BAB 20

Romance Completed 26341

" Waalaikumsalam " jawab Widya dan Puan Fatimah.

" Mak ngah " Intan terus bersalam dengan Puan Fatimah.

" Bila sampai ? " soal Puan Fatimah.

" Baru jer sampai tadi " jawab Intan.

Widya hanya menjadi pemerhati.

" Lah yeke, duduk lah dulu. Mak ngah masuk buatkan air sekejap " .

" Iyalah mak ngah " Intan duduk di atas pangkin bersebelahan dengan Widya.

Widya seolah-olah menganggap Intan tidak wujud disitu. Puan Fatimah sudah pun masuk ke dalam rumah.

" Kau siapa ? " soal Intan.

" Manusia lah " jawab Widya selamba.

" Aku tahulah. Aku tak pernah tengok kau pun " Intan memandang Widya.

" Isteri Arief " .

" Oh. Jadilah kau isteri Arief ? Model yang kononnya terkenal dekat Malaysia ni ? " Intan tersenyum sinis.

Widya hanya diam. Malas dia mahu melayan gadis itu.

" Takda lah cantik sangat kau ni. Kata model, muka tu tak pakai apa-apa pun. Baju pun biasa-biasa jer " .

" So what ? Do I care ? Suka hati aku lah nak pakai mekap ke tak pakai ke. Aku punya suka. Kenapa ? Kau expect aku macam kau ? Duduk kampung ni pakai lipstick merah menyala, dari jauh boleh nampak. Pakai bulu mata lentik macam Che Ta ? Pakai bedak tebal 10 inci ? Then pakai baju lip lap lip lap ( berkilat/berkilau ) sampai silau mata orang yang tengok " Widya menjeling seketika ke arah Intan.

" Hey ! Kau nak perli aku ? How dare you ! " marah Intan.

" Eh ada orang terasa ? " Widya memandang sekilas ke arah Intan.

" Kau ni kurang ajar kan perempuan ! Kau ingat kau bagus ke ha ? Macam mana lah Arief boleh kahwin dengan kau agaknya ? " .

" Kenapa ? Kau sakit hati bila Arief kahwin dengan aku. Dah lah tiba-tiba datang, lepas tu sibuk cari pasal dengan orang " .

" Apa yang bising-bising ni ? " soal Ayu yang baru sahaja muncul.

" Ni haa kak, perempuan tak guna ni cari pasal dengan Intan. Tak tahu lah apa masalah dia " adu Intan.

' Oh Intan nama perempuan gedik ni. So ni lah Intan yang terhegeh-hegeh nak kan Arief tu ' Widya menjeling tajam ke arah Intan.

" Hey Widya ! Kau ni apa masalah tiba-tiba cari pasal dengan Intan ? Kau ingat kau bagus ke ? " marah Ayu.

" Saya takkan cari pasal dengan orang kalau dia tak cari pasal dengan saya dulu " jawab Widya.

" Tipu kak. Dia yang start dulu " Intan masih membela dirinya.

Widya terpandanglah kereta Viva hitam milik Arief meluncur masuk ke halaman. Segera Widya pergi ke arah Arief.

' Waktu ni lah nak buat perempuan gedik tu sakit hati. Tengok lah nanti ' Widya tersenyum sinis.

" Hai abang " sapa Widya tiba-tiba.

Arief yang baru keluar dari perut kereta hairan melihat Widya.

" Hai " teragak-agak Arief menjawab.

" Kenapa ni ? Are you okey sayang ? " Arief memandang Widya pelik.

" Mestilah okey. Jom masuk, mesti abang lapar kan. Dya pun lapar, kita makan sama-sama " .

" Lah kenapa Dya tak makan jer terus ? Jom " Arief memegang tangan Widya.

Widya mengeratkan lagi pegangan tangannya dengan Arief. Arief tersenyum gembira dengan perubahan Widya. Baru sebentar dia meninggalkan gadis itu, Widya sudah berubah.

" Abang Arief " panggil Intan.

Arief dan Widya terhenti seketika.

Hati Intan sakit melihat pegangan tangan Arief dan Widya.

" Intan ? " soal Arief. Hairan dia melihat perubahan Intan.

" Ha'ah ni Intan lah. Abang mesti rindu Intan kan ? Abang jom lah kita borak. Dah 2 tahun kita tak jumpa kan. Intan balik Malaysia pun sebab nak jumpa abang " rayu Intan.

" Nanti jer lah. Abang nak makan dengan isteri abang. Jom sayang " Arief dan Widya terus berjalan masuk ke dalam rumah.

' Padan muka kau. Tak tahu malu. Suka hati jer nak borak dengan suami aku ' Widya tersenyum puas.

" Akak ! Eiiii geramnya Intan tengok perempuan tu " .

" Abaikan jer lah. Ada banyak masa lagi nak rebut Arief balik. Kita tengok jer nanti " jawab Ayu.

" Ishh siap lah kau perempuan " Intan merengus kasar.

Widya mencedokkan lauk ke dalam pinggan Arief.

" Terima kasih " ucap Arief.

" Sama-sama. Tadi tu Intan sepupu awak ea ? " tiada lagi panggilan ' abang ' .

" Ha'ah. Eh kejap kejap, saya rasa saya tahu kenapa tiba-tiba awak panggil saya 'abang' tadi " .

Widya tersenyum kecil.

" Baguslah kalau awak tahu. Tak perlu saya terangkan lagi " .

" Dya, cuba lain kali biar ikhlas sikit " .

" Alah saya saja jer. Yelah yelah sorry " .

Arief hanya diam. Dia terus menyuapkan nasi ke mulutnya. Hatinya sebal dengan sikap Widya.

" Awak marah saya ke Arief ? Saya takda niatlah nak mempermainkan awak. Cuma saya tak suka perempuan tu tergedik-gedik dengan awak " .

Arief menyorokkan senyuman nya.

" Awak jealous lah maknanya ? " soal Arief.

" Ish bukan jealous lah " bantah Widya.

" Ya awak jealous. Tu maknanya awak sayang saya " .

" Malas lah nak cakap dengan awak ni " .

" Tadi kata nak makan, kenapa tak makan ? " .

" Saya dah makan roti tadi. Kenyang lagi " .

" Dah tu buat apa duduk dapur ni ? " sakat Arief. Dia suka benar melihat Widya marah.

" Teman awak lah. Ishh saya tinggalkan awak sorang -sorang kat dapur ni baru tahu " .

" Ehh awak teman saya sampai habis makan ea " Arief tersenyum kecil melihat wajah masam Widya.

Arief membuka laci kecil almarinya. Dia mengambil sehelai cek bernilai 50 ribu ringgit. Cek itu upah dari Widya kerana menjadi suaminya.

Arief sebenarnya ingin memulangkan kembali cek itu, tapi kini dia benar-benar memerlukan duit sebagai modal.

flashback

" Nah " Widya menghulurkan sehelai cek.

" Apa ni ? " soal Arief lalu menyambut huluran Widya.

" Cek. Tak pernah tengok cek ke ? " .

" Banyaknya. Untuk apa ni ? " .

" Saya dah buat keputusan, siapa yang sudi jadi suami saya, saya akan bagi duit sebanyak 50 ribu " .

" Takpalah Widya. Saya taknak " Arief menghulurkan semula cek itu kepada Widya.

" Amik jer lah. Saya tak suruh awak bayar balik pun nanti. Amik jer " Widya tidak menyambut huluran Arief.

" Tapi banyak sangat ni, saya nak buat apa duit banyak - banyak ni " .

" Buat jer lah apa yang awak suka. Beli kereta ke, beli jer lah apa-apa yang awak nak. Dah lah saya nak tukar baju, rimas pakai gaun labuh-labuh ni " Widya mengibas-ngibaskan gaun pengantinnya itu lalu terus masuk ke dalam bilik mandi.

Selepas makan malam semua adik - beradik Arief berkumpul di ruang tamu. Arahan dari Puan Fatimah.

" Ada apa mak kumpul ramai-ramai ni ? " soal Ayu.

" Mak nak bincang pasal kenduri nanti " jawab Puan Fatimah.

" Kenduri ? Mak nak buat kenduri ke ? " soal Afiq pula.

" Tapi kan mak, baru jer haritu kita buat kenduri untuk arwah abah " Aina pula bersuara.

" Siapa cakap mak nak buat kenduri untuk arwah abah ? " .

" Dah tu mak nak buat kenduri apa ? " soal Arief.

" Mak nak buat kenduri sambut menantu untuk Arief dengan Widya " .

" Buat apa mak ? Kan hari tu majlis dah buat sekali dengan pihak belah perempuan " bangkang Ayu.

" Ha'ah mak. Tak apa lah " jawab Arief.

" Mak nak buat kenduri sikit-sikit jer. Bukannya besar pun. Lagipun orang kampung ni tak ramai yang tahu alang dah kahwin. Apa salahnya mak buat. Lagipun bolehlah diorang kenal dengan Widya " .

" Membazir jer lah mak " Ayu masih lagi membangkang.

" Betul jugak mak. Dya pun boleh lah kenal - kenal dengan jiran tetangga kan " Aishah menyokong Puan Fatimah.

" Tak membazir pun angah. Mak ada duit lebih sikit, tak da salahnya mak buat kenduri ni " .

" Mak, alang tak kisah. Alang ikut jer. Kan sayang ? " Arief memandang Widya.

Widya mengangguk kecil.

" Achik setuju " .

" Usu pun setuju " .

" Kalau semua dah setuju, hari ahad ni kita buat kenduri tu ya " Puan Fatimah gembira hajatnya tercapai.

Ayu geram melihat semua orang setuju hanya dia sahaja tidak setuju kenduri itu diadakan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience