Chapter 34

Drama Series 35153

Kereta hitam berkilat itu terparking didepan sebuah hotel mewah . Beberapa orang ternama juga turut masuk ke dalam .

Luth turun dari kereta itu setelah dibukakan pintu oleh driver setelah itu disusuli dengan Syazwa dibelakangnya .

Blazer hitam miliknya dibetulkan . Sama juga dengan Syazwa yang membetulkan tudung shawl hitam miliknya . Sengaja Luth memilih tema all black kerana mahu matching dengan Syazwa . Tidak pelik lah kalau diberi nama The Queen of The Black Hole pun . Memang dia sukakan hitam dan kegelapan .

" Kau sure pasal ni ?" Dia membisik pada Luth ketika sedang berada didalam lif berdua sahaja .

Luth memandang Syazwa dengan wajah yang bersinar bahaya . " are you underestimating me?" Luth berbisik pada Syazwa di telinganya . Syazwa cepat menjauh .

" Jangan terlalu dekat kalau kau taknak hilang jari kau ." Ugut Syazwa .

Luth hanya tersenyum nipis . Mata hijaunya terus menatap mata Syazwa .

" Aaaww... takutnya kena ugut dengan Queen... " Sengaja Luth mengejek Syazwa .

" but you have to remember that I am the King... " Dia mendekati tubuhnya pada Syazwa .

Syazwa tersenyum sinis . " And you need to remember that this Queen don't need the King... " Mata Syazwa tepat menatap mata Luth dengan penuh kekejaman .

" Aarhh... My Queen..we are here for a common purpose. Not to argue." Luth menjauhkan tubuhnya dan berdiri tegak kembali sambil membetulkan jam tangannya .

" Pegang jap ." Arah Syazwa sambil memberikan handbagnya pada Luth sebelum pintu lif terbuka .

Luth terus mengambil tanpa banyak bicara dan membiarkan Syazwa touch-up make-up dia .

Tepat sebelum pintu lif dibuka Syazwa mengambil kembali handbagnya dari tangan Luth dan Luth berjalan keluar terlebih dahulu lalu diikuti oleh Syazwa .

" Stay close to me ." Suara Luth perlahan sambil berjalan dan sekilas melihat Syazwa dibelakangnya .

" Well well well... Look what we have here... The Ice King from The Nightmare... " Sapa seorang lelaki paruh baya sambil tersenyum bahagia menyapa Luth .

Ekspresi wajah Luth sedikit dingin namun cuba untuk senyum . " thank you for inviting me to this party ." Luth bersalaman dengan lelaki itu secara formal .

" Aah... no need to thanks me... you are a great and important person, you should be invited ." Kata lelaki itu dengan wajah yang penuh kebahagiaan .

" Kenalkan , this is My Queen ." Syazwa sekilas memandang Luth dengan wajah terkejut namun tetap cuba untuk profesional .

Lelaki paruh baya itu sedikit terkejut melihat Syazwa . " Oh , Queen . I'm sorry... " Dia menghulurkan tangan untuk bersalaman dengan Syazwa namun dengan pantas tangan itu disambut oleh Luth .

" She's my Queen... Jangan nak sentuh sesuka hati ." Pandangan mata Luth tajam pada lelaki itu .

Tidak ramai tahu tentang kewujudan The Black Hole kerana agensi ini agak tersorok dari mata masyarakat .

" Oh... i.. I'm sorry... My King... come in... enjoy ." Ujarnya sedikit ketakutan .

Luth memandang Syazwa dengan pandangan dingin dan Syazwa pula memandang Luth dengan pandangan kosong . Syazwa mula berjalan didepan Luth namun dengan cepat tali handbag Syazwa ditarik .

" Jangan buat benda gila . Sini bahaya ." Mata Luth tajam . Wajah Syazwa bertukar geram namun hanya turuti sahaja . Benar juga kata Luth , sini bahaya kalau Luth mati pun at least dia still hidup .

SKIP

Husna tersedar dari lenanya . Dia merasakan suasana yang sedikit ganjil kerana berada di bilik barunya . " Ya Allah... " Guman Husna . Jam menunjukkan pukul 3:30 pagi . Husna bangun dari katilnya dan ke tandas untuk solat tahajjud .

Usai solat , dia mula membaca Al-Quran lagi namun kali ini dia mencuba mengingati hafalannya . Airmatanya menitis kerana ada yang dia masih ingat dan ada juga yang sudah samar dalam kepalanya .

Setelah selesai mengaji , Husna cuba membuka pintu biliknya namun terkunci . Telekung sembahyang nya masih berada di tubuhnya . Husna hanya terduduk diatas katil . Telefon pintarnya digapai . Aplikasi WhatsApp dibuka .

" Syazwan ( Suami )" Itulah nombor apa yang Husna save di telefonnya .

Dia melihat Syazwan yang online tiba tiba . Pantas dia keluar dari aplikasi itu . Takut pula dimarahi kerana bangun terlalu awal . Husna melihat ke arah jam di telefonnya ternyata sudah jam 4 pagi .

Kleck...

Kunci pintu bilik Husna dibuka dari luar . " Awak buat apa bangun awal awal ?" Soal Syazwan .

Husna langsung berdiri . " Aa... " Husna kaku sejenak . Syazwan memandang Husna dari atas ke bawah dan Husna mengenakan stokin .

" Dalam rumah pun bertutup bagai... Memang taknak saya sentuh langsung ke ?" Syazwan hanya tersenyum kecil . Dia tahu semuanya perlukan masa .

Husna hanya diam seribu bahasa . " Saya tahu awak tak selesa tapi awak bukan lagi aurat bagi saya . Buka la , takpe ." Ujar Syazwan . Husna ragu untuk membuka telekung itu . Tangannya seakan susah untuk menarik telekungnya .

Syazwan tersenyum nipis . Dia berjalan mendekati Husna lalu menarik tali telekung yang berada dibelakang kepala Husna membuatkan Husna terkejut . " Takpe , lama lama awak biasalah ni ." Dia hanya menatap Husna dengan senyuman manis namun Husna hanya membalas dengan kerutan dahi .

Dengan wajah yang seakan tidak rela dia menarik perlahan telekungnya tanpa sebarang suara . Setelah telekung itu terlepas dari kepalanya , Husna tertunduk
memandang lantai .

Syazwan tersenyum manis . " Cantik isteri saya ni... " Sekali lagi tangan Syazwan membuka pengepit rambut Husna membuatkan rambutnya jatuh berjuntai elok . Husna semakin terkejut .

Syazwan tersenyum manis . Dia mengusap lembut rambut Husna sebelum Husna berundur . " Saya tahu awak tak selesa . Saya buat macam ni..."

" Apa ? Awak buat macam ni untuk apa ? Untuk buat saya jatuh cinta dengan awak ? Paksa hati saya untuk terima awak ?" Mata Husna mula berkaca . Tak kuat lagi dia menahan sesak didada . Wajah Syazwan terus bertukar terkejut .

" Awak... bukan tu ma... " Belum sempat ayat itu habis .

Air mata Husna mengalir dipipi . " Saya takkan mudah untuk jatuh cinta pada seseorang dengan cara paksa macam ni... Awak tolong keluar... " Suara Husna bertukar sebak . Syazwan berundur beberapa langkah .

" Sa... saya minta ma... "

" Keluar... " Rayu Husna . Syazwan hanya mampu menuruti sahaja permintaan Husna . Sungguh dia tak terfikir pun kalau Husna bakal menangis seperti itu .

Setelah sahaja dia melangkah keluar dari bilik Husna . Langsung pintu didepannya ditutup rapat namun tidak dikunci . Husna duduk didepan pintu itu sambil memeluk lututnya .

" Ya Allah... kenapa aku... " Husna terus menerus menangis . Sungguh ini bukan apa yang dia harapkan . Syazwan hanya berdiri diluar tanpa suara . Dia mendengar tangisan Husna dan ribuan rasa bersalah menyelubungi dirinya .

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم mintak ii lah okey...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience