Dan ketika merasakan sesuatu yang menghalanginya, mendengar erangan Serena yang jelas-jelas kesakitan serta pandangan ketakutan yang membayangi mata Serena, Damian sadar bahwa semua prasangkanya itu salah, meski tetap tak bisa menjelaskan kenapa Serena dengan mudahnya menjual dirinya, tapi ini sudah menunjukkan bahwa Serena bukan wanita gampangan, Damian adalah lelaki pertamanya.
Menyadari kesakitan yang mendera Serena, Damian mengalihkan perhatian Serena denga cumbuannya dengan segenap keahliannya, rasa senang tak tertahankan membanjiri pikirannya ketika menyadari dirinya adalah lelaki pertama gadis itu.
Diciumnya bibir Serena dengan lembut, bibir ranum yang sekarang menjadi miliknya. Napas Serena terengah-engah dan Damian melihat di matanya, ada ketakutan dan kesakitan. Damian tidak pernah bercinta dengan perawan sebelumnya, dia tidak tahu seperti apa rasa sakitnya, dia tidak mengerti bagaimana meredakannya. Tetapi Damian tidak suka melihat rasa sakit itu mendera di mata Serena,
"Sssh...Sayang, aku tidak bermaksud menyakitimu", Dengan lembut
Damian menelusurkan tangannya di sisi tubuh Serena, lalu berhenti di pinggul Serena, menahan pinggangnya yang sedikit meronta, mencegah tubuh mereka yang sudah setengah menyatu supaya tidak terpisah,
"Mungkin akan sedikit sakit tapi semua akan baik, tubuhmu akan menerimaku seutuhnya...", Suara Damian terhenti ketika dia mendorong dengan kuat, menembus batas keperawanan Serena dan menyatukan tubuhnya sepenuhnya dengan Serena.
Serena berteriak kencang merasakan pedih yang amat sangat ketika Damian menembusnya, jemarinya tanpa sadar mencengkeram pundak Damian dengan keras. Tetapi Damian tidak berhenti karena dia sadar kalau dia berhenti dia akan menyakiti Serena. Dengan perlahan, Damian menggerakkan tubuhnya. Oh Tuhan ! Sekujur tubuhnya terasa nyeri menahan diri. Serena terlalu rapat, terlalu basah, terlalu panas, mencengkeram tubuhnya di bawah sana. Dia hampir-hampir tidak tahan dan dorongan untuk memuaskan diri dengan brutal di tubuh Serena semakin menyiksa.
Tetapi Damian sadar, ini pengalaman pertama bagi Serena, dia harus membuatnya seindah mungkin, dia tidak boleh menyakiti Serena. Karena itu sambil menggertakkan diri menahan gairahnya, Damian mencoba bergerak selembut mungkin, menarik tubuhnya pelan dari balutan sutra basah dan panas itu, untuk kemudian menghujamkannya lembut. Lagi dan lagi.
Lalu ketika desah napas Serena menjadi pendek-pendek serta pegangannya pada pundak Damian makin kencang, Damian sadar, dia telah membuat Serena mencapai orgasme pertamanya. Pemandangan ekspresi wajah Serena saat itu sungguh tak tergantikan, mendorongnya terlempar menuju puncak kepuasan yang sangat tinggi, sangat tak tertahankan seolah-olah dunia melededak dibawahnya. Dan Damian benar-benar meledak di dalam tubuh Serena.
Orgasme ini terasa begitu dasyat, sebuah pelepasan dari akumulasi gejolak yang ditahannya selama ini. Kenikmatan yang luar biasa ini membuat Damian merasa sedikit sesak napas,seolah olah dia terhanyut dalam pusaran gairah yang tak tertahankan terus menerus menghantamnya tanpa henti,erangan parau keluar dari bibirnya ketika dia menenggelamkan wajahnya dalam-dalam di sisi leher Serena.
Ketika usai, mereka berbaring berpelukan sambil berusaha menormalkan napasnya.
"Wow"
hanya itu yang terlintas dipikiran Damian, dan dia tak sadar telah mengucapkannya keras setelah menyadari rona merah yang merayap di leher Serena.
Dengan lembut dikecupnya leher Serena,,,diangkatnya kepalanya, dan mereka bertatapan, mata biru yang tajam,yang agak berkabut setelah mencapai orgasme terhebat sepanjang eksistensi kehidupannya bertemu dengan mata hitam yang berkaca-kaca.
"Apakah kau...", Damian berdehem ketika menyadari suaranya sangat parau,"apakah kau baik-baik saja?"
Serena tampak tidak tahan ditatap dengan sedemikian intens apalagi dalam posisi yang sangat intim, dipalingkannya kepalanya setelah mengangguk pelan.Damian menarik napas pelan, kemudian dengan hati-hati, sangat berhatihati, dia mengangkat tubuhnya dari atas Serena dan bergeser ke samping, menyadari kernyitan tidak nyaman di wajah Serena ketika dia menarik diri.
Tanpa sadar Damian bersikap begitu lembut, sikap yang tidak pernah ditunjukkannya ketika usai bercinta dengan wanita-wanita yang lain.
Direngkuhnya tubuh mungil Serena, diletakkannya kepalanya di lengannya,
gadis itu tampak pasrah, mungkin sudah terlalu lelah, kasihan, kasihan Serenanya yang masih suci. Ternyata selama ini dia salah paham, gadis ini benar-benar masih suci.
Kepuasan seksual yang luar biasa masih mempengaruhi pikirannya yang berkabut, tangannya dengan santai mengelus punggung Serena yang bergelung dipelukannya, sampai lama kemudian disadarinya pundak Serena berubah santai dan napasnya mulai teratur pelan. Gadis itu tertidur. Damian mengatur posisinya dengan lebih nyaman. tak pernah sebelumnya dia seintim ini setelah bercinta, gadis ini benar-benar mempengaruhinya...
Share this novel