Debaran yang menyelimuti hati Adila jelas kelihatan . Pakaian serba putih dengan dihiasi oleh butiran manik menaikkan serinya di hari bahagia nya itu .
" Weh... Aku berdebar... " Tangan Adila menggenggam erat tangan Husna .
" Relax... Everything will be fine... " Senyuman manis terukir di bibir Husna . Cuba sedaya upaya untuk menenangkan sahabatnya . Namun dia juga tahu takkan semudah itu untuk tenang .
SKIP
" Bismillahirrahmanirrahim , Aku dinikahkan dikau Muhammad Fadli Yusof dengan anakku Nur Laila Adila binti Mohd Yusri dengan mas kahwinnya sebanyak 5000 ringgit tunai ." Tangan yang saling berpautan itu ditatap oleh Adila . Menunggu balasannya bakal suaminya itu .
" Aku terima nikahnya Nur Laila Adila binti Mohd Yusri dengan mas kahwinnya sebanyak 5000 ringgit tunai ." Lafaz yang bergetar itu jelas dikatakan .
Sah yang telah di ucapkan melengkapi hari yang penuh kebahagiaan bagi Adila dan pasangannya . Senyuman manis Adila jelas terukir diwajah .
Dengan lembut lengan Adila melilit tubuh Husna .
" Aku harap kau bahagia hingga ke hujung nyawa kau ." Tangan Husna menggosok belakang Adila . Sebak tak dapat lagi ditahan . Tanganya mengesat lembut air mata Adila .
SKIP
Setelah asar , Husna memilih untuk pulang ke rumahnya .
" Assalamualaikum mak ! Nana balik dah ni !" Jerit Husna sambil membawa sebekas lauk kenduri yang diberi oleh Adila kepadanya .
" Wa'alaikumusalam , mak kat dapur ." Jawap Farhan yang santai bersila di ruang tamu sambil menonton tv .
" Ehh , bila sampai ?" Soal Husna setelah meletakkan bekas lauk itu diatas meja ruang tamu dan menyalami tangan abangnya .
" Baru je . Ni ko , kemain lagi . Dari mana ?" Soal Farhan . Kening nya diangkat .
" Dari kenduri Adila . Dah nak masuk dapur ." Husna bangun dan mengambil kembali bekas lauk itu dan masuk ke dapur .
" Eh , sampai dah ? Dah Asar kan ?" Soal Cik Ziah pada Husna sambil melihatnya dengan tatapan yang sedikit tergesa gesa .
" Dah asar dah tadi kat rumah Adila . Ni pun make up balik tapi untuk bergambar je ." Jawap Husna sambil meletakkan bekas lauk itu diatas meja dapur .
" Haa , bagus ! Pergi naik atas... touch-up sikit lagi . Ada orang nak datang ." Jawap Cik Ziah sambil mengambil bekas lauk itu dengan agak tergesa gesa .
" Haa ? Orang nak datang apa kaitan dengan Nana pulak ?" Kening Husna berkerut .
" Pergi je la , cepat !" Tubuh Husna ditolak oleh Cik Ziah .
" Ye ye... " Husna hanya mampu pasrah . Entah siapa yang datang juga tidak tahu . Namun yang jelas mungkin orang itu orang penting .
Husna masuk ke dalam biliknya dan menambah baik make up nya yang hanya cukup syarat itu . Puluhan ribu soalan bermain ke kepalanya .
" Haih , VIP mana lah yang nak datang... Tah , tah... mak nak jual aku ?!" Hampir bertauk kening Husna.
" Eish , tak mungkinlah ! Ya Allah , apa lah aku ni !" Husna menampar pipinya perlahan . Membetulkan kedudukan tudung yang dia kenakan .
" Assalamualaikum !" Terdengar suara orang yang agak ramai datang ke rumah . Namun Husna hanya bengong seketika . Masih belum faham dengan apa yang terjadi .
" Wa'alaikumusalam , haa naik naik ." Jawap Farhan dengan penuh senyuman . Baru sahaja Husna mahu melangkah keluar dengan cepat Cik Ziah menahannya .
" Jangan keluar sampai mak panggil !" Bisik yang tegas dari Cik Ziah . Belum sempat Husna membalasnya , pintu itu ditutup . Husna masih terpinga-pinga dengan apa yang bakal terjadi .
Dengan pasrah dia hanya duduk diatas katil .
" Apa hal pulak ? Tadi bukan main suh aku touch up make up . Bila dah cantik macam ni tak bagi keluar pulak !" Tangannya disilang , membebel seorang diri didalam bilik itu . Dengan pasrah Husna hanya tetap didalam bilik .
Jelas kedengaran suara orang ketawa dari ruang tamu itu memeriahkan suasana . Makin membuatkan Husna tertanya tanya tentang apa yang terjadi .
Tiba tiba pintu biliknya dibuka . Seorang wanita yang tidak terlalu muda mahupun tua itu masuk secara tiba tiba .
" Assalamualaikum , boleh Auntie masuk ?" Soal Wanita itu . Wajahnya terlihat lembut dan pakaiannya kelihatan seperti orang ada ada .
" Wa... wa'alaikumusalam , ahh... masuklah ." Husna terus berdiri dengan kehadiran wanita itu .
Dengan senyuman manis dan tatapan lembut wanita itu berjalan dan menarik tangan Husna untuk duduk di atas katil sebelahnya .
" Ni Husna kan ? Syahida Husna ?" Soal wanita itu lembut.
" Aa.. ye . " Husna mencapai tangan itu dan menyalami tangannya dengan lembut . Senyuman wanita itu semakin manis .
" Saya Auntie Rahayu . Auntie nak tanya awak beberapa soalan boleh ?" Dengan tatapan penuh kasih sayang , Datin Rahayu menatap wajah Husna yang masih belum faham apa apa .
" Oh , aa... bo... boleh... " Senyuman canggung Husna berikan pada wanita itu . Suara di ruang tamu yang tadinya meriah kini reda .
" Maafkan auntie kalau Husna rasa auntie menyibuk dengan soalan auntie ni... " Tangan Husna diusap lembut oleh Datin Rahayu .
" Ohh , takpe . Tanyalah ." Wajah Husna dipenuhi tanda tanya
" Husna nanti nak sambung belajar dekat mana ?" Datin cuba untuk memulakan bicaranya .
" Aa... dekat UPSI ." Balas Husna sedikit gagap .
" Ohh , baguslah... sebenarnya auntie nak tanya satu soalan ni... " Wajah Datin Rahayu tertunduk seketika memandang tangan Husna .
" Aa... apadia ?" Tangan Husna bertukar sejuk .
" Eemm... Husna dah ada kekasih hati ?" Soalan itu jelas membuatkan Husna semakin kebingungan .
" Ke... kekasih hati ?" Soalan itu diulang oleh Husna .
Entah apa yang berlaku masih tak dapat dicerna oleh Husna . Wanita yang tak dia kenal tiba tiba menanyakan soalan demikian makin membuatkan Husna kebingungan dengan apa yang sedang terjadi .
Share this novel