BAB 18

Romance Completed 26350

Kak, esok Intan balik Malaysia. Jumpa nanti yaa.

Ayu tersenyum puas membaca mesej dari Intan.

" Siap lah kau Wiyda, tahu lah nanti apa aku nak buat " .

Intan berpindah di US selepas Arief menolak cintanya. Kini dia akan pulang dan merebut kembali cinta lelaki itu.

Widya duduk di pangkin depan rumah mak mertuanya itu. Hatinya sebal mengenangkan sikap Ayu.

" Hai awek " tiba-tiba Arief muncul di sebelahnya.

Widya hanya diam. Tiada senyuman di bibirnya.

' Lah, kenapa pulak dia ni. Tadi ok jer ' .

" Kenapa ni ? " soal Arief lembut.

" Kakak awak tu lah " .

" Angah ? Kenapa dengan dia ? " .

" Kenapa ea dia benci sangat dengan saya ? " .

" Dya, awak janganlah terasa dengan angah tu. Dia memang macam tu. Awak abaikan jer lah dia " .

" Taklah. Saya cuma pelik, tiba-tiba jer dia. Cari pasal dengan saya. Intan tu siapa ea ? Beriya angah nak awak kahwin dengan dia " .

" Intan tu sepupu saya. Anak mak long. Mak long dengan mak pernah rancang nak kahwinkan saya dengan Intan. Tapi saya tak nak " .

" Kenapa awak tak nak ? " .

" Kalau saya kahwin dengan Intan, saya takdalah kahwin dengan awak " Arief ketawa di hujung katanya.

" Saya serius ni. Main-main pulak " .

" Takdalah. Saya anggap Intan tu macam adik saya jer tak lebih pun " .

" Intan ada kat mana sekarang ? Semalam dia takda pun " .

" Dia kat US. Lepas saya decide tolak permintaan mak long dengan mak tu, Intan terus pergi US. Dah 2 tahun dia tak balik Malaysia " .

" Oh. Bawa diri lah tu agaknya. Apa yang ada kat awak ea sampai Intan tu kecewa sangat tak dapat kahwin dengan awak " .

" Entahlah. Saya pun tak tahu Dya. Yang penting sekarang ni, saya ada awak. Saya janji saya akan cuba jadi pemimpin awak, pelindung awak dan saya akan terus sayangkan awak sampai bila-bila " .

" Iyalah lah tu kan. Janji manis jer lebih " .

" Lah tak percaya ke ? " .

" Dya " panggil Arief.

" Apa ? " .

" Awak sayang saya tak ? " .

" Tak " Widya bingkas bangun dari pangkin.

" Tipu ! Saya tahu awak sayangkan saya " laung Arief sebaik Widya masuk ke dalam rumah.

" Tak sayang konon. Kalau tak sayang, takkanlah menangis macam orang gila bila aku pura - pura mati semalam " Arief ketawa sendiri.

" Abang Arief, tunggu Intan balik ya. Intan rindu sangat dekat abang. Intan akan rebut balik hak Intan. Takda siapa boleh rampas abang dari Intan " Intan mengusap gambar Arief seolah-olah sedang bercakap dengan Arief.

flashback

" Abang, mak dengan mak ngah dah setuju nak kahwinkan kita " tutur Intan dengan wajah riangnya.

" Intan, abang tak setuju. Abang sayang Intan tapi tak lebih macam seorang abang sayangkan adik dia. Abang anggap Intan macam adik abang jer. Abang minta maaf " .

Senyuman yang terukir di bibirnya kini mati.

" Abang, Intan sayangkan abang. Intan cintakan abang. Tolong abang, Intan merayu. Kita kahwin yaa " Intan menarik lengan Arief.

Arief menepis perlahan.

" Intan, tolong faham. Abang tak cintakan Intan. Intan carilah lelaki lain yang boleh bahagiakan Intan. Abang minta maaf " Arief segera berlalu meninggalkan Intan.

" Abang.. " Intan tersungkur. Kakinya lemah longlai.

Pertemuannya di pantai untuk membincangkan tentang perkahwinannya dengan Arief berakhir dengan kesakitan. Ternyata dia hanya bertepuk sebelah tangan.

Hatinya bagai disiat-siat. Kerana itu dia membawa diri ke US. Tidak sanggup dia ingin pulang ke bumi kelahirannya itu. Tapi kini dia bangkit. Dia harus mempertahankan cintanya.

Iphone 6s Widya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Widya mencapai iphone 6s nya itu. Terpapar nama ' Laura ' di skrin. Dengan pantas Widya menjawab panggilan.

" Hello Dya, rindu kau sangat - sangat ! " jerit Laura.

Widya menjauhkan sedikit Iphone 6s nya dari telinga. Sikit lagi boleh pekak.

" Ishh tau lah rindu. Aku pun rindu. Jangan jerit-jerit, pekak aku nanti " .

" Alorh kau ni, macam lah tak kenal aku kan. Kau macam mana ? Kalau aku tak call kau ni, confirm kau buat tak tahu jer kan. Yelah orang tengah bahagia " .

" Banyaklah kau, line kat sini slow macam kau. Tu yang aku tak call kau " .

" Ishh kenapa slow macam aku pulak ? Jahat tau kau ni. Kau macam mana ? Best tak duduk sana ? " .

" Bored. Rasa nak balik KL jer. Sengsara aku kat sini " .

" Kenapa ? " .

Widya menceritakan tentang kejadian semalam kepada Laura.

" Lah, sampai macam tu sekali. Kau sabar ok. Actually aku nak bagi tahu something ni " .

" Apa dia ? Good news or bad news ? " .

" Of course lah good news " .

" Apa dia ? " .

" Aku..ak..u " .

" Hishh kau pahal tiba - tiba gagap pulak ni. Cepat lah " .

" Tak lama lagi aku nak jadi mummy. Aku pregnant 4 weeks ! " jerit Laura.

" Seriously ? Tak sabar nya aku nak jadi aunty " .

" Kan. Aku excited sangat tau bila dapat tahu aku pregnant. Kau tu bila nak ada isi ? " .

" Aku ? Hishh aku lambat lagi lah " .

" Eleh. Cepat-cepat sikit ok. Dya, nanti aku call kau balik, aku nak pergi tengokkan Zaqif sekejap. Bye bye. Assalamualaikum. Take care " .

" Ok waalaikumsalam. Take care too " Widya terus menamatkan panggilan.

" Ermm, kan best kalau rumah tangga aku pun macam Ara " Widya berkata sendirian.

Arief sedang bermain dengan anak buahnya, Mia di ruang tamu. Mia sangat manja dengan Arief.

Widya hanya memerhati dari jauh. Lelaki itu sedikit sebanyak telah mencairkan hatinya.

" Dya, marilah sini. Buat apa tercegat kat situ ? " panggil Arief. Sejak dari tadi dia melihat Widya berdiri di hadapan pintu biliknya.

Widya perlahan-lahan mendekati Arief.

" Awak nampak saya kat situ ? " soal Widya lalu duduk di sebelah Arief.

" Nampak Dya. Awak curi-curi tengok saya ya ? Saya tahu saya hensem " Arief ketawa kecil.

" Ishh perasan lah. Awak suka budak-budak ea ? " .

" Ha'ah. Diorang pun suka saya " .

" Elehh budak-budak ni terpaksa jer sebenarnya " Widya mengusap perlahan kepala Mia.

Mia hanya tersenyum memandang Widya.

" Awak tahu tak, Zaqif tak lama lagi nak jadi daddy " .

" Yeke ? Mana awak tahu ? " .

" Tadi Ara call saya bagi tahu dia pregnant " .

" Oh. Untunglah Zaqif tak lama lagi nak jadi daddy. Agak-agak bila pulak ea saya nak jadi daddy ? " .

Widya menjeling tajam ke arah Arief.

" Kalau awak nak jadi daddy, awak beranak lah sendiri " Widya bingkas bangun masuk ke dalam bilik.

Arief sudah ketawa terbahak-bahak. Mia juga ketawa seolah faham apa yang dikatakan oleh Widya.

" Dya, Dya " Arief menggelengkan kepalanya perlahan.

" Berapa ringgit pak cik ? " soal Intan.

" RM 75 ringgit cik " jawab pemandu teksi itu.

Intan menghulurkan sekeping not RM100 kepada pemandu itu.

" Baki pak cik simpan jer ya " .

" Terima kasih cik " Pemandu teksi itu mengeluarkan bagasi Intan dari bonet teksinya.

" Sama-sama " jawab Intan. Dia menarik bagasinya masuk ke dalam rumah.

Teksi tadi sudah pun meluncur pergi dari halaman rumahnya.

" Mak oh mak " laung Intan.

Puan Fadzilah keluar dari rumah. Jantungnya seakan tercabut melihat perubahan Intan. Baru dua tahun dia tidak berjumpa dengan anak tunggal nya itu, terlalu banyak perubahan.

" Intan.. "

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience