Sudah hampir 2 bulan lebih berlalu , nafsu makannya terus meningkat dan sama juga berat badannya . Syazwan hanya terus menatap wajah gebu Husna yang sedang leka menyatap makanannya tanpa menghiraukan suami didepannya .
" Sunshine... " Tegur Syazwan membuat Husna memandang Syazwan dengan tatapan bertanya namun ayam di tangannya masih menyuap mulut sendiri tanpa henti .
" Sejak jemenjak ni... abang tengok sayang kuat betul makan... Sayang okey tak ?" Soal Syazwan . Risau pula dia melihat isterinya yang makan seakan membela saka .
Husna tersengih bagai kerang busuk . " Ehehe... entahlah... saya rasa saya still lapar even dah makan spaghetti tadi..." Husna menghabiskan ketulan ayam terakhir di pinggangnya . Takut pula di rembat Syazwan .
Syazwan hanya tersenyum melihat selera Husna yang meningkat . Hanya saja kerisauan yang melebih . Mungkin tiada apa yang harus difikirkan .
Salah seorang pelayan kedai itu berjalan kearah meja sebelah Husna dengan sepinggan nasi goreng belacan ditangan . Sebaik sahaja menghidu bau itu . Secara tiba tiba Husna merasa kurang selesa .
" Abang... " Panggilnya . Wajahnya berubah seakan menahan mual .
Syazwan dengan cepat meraih tangan Isterinya . " Sayang kenapa ? Okey tak ?" Wajahnya cukup cemas .
Husna cuba menahan mualnya . " Jom balik... " Ajak Husna . Dirinya bagai tak keruan .
Syazwan dengan cepat bangkit dari tempat duduknya lalu mengambil handbag Husna . " Jom sayang... " Tangan Husna dipimpin erat .
Sebaik saja tiba di dalam kereta . " Awak , jom gi pantai... " Ajak Husna tiba tiba . Tadi bukan main lagi tak keruan mahu pulang .
" Eh ? Awak okey tak ni ? Tadi ajak nak balik ." Soal Syazwan sambil merenung wajah Isterinya .
Husna pula dengan santai touch-up lipstick di bibirnya . " Tu tadi... Sekarang dah okey... Nak tak gi pantai ?" Soal Husna kembali seakan tidak bersalah .
Syazwan hening sejenak sebelum sambung bertanya . " Bila last awak period ?" Dengan cepat Husna menoleh kearah Syazwan . Pelik dengan soalannya namun dia juga baru sadar kalau sudah lama dia tidak datang bulan .
SKIP
" Abang aku mungkin kalah dengan diorang... tapi tak dengan aku... " Mata itu tajam merenung langit .
Kopi diatas meja itu diteguk perlahan oleh wanita berlipstick merah . " Aku harap plan yang kau buat ni berhasil . Tak macam abang kau ." Sindirnya . Hembusan nafas lelaki itu bertukar geram . Langkah kakinya cepat berjalan kearah wanita itu lalu pipinya dicekap .
" watch your mouth . Remember who you are talking with ." Matanya kasar memandang wanita itu . Cengkaman di pipi wanita itu dilepas . Tubuhnya kembali tegak . Blazernya dibetulkan .
" Ergh... " Tangan wanita itu mengusap pipi sendiri .
" Lagi tujuh bulan aku akan balik Malaysia . Prepare everything ." Pesannya sebelum wanita itu bangun dan melangkah keluar dari bilik.
" We'll meet again... Husna ." Gumannya . Bibirnya senget . Wajah bengisnya semakin jelas . Dendam untuk abangnya jelas bakal dibalas pada mangsa keadaan . Dan segala sesuatu yang dipegang oleh Husna dia bakal rampas . Satu per satu...
SKIP
Hampir saja dia melompat dalam biliknya . " Nana ! Betul lah ni ?! Abang An akan dapat anak buah ?!" Perasaan bahagia atau menangis menjadi satu dalam hatinya .
Suara dihujung talian itu tertawa kecil . " Iya , abang... Dah dua bulan dah . Mula mula Nana tak rasa apa apa pun tapi Syazwan yang sedar . Tu yang dia bawak pergi check up tu . End up he's right ! I'm pregnant !" Teruja juga Husna menceritakan segalanya .
Maklumlah , hanya Farhan saja yang ada sebagai keluarga asalnya dan hanya Farhan pula satu satunya abang yang dia ada .
Farhan tersenyum manis . " Nana jaga diri elok-elok... Jaga makan , jaga minum . Jangan makan benda pelik pelik ." Pesan Farhan layaknya seorang abang . Walau apa pun Farhan tetap mengambil berat tentang adiknya . Tidak akan terputus hubungan adik beradik itu walaupun saya daripadanya dibawa pergi oleh sang suami .
Husna hanya mengangguk mendengar omelanya abangnya . " Iya abang . Dah , pergi lah rehat . Abang An cuti pun hari ni sehari je kan ?" Pemandangan di balkoni bilik itu dinikmati olehnya .
" Iya , jaga diri tu . Kirim salam dengan Syazwan . Assalamualaikum ." Balas Farhan .
" Okey , wa'alaikumusalam ." Panggilan itu dimatikan . Sebaik saja Husna menoleh ke belakang , tubuhnya berlanggar dengan tubuh sasa itu .
" Allahuakbar !" Hampir saja Husna terjatuh namun sempat Syazwan memeluk tubuh Husna .
Tangannya melikar di pinggang Husna . " Eh , sayang ! Maafkan abang... " Husna cuba stabilkan dirinya .
Husna memghela nafas lega . " Abang ni , terkejut saya ." Marahnya namun dengan nada cukup lembut .
Syazwan mengusap lembut belakang tubuh Husna . " Iyalah maafkan abang... Sunshine borak dengan siapa tadi ?" Kiri kanan Husna ditahan oleh lengan Syazwan .
Husna santai berpaling kearah pemandangan . " Dengan abang An . Dia kirim salam kat abang ." Wajah Syazwan dia sandarkan pada bahu Husna . Pipi gebu Husna dicium berkali-kali olehnya . Menghidu bau kegemarannya . Bau minyak yuyi...
" Wa'alaikumusalam... " Syazwan menjawap salamnya . Tangan Syazwan beralih melingkar di pinggang Husna lalu mengusap perut Husna . " Baby kita macam mana ? Okey tak ?" Soal Syazwan .
Husna menjeling mata kearah atas . " Sikit sikit tanya baby , sikit sikit tanya baby... cuba lah tanya mak dia jugak..." Jari jemarinya ditilik sengaja mahu merajuk . Syazwan hanya mampu tertawa pasrah .
" Iyalah , iyalah . Sayang abang ni okey tak ? Ada craving apa apa ? Hmm ?" Tubuh chubby Husna dipeluk semakin erat .
Husna pula tersenyum puas . Suka pula dapat mengusik suami sendiri . " Tadi ada sekarang takde ." Sengaja dia mahu mengusik suaminya .
Namun , dari kejauhan terlihat senyuman sinis terukir dibibir . Hoodie berwarna hitam yang dikenakan memudahkan dia untuk berselindung dibalik gelap malam . " Berbahagialah sekarang...Tapi masa bahagia untuk korang berdua takkan lama ." Dibalik pohon besar itu dia hilang entah kemana . Ghaib bagai ditelan bumi .
" Abang nak tahu satu benda tak ?" Soal Husna sambil menyandarkan kepalanya di sebidang dada milik Syazwan .
Syazwan mengusap lembut belakang tubuh Husna . " Apa dia sayang ?" Dagunya ditelakan diatas kepala Husna .
" Saya rasa beruntung sangat... beruntung untuk dapat abang sebagai suami saya dan sekarang saya percaya... Kalau abang tercipta hanya untukku... Dan selamanya milikku . " Ukiran senyum manis tergores dibibir Syazwan .
" Sayang janji dengan abang boleh ?" Soal Syazwan . Sambil menolak sedikit tubub Husna menjauh agar dapat dia melihat wajah Husna .
Husna memandang tepat dimata suaminya . " Apadia abang ?" Soal Husna .
" Janji dengan abang yang sayang akan sentiasa percayakan abang... Walau apa pun abang buat ." Matanya dipenuhi sinar harapan .
Husna seakan bingung sejenak . " Eemm... apa maksud abang ?" Fikiran Husna cuba memproses maksud yang tersirat .
" Listen to me... Abang takkan biarkan apa jadi pada sunshine and our little sun . " Lengan Husna digenggam lembut . Kening Husna terangkan sejenak .
Syazwan menarik nafas dalam . " Sebab apa pun yang jadi... Abang akan pertaruhkan nyawa abang sendiri . Jadi sayang tolong... Tolong jaga ada sedikit pun keraguan pada abang ." Hidung antara Husna dan Syazwan saling bersentuhan .
" Saya janji... " Ucapan Husna yang membuat Syazwan mampu menghela nafas lega . Syazwan mula mencium dahi Husna dan sedikit demi sedikit turun ke pipi kiri dan kanan lalu berakhir di bibir Husna .
Share this novel