Kereta Honda Civic milik Syazwan berhenti di sebuah restoran mewah . " Ehmm... kita makan kat sini ?" Soal Husna ragu . Tak pernah pula dia makan di restoran mewah seperti itu . Canggung , sungguh canggung dari segala hal .

" Kenapa ? Awak tak suka ke ?" Soal Syazwan seketika melihat Husna yang agak canggung .

Husna memandang Syazwan . " Eh tak , cuma... bukan ke makanan kat sini mahal ? Takpe ke ?" Soal Husna . Dia lupa ke suami dia ni CEO dari banyak cabang business yang bapak dia suruh dia jaga ?

Syazwan tersenyum manis . " Takpe , awak tunggu . Biar saya bukakan pintu awak ." Syazwan membuka seatbelt dan keluar berjalan kearah pintu kereta belah Husna .

Pintu itu dibuka oleh Syazwan . " Jom , sayang ." Panggilnya lembut sambil menghulurkan tangan . Husna agak ragu namun tetap menyambut tangan Syazwan .

Husna mengenakan dress muslimah kembang berwarna marron dan tudung shawl yang menambahkan serinya . Jarang jarang dia pakai shawl ni . Selalu bedal bawal aje .

Husna berjalan di belakang Syazwan ketika masuk ke dalam restoran mewah itu . " Well ! My old friend . Lama kau tak datang , ke mana ?" Soal seorang lelaki yang datang pada Syazwan dan memeluk Syazwan sambil menepuk belakangnya . Husna hanya menatap mereka . Kawan lama kot .

" Yeah , biasalah... Banyak kerja . Oh kenalkan my wife , Husna . And Husna , my friend , Tengku Azrel ." Balas Syazwan sambil menunjukkan Husna pada sahabatnya .

" Hello there ." Azrel hanya melambaikan tangannya pada Husna dan Husna hanya mengangguk sahaja .

" Eh , jom aku tunjukkan meja korang . Oh yeah , Welcome to my restaurant ." Katanya sambil melihat kearah Husna dan Syazwan . Mereka berjalan kearah sebuah meja yang agak private dan sesuai untuk sepasang kekasih.

Husna menatap meja itu dengan tatapan sedikit terkejut . Dia hanya tetap berada dibelakang Syazwan .

" Sayang , seorang isteri berada disebelah suami tau , bukan belakang suami ." Bisik Syazwan lembut pada Husna .

" Here , your table . Have fun , pengantin baru !" Ejek Azrel pada Syazwan . Mereka sudah berkawan dari lama jadi tidaklah pelik bagi Syazwan bila ada member kaki bahan .

Azrel berjalan meninggalkan ruangan . " Sayang , duduk ." Syazwan menarik kerusi untuk Husna .

Husna agak canggung dia tak tahu apa yang boleh dia lakukan . Dia berjalan kearah Syazwan dan duduk . Syazwan pula mengambil bahagian duduk didepannya . Husna melihat kesekeliling ruangan itu . Agak romantik bagi nya dengan suasana diluar tingkap yang memaparkan keindahan pantai .

Pandangan Syazwan tak lari dari terus melihat wajah sempurna Husna . Tudung yang beralun ditambah pula haruman bau soft vanila dari parfum yang Husna kenakan membuatkan Syazwan makin suka padahnya . " Sayang , saya ada sesuatu untuk awak ." Panggil Syazwan pada Husna ketika Husna sedang menikmati pemandangan .

Cepat wajah Husna memandang Syazwan . Satu kotak merah ditelakkan diatas meja dan ditolak pada Husna . Bekas merah yang seakan sama dengan bekas cincin yang pernah diberikan ketika tunang dahulu namun kali ini lebih besar . " Apa ni ?" Soal Husna sambil melihat kearah kotak itu .

Entah dari mana kotak itu datang juga tak dia sedar . Dia takda pula perasan kalau Syazwan bawa sesuatu masa berjalan masuk dengan dia tadi .

Syazwan tersenyum . " Buka lah . Saya beli khas untuk awak ." Lembut suara itu menyapa telinga Husna .

Husna mengambil bekas itu . ' Cartier ' . Itulah yang tertulis diatas kotak itu . Tangannya takut untuk membuka namun dia tetap buka . Matanya terpana apabila melihat satu gelang tangan yang kelihatan agak mewah dengan warna gold dan diamond yang agak mewah .

" Awak... " Husna melihat kearah Syazwan dengan pandangan tak percaya . Bagus jugak test mamat ni .

Syazwan tersenyum . " Awak suka ?" Soalnya . Husna terharu seketika , tak pernah dia mendapat sesuatu yang seperti ini . Husna mengangguk .

" Meh saya tolong pakaikan ." Ujar Syazwan . Husna hanya menuruti sahaja . Gelang itu dipakai ditangan Husna . Gelang itu membuatkan seri Husna semakin naik .

" Saya nak belikan awak subang sekali tapi saya tengok awak tak pakai subang jadi saya beli gelang je la ." Jelas Syazwan . Husna terus tersenyum sambil menilik gelang itu . Berapa lah harga gelang yang dibeli oleh Syazwan ni .

" Saya suka ." Jawap Husna . Walaupun macam tak kena tapi Syazwan rasa lega kerana Husna sangat suka .

SKIP

Wajahnya terus memerhatikan sekeliling . Makanan yang sudah terhidang diatas dulang itu ditatap sekejap sebelum dia menaburkan sesuatu diatas nasi milik Amanda .

" Liya ?" Panggil seseorang yang muncul dari belakang . Dengan cepat dia menyimpan serbuk itu ke dalam poketnya .

" Pergi hantar makanan tu kat Puan Amanda . Waktu makan dia sekarang . Sebelum Tuan Ammar marah sebab lambat hantar baik pergi cepat ." Arah Mak teh yang merupakan senior maid dirumah itu .

" Aaa... baik mak teh ." Balas Liya dan dia terus mengangkat makanan itu naik keatas . Sesampai di muka pintu bilik , kelihatan Ammar sedang mengurut kaki Amanda dengan penuh kelembutan .

" Puan , waktu makan ." Ujar Liya lembut .

" Terima kasih , Liya ." Balas Amanda . Liya meletakkan makanan diatas meja sebelah Amanda .

" Sama sama puan ." Liya tunduk memberi hormat pada Amanda dan keluar dari bilik . Ammar langsung tak memerhatikan Liya . Untuk apa diperhatikan , isterinya jauh lebih cantik . Dah la nak boleh sorang ni pun penat berperang .

" Sayang , sini abang suap makan ." Ammar bangun dari hujung kaki katil dan berjalan duduk di sebelah Amanda . Kuah ikan stim dan nasi itu digaul , ikan stim itu dicubit dan diletakkan diatas nasi .

" Nah ." Ammar tersenyum manis sebelum menyuap Amanda . Amanda makan dengan lahap . Sungguh dia agak lapar dan sedikit penat akibat ubat ubatan .

Setelah beberapa suapan , dahi Amanda berkerut seribu . " Aa... abang... " Panggilnya . Pantas hal itu membuatkan Ammar bingung .

" Sayang ? Okey tak ni ?" Ammar meletakkan nasi itu diatas meja . Mata Amanda sudah terbeliak ke belakang .

" Sayang ?!" Ammar menggoncang tubuh Amanda . Buih buih sudah mula keluar dari mulutnya .

" Tuan ?! Kenapa ?!" Mak Teh masuk ke dalam bilik itu . Panik melihat keadaan Amanda yang mulutnya sudah berbuih .

" Sediakan kereta ! Sayang ?!" Ammar menggoncang lagi dan lagi tubuh Amanda . Semuanya panik . Ammir yang berada dibawah terkejut apabila Mak Teh berlari kearahnya .

" Tuan ! Tuan Ammar suruh sediakan kereta . Puan Amanda berbuih mulut !" Ammir yang sedang asyik menghisap rokok itu terus dia membuang rokok itu dan berlari memanaskan enjin kereta .

Semua lampu merah dirempuh oleh Ammir . Apabila melihat keadaan Amanda . " Apa yang jadi mar ?!" Marah Ammir .

" Aku... aku tak tahu Mir... Tadi aku suap dia makan nasi dengan ikan stim je !" Suara Ammar tergetar getar . Dia tak henti henti memeluk tubuh Amanda . Ammir terus berfikir .

SKIP

Setelah sampai di hospital . " Mar , kau jaga Amanda . Aku nak balik , nak check nasi tu ." Arah Ammir . Dia sudah merasakan sesuatu yang tidak kena sejak jemenjak ini dirumah itu .

Ammir langsung memecutkan keretanya pulang ke rumah . Sesampai dirumah , dia melihat Liya yang membawa turun nasi yang dimakan oleh Amanda sebentar tadi .

" Wait !" Sergah Ammir . Liya mula cuak . Takut namun cuba untuk bertingkah biasa .

" Ye tuan ? Ada apa ?" Soal Liya .

" Tu nasi Amanda kan ?" Soal Ammir . Wajahnya serius memerhatikan dulang makanan ditangan Liya .

" Ye tuan ." Balas Liya .

Ammir terus mendekati Liya dan memerhatikan makanan itu . Kelihatan normal namun Ammir tahu ada sesuatu yang tak kena .