52

Romance Completed 2969

Serena terbangun dalam pelukan Damian. Matahari fajar sedikit menembus tirai putih jendela hotel itu, masih gelap dan dingin. Dengan nyaman Serena makin bergelung dalam pelukan lelaki itu. Dan secara otomatis Damian mengetatkan pelukannya, melingkarkan lengannya erat-erat di tubuh Serena.

Serena memejamkan matanya, menenggelamkan wajahnya di dada telanjang Damian, menghirup aroma Damian kuat-kuat dan menyimpannya rapat-rapat dalam memorinya. Tiba-tiba air mata merembes dari sela bulu matanya, dan Serena menahannya agar tidak menjadi isakan.

Kenapa? Kenapa Tuhan membuatnya jatuh cinta lebih dulu kepada Damian sebelum kemudian mengabulkan doanya agar Rafi terbangun dari komanya? Apa rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Kenapa di saat Rafi benar-benar sudah bangun, hatinya sudah jatuh dimiliki oleh Damian?

Serena mengigit bibirnya agar tangisnya tidak semakin keras dan membangunkan Damian, dia tidak boleh menangis. Ini semua sudah menjadi keputusannya. Dia sudah memiliki Rafi. Rafi yang mencintai dan dicintai olehnya sejak awal. Rafi yang sebatang kara dan tidak akan punya siapa-siapa kalau Serena tidak ada di sampingnya. Rafi lebih membutuhkan Serena dibandingkan Damian. Tanpa Serena, Rafi akan rapuh, sedangkan tanpa Serena, Damian akan tetap kuat. Damian bisa mencari Serena-Serena yang lain dengan segala kelebihannya, sedangkan Rafi hanya memiliki Serena.

Dia sudah memutuskan dalam hatinya, tapi kenapa hatinya tetap terasa begitu sakit? Rasanya seperti disayat-sayat ketika memikirkan Damian, ketika ingatannya melayang pada setiap kebersamaan mereka. Kenapa rasanya masih terasa begitu sakit?

Dan malam ini Serena memutuskan bertindak egois. Hanya malam ini ya Tuhan, ampuni aku, desah Serena dalam hati. Dia tahu semua ini akan terjadi. Dia tahu jika dia datang menemui Damian pada akhirnya mereka akan berakhir di ranjang dan bercinta. Serena tahu itu semua akan terjadi, tapi dia tetap mengambil konsekuensi itu, dia butuh merasakan pelukan Damian untuk terakhir kalinya, dan kemudian meyakinkan dirinya bahwa ini adalah perpisahannya dengan Damian.

Pelukan Damian tiba-tiba mengencang dan lelaki itu dengan masih malas-malasan mengecup dahi Serena,

"Dingin?" tanyanya Serak.

Serena mendongakkan wajah dan mendapati mata biru itu menatapnya. Lalu tersenyum lembut, dan menggeleng.

Damian meraih dagu Serena dan mengecupnya dengan kecupan singkat,

"Aku menyakitimu tidak semalam?"

Sekali lagi Serena menggeleng dan menenggelamkan wajahnya ke dada Damian, menahan air mata. Ini adalah saat berharganya. Berada dalam pelukan erat Damian, merasakan kelembutan dan kemesraannya. Dia akan menyimpan kenangan ini dihatinya, biar di saat-saat dia merasa pedih dan merindukan Damian, dia tinggal menarik keluar kenangan tentang pagi ini, dan hatinya bisa terasa hangat.

Seperti inilah dia akan mengenang Damian nanti, lembut, penuh cinta dan memeluknya erat-erat.

Seolah mengerti pikiran Serena yang berkecamuk, Damian tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya memeluk Serena erat-erat dan mengusap punggungnya dengan lembut, mereka larut dalam keheningan dan usapan Damian membuat Serena setengah tertidur,

"Aku harap kau tidak menyesali malam tadi." bisik Damian lembut, menggugah Serena dari kondisi setengah tidurnya.

Serena mendongakkan kepalanya lagi dan menatap Damian lembut,

"Kau tahu aku tidak menyesal." tangannya dengan hati-hati mengusap wajah Damian, takut akan reaksi Damian karena dia tidak pernah melakukannya sebelumnya. Tapi Damian langsung memejamkan mata, menikmati setiap usapan Serena dengan penuh perasaan.

Merasa mendapatkan izin, dengan lembut Serena menggerakkan tangannya, meraba wajah Damian. Mulai dari dahinya, lalu ke alisnya yang tebal, ke mata yang terpejam itu, ke bulu mata tebal yang hampir menyentuh pipi ketika Damian terpejam, ke hidungnya, ke tulang pipinya yang tinggi, ke rahangnya yang mulai ditumbuhi bakal janggut, hingga ke bibirnya yang tipis tapi penuh, bibir yang tak terhitung lagi sudah mengecupnya berapa kali.

"Serena..." Damian mendesah, mengernyitkan keningnya merasakan usapan lembut Serena di wajahnya, tangannya lalu menahan jemari Serena di bibirnya dan mengecupnya, mata birunya membuka dan menatap Serena bagai api biru yang menyala,

"Apapun yang akan terjadi nanti, aku akan membuat kau mensyukuri malam ini." gumam Damian misterius.

Serena mengernyitkan kening mendengar kata-kata Damian yang penuh arti. Apa maksud Damian?

Tapi sebelum Serena bisa berpikir lebih lanjut, Damian sudah meggulingkan tubuh Serena dan menindihnya. Bercinta lagi dengannya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience