Kereta mewah itu masuk ke sebuah rumah gah yang tak pernah dilihatnya sebelum ini . " Awak... ni rumah siapa ?" Soal Raisya . Takut pula dia Ammir membawanya ke suatu tempat yang cukup asing baginya . Air liurnya ditelan terasa kelat .
" Rumah kita ." Balas Ammir sambil senyum menggoda pada Raisya . Wajah Raisya bertukar berkerut melihat Ammir yang bertingkah aneh . Tawa Ammir pecah sejenak . " Takdelah . Ni rumah family I . Let's go . Meet my parents and my family . I hope you tak tertukar bakal suami dengan someone ni... " Suaranya diperlahankan .
Tanpa menunggu Raisya membalas , Ammir terus keluar dari kereta dan Raisya hanya terdiam memikirkan ayat Ammir . Tertukar ? Bakal suami ?
Tiba tiba pintu kereta belah Raisya dibuka membuatkan Raisya sedikit terkejut . Namun dirinya tak berkata apa apa . Sebaik sahaja kakinya melangkah keluar , matanya tertumpu pada puluhan bodyguard yang menjaga kawasan rumah itu . Ribuan persoalan terus bermain di mindanya .
" let's go , sayang ." Ajak Ammir . Namun Raisya dengan cepat menarik baju Ammir . " Wait ! Kenapa saya kena jumpa parents awak ? Eh kejap ! Awak panggil saya apa tadi ?!" Soal Raisya padanya , keningnya berkerut seribu .
Ammir tersenyum lalu dia mendekat pada Raisya . " Because I want my parents know if someone has won my heart ." Senyumannya bertukar makin lebar manun berbeza dengan Raisya . Matanya membulat terkejut .
" Huh ?! Won your heart ? What... what do you mean ? Soal Raisya lagi . Ammir hanya melontarkan senyuman manis .
Dia mendekatkan wajahnya dengan Raisya dan berbisik . " You will know if you follow me inside ." Matanya tepat memandang anak mata Raisya .
SKIP
Kesibukan anak buahnya hanya diperhatikan dari atas . " Well now nampaknya makin benari diorang seludupkan najis najis ni dalam negara . Even though dah kena sita berpuluh kontena sekali pun ." Wanita yang berada disebelahnya itu ditatapnya sekilas .
" What can we say ? Selagi ketua dia kita tak cekup , and this shit activity cannot be stopped ." Balasnya dengan suara dingin . Mata hijaunya sekali lagi melirik pada wanita itu .
" Farah , can i ask you something ? But... This is more personal... i hope you are comfortable ." Soal Luth pada Farah .
" Yes , king ? What is it ?" Tubuhnya tegak menghadap Luth .
" You ada apa apa hubungan ke dengan ALH ? I'm sorry for asking . But... i just look like... " Belum sempat Luth menghabiskan ayatnya .
" No , I takde apa apa hubungan dengan dia . Macam you tahu , he's my boss , just like you and Syazwan ." Cepat Farah memotong . Luth hanya mengangguk faham .
" Okey if you say so . But he is a good person i that I have ever met . I tengok you dengan dia... " Sekali lagi tak sempat Luth menghabiskan ayatnya .
" King ! Sistem data kita kena hack !" Panik salah seorang anak buahnya lintang pukang kearah Luth dan Farah .
Dahi Luth dan Farah sontak berkerut . Ketiga tiganya langsung berlari ke base data yang ada di pangkalan tersebut . Sebaik sahaja tiba di data base , kedua dua antara mereka melihat tempat itu yang sedang huru hara . Segala huruf dan nombor yang berada di layar besar itu hanya berwarna merah .
" Luth ! Sini !" Jerit Adila yang sedang mengadap sebuah laptop . Langkah Luth dan Farah gercap kearah Adila .
" Code ni , code yang mendominasi sistem kita sekarang . Dan aku hanya dapat detect kalau code ni berasal dari Itali... " Jeda seketika mereka semua . Bagai kaku mendengar negara yang baru sahaja disebut oleh Adila .
Setelah beberapa saat jeda , Luth mengambil alih computer Adila dan mula untuk menyekat hacker daripada mencuri data mereka . " Farah , i need a backup !" Arah Luth . Farah mengangguk dan Hanif langsung ke posisinya untuk membantu Luth .
Keyboard ditekan dengan pantas . " King , kita ada 25 second !" Khaz memberi masa yang tertera disitu sebelum segala data maklumat hilang .
Tangan Luth pantas menekan segala coding coding untuk menyelamatkan data maklumat milil mereka . " 15 second left !" Jerit Khaz lagi .
Farah yang berada di belakang Luth terus mencuba untuk membantu Luth . " 10 second left !" Mereka terus berusaha semaksima mungkin .
" 5... " Segala urat dan peluh timbul didahi Luth
" 4... "
" 3... "
Debaran antara mereka semua semakin terasa . " 2..." Nafas mereka terasa ingin terhenti .
" Done !" Jerit Luth kembali sebelum sempat kiraan itu pergi kepada satu .
Skrin besar di dinding itu telah bertukar hijau dan kembali normal . Tepukan gemuruh dan nafas lega dapat dihembuskan oleh mereka semua .
" We did it !" Jerit Khaz sambil menepuk bahu Hanif . " Alhamdulillah... " Hanif meraup wajahnya dan menghembuska nafas lega .
Farah melihat Luth yang seakan kehabisan nyawa itu hanya memberi senyuman . " King ." Farah berjalan mendekati Luth .
" Farah... " Dengan cepat Luth bangun dan membetulkan kolar bajunya . Kena act cool... kalau tak hilang nanti gelaran IK .
SKIP
Hampir saja meja pejabat itu terbalik angkara amarahnya . " Korang ni buat kerja ke tak ?!" Jerkahnya . Urat didahinya muncul angkara marah .
Kedua lelaki itu hanya mampu kaku dan tertunduk didepan boss mereka . " Ka... "
BANG !
Belum sempat dia menghabiskan kata kata itu , tubuhnya jatuh menyembah bumi . Salah seorang lagi disebalahnya kaku melihat kejadian itu .
Darah dari orang sebelahnya tersimbah hingga mengenai kakinya .
" Mahal tau aku bayar korang... tapi... Satu hapak pun tak dapat !" Marahnya lagi sebelum menghalakan pistolnya kearah lelaki satu lagi yang masih berdiri tercengang disana .
Matanya sudah membulat ketakutan . " Dan... langsung tak berbaloi... "
BANG !
Peluru ke dua dilepaskan tanpa ragu dan tepat mengenai lelaki itu di kepala . Kedua dua hacker yang di bayarnya tewas ditangan . Pistolnya di lontarkan ke tepi . Anak buahnya mengheret kedua dua tubuh yang tak bernyawa dan berlumuran darah itu keluar dari bilik .
Punggung nya dilabuhkan di atas sofa dan segelas whiskey diteguk ya rakus . " Kau sabar , Luth... Mungkin kau selamt sekarang tapi... tak dengan orang yang kau sayang dan kau kenal ." Senyuman senget muncul di pipinya .
Share this novel