Adik , baby macam mana ?" Soal Farhan sebaik sahaja Husna melabuhkan punggung di sebelah Farhan .
Husna tersenyum kembali . " Sihat alhamdulillah ." Farhan mengangguk dan menyentuh lembut perut Husna .
" Jangan buat kerja berat berat . Bahaya ." Pesan Farhan pada adiknya . Mata Husna ditatap lembut oleh Farhan .
Mendengar saja pesan dari Farhan kepada Husna dengan cepat Syazwan menanyanpuk . " Dengar tu . Orang larang ada aje nak menjawab nya . " Syazwan menjeling Husna . Dahi Farhan serta merta berkerut .
" Nana lawan cakap suami ?" Soal Farhan tegas . Serta merta wajah Husna pucat . " Eh , mana ada !" Cepat Husna mematah tuduhan itu .
Syazwan tertawa puas melihat isterinya takut dimarahi abangnya .
SKIP
Lamborghini Revuelto itu sudah sedikit perlahan kelajuan . " You can open your eyes ." Arah Ammir . Raisya masih ragu namun perlahan lahan matanya dibuka . Melihat lebuh raya yang sibuk dengan kereta dan kelajuan kereta Ammir yang sudah mereda membuatkan Raisya menghela nafas lega .
" I'm sorry about that . I just... have some problem but now , everything is fine ." Ammir cuba menipu Raisya yang masih belum tahu siapa dirinya yang sebenar .
" Are you sure . " Wajah Raisya jelas kelihatan takut .
" Yes , I'm pretty sure ." Ammir menghadiahkan Raisya satu senyuman . Senyuman yang tiada siapa yang pernah lihat . Senyuman paling ikhlas darinya .
Share this novel