Pipi itu saling berlaga diantara mereka . Senyuman terukir jelas dibibirnya . " Ibu balik dulu tau , Husna . Syazwan , jaga Husna baik baik ." Pesan Datin Rahayu sambil menjeling tajam anaknya .
Syazwan hanya mampu menghela nafas sambil tersenyum kelat . " Iya ibu , Wan tahu . Dah . Hati hati kat jalan tu ." Balas Syazwan sambil mengucup pipi Datin Rahayu .
" Ibu jaga diri tau . Nanti singgahlah lagi bila bila ." Husna memandang wajah Datin Rahayu dengan lembut .
Lengan Husna diusap lembut oleh mertuanya " Iyalah , assalamualaikum ." Datin melangkah masuk ke dalam kereta kemudian berlalu pergi . Kereta Alphard yang dinaiki oleh Datin itu keluar dari pagar rumah milik Syazwan dan menghilang dari pandangan mereka .
Syazwan dan Husna hanya melihat sahaja kereta itu hilang dari pandangan mereka . Suasana hening sejenak .
Syazwan meraih tangan Husna dan menarik Husna dalam pelukannya . " Sunshine... abang ada kerja kat luar . Sunshine ada nak apa apa ?" Soal Syazwan sambil mengusap lembut kepala Husna .
Husna hanya menikmati pelukan itu . " Eemm... Takde kot . Saya pun ingat nak keluar . Boleh ?" Soal Husna sambil membuat wajah comelnya . Pertama kali Syazwan melihat wajah itu membuatkan pipinya memerah sedikit.
" Boleh... " Syazwan mencium dahi Husna sebelum melepaskan pelukannya . " Sunshine nak keluar nanti dengan sapa ?" Soal Syazwan sambil menggenggam tangan Husna dan menuju ke sofa ruang tamu untuk duduk .
Husna dan Syazwan duduk di sofa . Tangan Husna langsung tidak dilepas oleh Syazwan . " Ingat nak keluar dengan Adila tapi Adila pun cakap dia busy , so... saya rasa saya keluar sorang je kot ." Jelas Husna . Mata Syazwan ditenung lembut oleh Husna . Ya Allah , handsomenya laki sendiri ! Tapi tak Husna tahu kenyataan sebenar .
SKIP
Parang ditangan dihayun beberapa kali sebelum beberapa tebasan yang dibuat memercikkan darah ke merata tempat . Senyuman senget terbelah dibibirnya .
" Hm... " Jasad yang terbaring tak bernyawa itu ditatap dengan tatapan bahagia . Parang ditangan di lemparkan di depan anak buahnya yang lain .
Tawanya pecah sejenak . Puas hatinya . " Tu lah akibat apabila kau belot... " Sarung tangan getah hitam yang melekat pada tangan itu dibuka . Beberapa anak buahnya yang lain hanya mampu menelan air liur yang terasa kelat .
Dia membetulkan tali lehernya dan mengesat percikan darah yang melekat pada wajah . Puas hatinya . Hela nafas berat dihembus keluar sebelum bahunya ditepuk . " Tuan , Puan call ." Suaranya sedikit ketar namun cuba untuk profesional apabila berdepan dengan boss .
Tanpa banyak bicara dia terus mengambil telefon ditangan anak buah nya itu dan mengangkat panggilan . " Ye , sayang ? Ada apa ?" Soalnya lembut .
Suara dihujung talian kedengaran cukup bingit . " Assalamualaikum , abang . Saya dekat mall... saya nak balik tapi taxi xde... awak kat mana ?" Suara Husna lembut bertanya . Sejujurnya dia tak mahu mengganggu suaminya tapi apakan daya . Sudah buntu juga dia .
Syazwan tersenyum senget . " Wa'alaikumusalam , sunshine . Boleh , sayang . Nanti abang sampai ya . Tunggu abang kat sana ." Syazwan hanya merenung jasat tak tak bernyawa terbaring diatas lantai sambil dilumuri darah itu .
Telefonnya dimatikan lalu di hulurkan kembali pada anak buahnya . " Settle kan ." Arah Syazwan pada anak buahnya .
Perempuan yang duduk di kerusi itu hanya merenung tajam Syazwan . Dari tadi dia hanya diam dan menyaksikan sahaja adegan yang seram Syazwan lakukan .
" Sampai bila ?" Tiba tiba dia bersuara setelah sejam lebih dia hanya berdiam diri di atas kerusi itu .
Langkah Syazwan terhenti . " Sampai tiba , apa ?" Syazwan bertukar arah berjalan mendekatinya . Mata Syazwan tajam memandangnya .
" Sampai bila kita perlu rahsiakan benda ni dari Husna ? Sampai bila kita perlu berlakon ?" Lantang suaranya bertanya pada Syazwan . Dia langsung tak berdiri apabila Syazwan mendekat .
Bibir Syazwan senget sebelah . " Sampai tiba masanya ." Perlahan suaranya seakan mengancam .
Adila menghela nafas berat . " Kau tak rasa bersalah ke mainkan perasaan dia ? Kau sebenarnya bukan nak sangat pun dekat dia ." Kedutan muncul didahinya .
Syazwan tersenyum sinis . " Tu semua bukan urusan kau . Kerja kau hanyalah untuk menjaga Husna . Apa apa jadi pada dia... " Suaranya semakin garau .
" Kau yang aku cari ." Sambungnya sebelum dia pergi meninggalkan ruangan itu . Adila memukul pehanya sendiri angkara geram .
SKIP
Cepat kakinya melangkah keluar dari shopping mall itu . Seakan sedar akan sesuatu yang tidak kena .
Honda Civic berhenti tepat didepannya . Senyum manis tergores di bibirnya . Baru saja dia mahu membuka pintu sosok tubuh Syazwan keluar . " Sunshine tak beli apa apa ke ?" Soal Syazwan apabila melihat ditangan Husna kosong tanpa apa apa melainkan satu cup air .
" Ermm... Tak... " Balas Husna canggung . Dia tak beli apa apa pun , hanya pusing pusing saja . Ada pun dia hanya membeli secawan Capuccino kegemarannya . Syazwan memandang Husna sekilas . Jarang lah perempuan tak shopping kalau dah masuk mall .
" Sayang taknak shopping apa apa ke ? Kalau nak boleh je abang parking kan kereta then kita masuk shopping sama sama ." Suaranya lembut bertanya .
" Erm... takpelah . Saya dah penat jalan jalan . Jom balik ." Ajak Husna . Dengan pantas Syazwan membukakan pintu keretanya untuk Husna .
Setelah masuk ke dalam perut kereta , Husna seakan menghidu bau yang sangat familiar di hidungnya . Dahi Husna berkerut memikirkan siapa pemilik bau ini . Syazwan masuk dan melihat Husna yang berkerut .
" Sunshine ? Kenapa ?" Soalnya sambil meraih tangan Husna . Langsung kerutan di wajah Husna hilang .
" Aa....tak... takde... " Dia cuba untuk menutup rasa ingin tahunya . Namun begitu tetap saja Syazwan dapat membacanya .
Syazwan meramas lembut tangan Husna . " Sunshine..." Suaranya meleret memanggil Husna .
Husna hanya mampu menghela nafas berat. " Tak... saya cuma ada bau..." Husna jeda sejenak . Syazwan tetap menunggu Husna memghabiskan ayatnya .
" Bau perempuan lain dalam kereta ni..." Husna jujur akhirnya . Wajah Syazwan langsung bertukar sedikit terkejut . Tajam betul hidung budak ni .
Syazwan cuba mengendalikan keadaan . " Oh , tadi masa abang nak kena pergi melawat tapak baru untuk projek company abang , assistant abang naik sekali dengan abang . Maafkan abang , Sunshine... " Syazwan mengambil tangan Hunsa lalu mencium belakang telapak tangan itu selembut mungkin .
Husna tergamam sejenak... Dia seakan sudah tahu ini bau siapa namun sengaja mahu menguji kejujuran suaminya .
SKIP
Deringan telefon itu tidak berhenti sehingga sesosok tubuh yang cukup gah mengangkat panggilan itu walaupun dirinya hanya dibalut dengan sehelai kain tuala di pinggang . " Farah dah keluar hospital . Husna pula dalam awasan aku . Kita jumpa tempat biasa . Ada benda penting nak bincang ." Tanpa sempay dia berkata apa apa , sudah di beri tahu terlebih dahulu . Sebaik sahaja berita itu disampaikan , telefonnya dimatikan .
Bibirnya tergores senyuman nakal . " Finally... " Dia membaling telefon itu diatas katil dan dia tertawa seakan orang gila . Dendam yang selama ini dia diamkan akan terbalas dengan segera . Janjinya pada abangnya takkan pernah lenyap .
Share this novel