Knock knock...
" Nana ?" Suara lembut dan halus itu memanggil Husna .
Mata yang masih berkaca itu memandang kearah Papa . Dengan keluhan kecil , kaki itu melangkah masuk kedalam bilik Husna . Duduk disebelahnya .
" Papa..." Kepala Husna disandarkan pada dada Papa .
" Shh... Papa tahu semua tu berat... tapi tu bukan salah Nana . Ajal maut semua berada dalam genggaman Allah . Kita hanya mampu redha saja ." Tangan papa mengusap lembut bahu Husna .
SKIP
Syazwan menunggu tetamunya di lobby syarikat miliknya itu . Dia hanya duduk disofa sambil membelek belek buku dan kertas untuk meeting nanti .
Melihat seseorang yang berpakaian formal dan berjalan kearahnya . Syazwan tersenyum manis menyambut kehadiran .
" Ahh... Tuan muda ! I'm sorry . I'm late ." Tangan mereka saling berjabat .
" It's okey Dato . Jom kita keatas . Everything is ready ." Ajak Syazwan .
" Oh yeah , let's go ." Tangan Dato' Sri Ashim menepuk perlahan belakang Syazwan .
" Oh , before that . My sweet daughter . Pergi lah nak jalan jalan ke mana mana pun . This is my card credit , buy whatever you like ." Dato memusingkan badannya dan memberikan kad kredit yang merupakan black card kepada anak perempuannya itu .
" Eh , takpe la Papa . Nana tunggu sini je . Takut nak gerak mana mana ehehe... " Segan Husna menolak black card yang diberi oleh papanya .
" Oh... alright . Wait for me here , okay ?" Tubuh Dato' seri Ashim yang menutupi pemandangan Syazwan kepada Husna itu jelas membuatkan Syazwan tertanya dengan suara yang dia kenali .
Dahi Syazwan berkerut seketika sebelum Dato Ashim mengalihkan badannya dan membuat Syazwan dengan Husna saling bertatapan .
" Eh ? Husna ?" Syazwan kaku seketika .
" Syazwan ?" Mereka saling menatap antara satu sama lain .
" You two know each other ?" Soal Papa kebingungan seketika . Tangannya memegang lembut belakang Husna .
" Yeah , kami jiran kat kampung . Tak sangka jumpa kat sini . Hahaha.. " Husna tersenyum seketika . Dia mengikut Papanya ke sana juga hanya kerana terpaksa . Tiada pilihan lain daripada ditinggal sendirian.
" Oh... let's go . Kita dah lambat ." Pandangan Papa kembali kepada Syazwan dan mereka menaiki lift naik keatas . Sebelum menaiki lift , Syazwan sempat menoleh kearah Husna yang mengambil tempat duduk disofa .
SKIP
Setelah beberapa lama Husna menunggu disofa dengan dikawal ketat oleh bodyguard Papanya juga dia tidak tahu .
" Hmm... lama lagi ke... " Keluh kecilnya . Husna cuba menoleh kebelakang menanti kehadiran papa .
" Sabarlah . Sikit lagi Dato' siap la tu ." Balas salah seorang bodyguard Papanya .
Husna hanya mengangguk dan bermain telefonnya .
SKIP
" Terima kasih Dato' sebab sudi datang ." Dua tangan yang menyatukan dua company besar di negeri itu saling berpautan .
" Haha , sama sama . In sya Allah , kalau ada rezeki kita jumpa lagi ." Balas Dato' Ashim .
Mereka berjalan ke lobby yang dihiasi pelbagai hiasan mewah itu .
" My daughter , let's go . I'm sorry made you waiting for me ." Papa yang muncul di sebelah Husna membuatkan Husna tersenyum lebar .
" Papa... It's fine ." Tubuh Papa dipeluk oleh Husna .
" Tuan Muda . Kami pergi dulu ." Senyuman manis papa hadiahkan pada Syazwan .
" Baiklah , Dato . Hati hati . Assalamualaikum . And Husna , jumpa kat kampung nanti ." Senyuman yang Syazwan berikan pada Husna mempunyai seribu satu maksud tersirat .
" Aaa.. Baiklah , bye . Assalamualaikum ." Balas Husna gagap . Entah kenapa dia merasakan kurang selesa dengan keadaan itu .
Syazwan mengangguk dan melihat dengan tatapan yang agak tajam pada Husna yang sedang berjalan pergi bersama Papanya .
" Kau milik aku ." Gumannya sendiri lalu pergi meninggalkan tempat itu setelah Husna hilang dari pandangannya .
SKIP
" Papa duduk sini elok elok tau . Jangan lupa makan ubat . Jangan lupa tido awal . Papa bukannya muda lagi nak berjalan malam malam . Ingat tu ." Bebel Husna sambil menyalami tangan Papa dan mencium pipi Papa .
" Iyaa , papa ingat . Ni kamu ni . Jaga diri elok - elok ." Balas Papa sambil mengusap lembut kepala Husna .
" Iya Pa . Baiklah . Assalamualaikum ." Balas Husna sambil menaiki kereta bersama dengan Ammir untuk ke airport .
" Bye , hati hati , Mir . Kau bawak anak dara papa tu !" Pesan Papa pada Ammir yang menjadi drive tidak berbayar Husna .
" Hahaha , sayang betul anak perempuan dia ni sorang . Iya pa , Ammir tahu . Assalamualaikum ." Ammir tersenyum senget kepada Papa sebelum roda kereta itu bergolek .
Tangan Husna di lambai lambai sebelum keluar dari rumah yang gah dan mewah itu . Senyuman Papa muncul seketika sebelum rombongan motor geng Ammar sampai .
" Dari mana ke mana ?" Soal papa tegas pada Ammar .
" Baru settle urusan gengster tak guna kat lorong tu ." Balas Ammar sambil membuka helmet nya . Ammar memberi isyarat pada orang-orang nya untuk pergi sahaja .
" Isteri kamu tengah mengandung tau . Jangan buat benda bukan bukan yang dapat bahayakan isteri kamu tu . Faham ?!" Tegas Papa .
" Iya Pa . Ammar faham ." Ammar tertunduk .
Sifat Papa berubah 360° setelah Husna keluar dari rumah itu . Papa akan menjadi baik bahkan lemah lembut pada menantu , anak perempuan dan cucunya sahaja namun tidak dengan anaknya .
hi , assalamualaikum ! :3
Share this novel