Crystal Chandelier yang tergantung diatas mereka itu menghiasi dan menambahkan lagi kemewahan restoran itu . Taklah pelik sebab yang datang pun bukanlah orang bawahan atau orang biasa .
Beberapa pemain alatan musik itu mula memaikan alatan muzik mereka . Dari violin , piano dan lain lain yang terus membuatkan suasana di restoran itu semakin terserlah kemewahannya .
Meja yang terletak betul betul dibawah chandelier yang mewah atau lebih dikenali dengan seat VVIP itu menjadi pilihannya . Alunan musik yang tenang itu terus memenuhi ruangan .
Kerusi itu ditarik perlahan . " Have a sit , My Queen ." Senyuman sengetnya bermain dibibir . Syazwa hanya menghela nafas dan duduk dengan elegant . Luth pula berjalan dan duduk didepan Syazwa .
Mata Sayzwa tak lepas memandang Luth . " Patutlah beria suruh aku bersiap bagai , ajak dating rupanya . Ces !" Getus hati Syazwa sambil memandang Luth tajam .
Luth tersenyum tipis melihat Syazwa yang terus merenungnya tajam . " What's wrong , my Queen ?" Soalnya sengaja mahu mengusik jiwa Syazwa .
Syazwa menjeling sedikit matanya . " Kenapa bawak kat tempat macam ni ?" Soal Syazwa sedikit kuat kerana latunan musik itu agak kuat .
Luth tersengih sejenak . " Tsk... why ? Can't I invite my queen to dinner with me ?" Mata hijau Luth tepat memandang ke arah mata Syazwa .
Syazwa menjeling dengan maksud untuk mengalihkan pertembungan mata antara mereka . " I'm not your Queen . I am a Queen in my own life ." Angkuh suara Syazwa .
Luth tertawa kecil dan matanya terus tertancap pada wajah jelita milik Syazwa . " you are very confident . I like that ." Suara serak Luth hinggap tepat ditelinga Syazwa .
Makanan yang entah siapa order itu tiba dimeja . " Huh ? Steak ?" Soal Syazwa pelik .
" Yes , do you like it ?" Sebelah kening Luth naik .
Syazwa menjeling matanya kearah Luth dan kembali melihat kearah steak itu . " Halal ?" Soal Syazwa ragu .
Luth tertawa kecil . " Of course halal . And don't worry , I only give you halal money ." Luth winking kearah Syazwa . Dahi Syazwa terus berkerut namun tangannya terus memotong daging steak medium rare itu dengan penuh elegant .
Satu suapan masuk dalam mulutnya . Luth hanya melihat Syazwa yang sedang meneka rasanya . " Is that good ?" Luth menelan air liurnya bukan kerana terliur tapi takut jika Syazwa berkata tidak sedap .
Syazwa melihat mata Luth sekilas dan mengangguk . " Boleh lah ." Balasnya selamba sambil terus memotong daging itu dan makan .
Luth tersenyum puas mendengar jawapan Syazwa dan dia pun memakan makanan iaitu rosted chicken . Alunan muzik itu menambahkan suasana yang cukup indah bagi Luth . Entah kenapa seakan hatinya sudah berpaut pada wanita didepannya .
Wajah itu direnung lembut . Namun Syazwa seakan tidak menghiraukannya .
SKIP
Pinggan mangkuk disusun rapi diatas meja hingga sebuah kereta masuk ke perkarangan rumahnya . Lampu kereta yang menusuk mata Syazwan sempat membuatkannya silau sejenak .
" Husna , ibu dah sampai ." Laung Syazwan dari meja makan utama .
Husna yang baru sahaja selesai membasuh tangan itu dengan cepat mengambil tisu dan mengelap tangannya lalu keluar berdiri di sebelah Syazwan .
" Awak okey , Sayang ?" Soal Syazwan sambil menarik lembut dagu Husna untuk melihat matanya . Mata bulat Husna memandang tepat mata coklat muda milik Syazwan dan mengangguk . Syazwan tersenyum lalu mengusap kepala Husna .
" Assalamualaikum !" Suara itu lembut menyapa telinga mereka .
Husna pergi terlebih dahulu untuk menyambut ketibaan mertuanya . " Wa'alaikumusalam , ibu ." Husna membuka pintu rumahnya .
" Ya Allah ! Menantu kesayangan ibu ! Rindunyaa !" Tubuh Husna dipeluk bahkan digoyang goyang sejenak oleh Datin Rahayu . Wajahnya jelas terlihat merindukan menantunya .
" Aih , rindu menantu je ke ? Anak ni tak ?" Soal Syazwan sambil berjalan kearah Ibunya .
" Tak , buat apa rindu kamu tu . Dari kecik lagi ibu dah tengok , bosan dah ." Bidas Datin Rahayu .
Syazwan hanya tergelak kecil lalu mencium tangan ibunya dan mencium kedua belah pipi ibunya . Husna berdiri ditepi sambil tersenyum manis melihat keakraban antara mereka .
" Jom makan , Ibu . Husna ada masak sikit ." Ajak Syazwan sambil tangannya melingkar pada bahu Husna .
Senyuman Datin pudar sejenak . " Husna masak ? Bukan kamu ? Kamu paksa Husna masak ke ?" Marah Datin Rahayu terhadap anaknya . Dia paling pantang kalau Syazwan menyuruh nyuruh Husna . Prinsipnya , isteri bukan pembantu rumah tapi isteri ialah seorang permaisuri yang harus diratukan .
Mata Husna terkejut lalu memandang Syazwan sekilas .
" Eh , bukan macam tu Da... ibu . Husna sendiri yang nak masak , Syazwan pun tolong... " Gagap Husna . Hampir sahaja terlepas panggilan itu .
Datin Rahayu menghela nafas lega . " Baguslah . Dah jom makan . Terima kasih menantu kesayangan ibu sebab dah masakan ." Datin mengusap lembut pipi Husna dan mereka pun berjalan kearah dapur .
SKIP
Husna duduk bersandar diatas katilnya sambil membaca novel miliknya . Angkara terlalu khusyuk sehingga tidak sedar kalau suaminya sudah duduk disampingnya .
" Awak ?" Panggil Syazwan membuatkan Husna terkejut .
" Eh ? Sejak bila awak duduk dekat sini ?" Soal Husna . Matanya memandang Syazwan atas bawah .
" Ahaha , dari tadi lagi . Awak tu je yang khusyuk sangat ." Syazwan mencuit pipi gebu Husna .
Husna hilang kata kata . Entah kenapa dirinya rasa ganjal berada disebelah seorang lelaki . Husna sedikit mengesot ketepi sambil meletakkan novelnya . " Ermm... saya... saya nak tidur dulu... " Ketar ketir tangan Husna dibuatnya . Husna berbaring membelakangi Syazwan .
Syazwan tertawa kecil melihat tingkah Husna . " Iyalah . goodnight , sayang ." Suara Syazwan lembut menyapa telinga Husna . Husna pula menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya . Entah kerana blushing atau apa . Dia terus tersenyum dibalik helaian selimut itu .
Husna cuba melelapkan matanya namun gagal . Dia menggapai telefon pintarnya dan mula scroll ig nya . Ribuan gambar bayi keluar di fyp nya pada malam itu . Tidaklah pelik mana tapi memang Husna yang suka tengok gambar baby sebelum dia tidur . Itulah rutinnya .
" Aarghh comelnya... " Husna berguman peralahan . Syazwan yang masih belum tidur itu mendengar kata kata Husna dan memilih untuk mengintip sedikit .
" Ohh... gambar baby... " Guman Syazwan dalam hatinya . Senyuman nakal bermain dibibirnya . Husna langsung tak sedar kalau Syazwan sedang mengintipnya dari belakang .
Tiba tiba tangan Syazwan melingkar pada perutnya . Husna kaku sejenak . " Nak satu ?" Soal Syazwan membuat wajah Husna langsung bertukar merah .
Perlahan lahan kepala Husna mengangguk tanda mahu . Syazwan tersenyum manis . Sudah tiba masanya untuk mereka merasmikan perkahwinan mereka .
SKIP
Tembakan demi tembakan dilepaskan oleh lelaki itu kearah satu patung yang tak bersalah . Wajah bengisnya jelas tertayang tanpa dia sedar .
BANG BANG BANG
Tak henti henti alunan muzik itu bergema . Asyraf hanya duduk di kerusi sambil mendengar setiap das tembakan yang keluar .
" Argh , shit !" Bengang Farhan apabila peluru itu habis . Dia memusingkan tubuhnya ke belakang dan terlihat adik angkatnya sedang santai duduk .
" Sejak bila lagi kau kat situ ? " Soal Farhan , suaranya cukup tegas . Sebelah keningnya diangkat namun tangannya terus menggapai magazine lain dan membuang yang sudah habis dan memasukkan yang baru .
Asyraf menghela nafasnya . " Baru je . Abang an ni asal ? Nampak macam marah naw tu ." Asyraf membuka tin minuman soda itu lalu meneguknya .
Farhan hanya menjelingnya sekilas . " Kau nak apa datang sini memalam buta macam ni ?" Soal Farhan tegas sebelum beberapa das tembakan dilepaskan lagi .
BANG BANG BANG !
Bunyi yang memekit telinga itu lagi sekali bergema . Asyraf tak menjawab soalan Farhan kerana menunggu dia melepaskan tembakan itu .
Setelah Farhan berhenti barulah Asyraf menjawap . " Abang An yakin ke Si Syazwan tu mampu jaga Kak Na ?" Soal Asyraf .
Farhan berpusing dan meletakkan senjatanya diatas meja dan duduk disebelah Asyraf . " Kau asal tanya ?" Soal Farhan sebelum membuka tin minuman soda yang lain dan meneguk .
" Tak lah , tengok macam takde harapan je Kak Na dengan dia... " Balas Asyraf sambil mengusap kedua belah tangannya .
Farhan menjeling Asyraf dengan jelingan maut . " Kau tak payah nak jadi batu api dekat sini . Sekarang yang ada hak atas Husna ialah suami dia , Syazwan . Bukan aku ." Tegas Farhan kemudian meneguk air itu lagi .
Asyraf menghela nafasnya . " Ye , asy tahu bang... tapi kalau kak Na tak bahagia , macam mana ?" Dia bersandar pada kerusi sambil menatap abangnya .
Farhan meletak tin minuman itu diatas meja . Kekesalan jelas terpancar diwajahnya . " Macam mana kau tahu yang Kak Na kau tu tak bahagia ? Kau duduk serumah ke ? Tak kan ? Jangan nak memandai . Balik !" Jerkah Farhan kesal . Jujur , dia juga risaukan adiknya perempuan satu satunya itu yang telah dia jaga bagai berlian .
Namun apakan daya dia . Kini berlian itu ditelah dimiliki oleh orang lain .
Asyraf menjeling Farhan . Dia bangun dari kerusinya dan berlalu pergi . Farhan hanya melihat sekilas ke belakang . Membiarkan si Asyraf pergi . Dia meneguk sekali lagi untuk menghabiskan air itu .
SKIP
Lena Husna diganggu dengan sesuatu . Entah apa yang menganggunya juga tak tahu . Matanya digosok . Dia memusingkan kearah belah kirinya namun tiada sesiapa yang berada disitu . " Mana dia pergi ?" Soal Husna perlahan
Perutnya masih terasa senak akibat perbuatan Syazwan namun Husna hanya tersenyum nipis mengingat kejadian itu . " Eish , ya Allah !" Gumannya . Malu sendiri apabila mengingati kejadian itu . Arghh ! Malu !
Husna bangun pergi ke tandas dan setelah selesai melepaskan hajat , Husna melangkah keluar dan melihat Syazwan yang duduk di atas katil menunggunya . " Sayang ? Awak okey ?" Syazwan langsung berdiri dan mendekati Husna apabila melihat Husna keluar dari tandas .
Husna tersenyum malu . " Aarr... saya okey... awak pergi mana tadi ?" Soal Husna cuba mengawal situasi .
Syazwan menghela nafas lega . " Alhamdulillah , awak okey . Maafkan saya kalau saya kasar sangat... Tadi saya pergi minum air . Awak nak air ?" Soal Syazwan sambil memegang tangan Husna . Matanya lembut memandang mata Husna .
Husna hanya mampu terdiam sejenak memandang ketampanan lelaki itu . " Aa... takpelah... saya boleh ambil sendiri . Awak rehatlah... " Husna tersenyum nipis . Segan woi !
" Takpe , saya pergi ambilkan kejap . Awak duduk lah dulu ." Syazwan menarik tangan Husna untuk duduk diatas katil lalu dia pergi mengambil segelas air untuk Husna .
Husna hanya mampu pasrah sahaja . " Nah , air untuk awak ." Tiba tiba lelaki itu muncul . Bapak laju ! Husna menoleh melihatnya dan mengambil gelas air itu dari tangan Syazwan . Syazwan pula mengambil bahagian untuk duduk dibirai katil sebelah Husna .
" Thank you... " Husna meneguk air itu perlahan . Syazwan hanya tersenyum manis melihat Husna yang sudah menjadi miliknya seutuhnya . Husna meletakkan gelas air itu diatas meja sebelah katilnya .
" Your welcome , Sayang ." Syazwan menarik tangan kanan Husna dan menciumnya . Wajah Husna bertukar merah kerana malu .
" Arr... awak , jom tidur... dah lewat ni... " Husna canggung . Padahal sudah rasmi jadi hak milik pun masih lagi segan silu . Husna membaringkan tubuhnya tegak memandang syiling bilik itu .
Syazwan tersenyum lalu mengangguk . Dia naik dan duduk di sebelah kiri katil . " Goodnight , sayang ." Syazwan mengusap lembut kepala Husna sebelum dia juga berbaring .
" Goodnight... abang... " Perlahan suara Husna menyebut perkataan ' abang ' lalu tubuh berpusing membelakangi Syazwan dan tersenyum sendiri . Syazwan yang mendengar Husna yang kini sudah memanggilnya dengan panggilan seperti itu jelas membuat wajahnya turut bertukar merah . Sempat dia melirik sekilas .
Dua dua blushing . Cies !
SKIP
Syazwan tersedar dari lenanya angkara cahaya matahari yang memancar menyilaui matanya . Perlahan dia cuba membuka mata dan melihat suasana sudah terang .
" Shit ! Terlajak subuh !" Gumannya dalam hati . Dia merasakan satu beban di tangan kirinya dan melihat kalau Husna yang tidur diatas lengannya . Syazwan tersenyum nipis .
Matahari yang memancar tepat diwajah Husna membuatkan serinya bertambah . " Sunshine... " Syazwan tersenyum dan memgusap lembut pipi Husna yang sedang tertidur lena .
" Sunshine... bangun sayang... " Dia mencubit lembut pipi Husna untuk mengejutkannya bangun .
Wajah Husna berkerut kerana diganggu tidurnya . " Erhmmm " Husna berpusing tubuhnya kearah lain .
" ya Allah... ahaha... comel je ." Syazwan hanya mampu tertawa melihat kerenah Husna yang mengantuk berat itu . Dia cuba mengalihkan tangannya dari menjadi bantal untuk Husna . Perlahan lahan dia menarik .
Berjaya ! Argh... lenguh tangannya namun tidak mengapa selagi yang tidur diatas lengannya itu ialah isterinya dan bukan perempuan lain .
trouble will begin...
Share this novel