"Kau benar-benar serius tentang ini Damian?", Freddy bertanya saat Damian mempelajari salinan kontrak itu,
Damian mengangkat matanya dan menatap Freddy, lalu menunjukkan kontrak itu,
"Kau pikir aku tidak serius? Perjanjian ini senilai tiga ratus juta man!"
"Aku tak habis pikir, kenapa seseorang sepertimu yang bisa mendapatkan wanita manapun yang kau mau, melakukan hal seperti ini demi seorang wanita? Wanita yang sangat murahan dan materialistis sehingga terang-terangan menjual dirinya padamu demi uang? Apa yang ada dipikiranmu Bos?"
Kening Damian berkerut tidak suka mendengar kata-kata Freddy, meskipun dia tahu itu semua benar.
"Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat seorang perempuan, dan tiba-tiba seluruh tubuhmu menginginkannya?", Damian tersenyum melihat ekspresi skeptis Freddy, tentu saja Freddy tidak tahu, dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya, "Yang pasti aku menginginkannya, dan aku masih belum bosan, tiga ratus juta tak ada artinya buatku"
"Tapi kau orang yang sangat pembosan, seminggu lagi kau pasti akan mencampakkannya, dan menyesali kontrak ini"
"Dan aku tetap akan merasa puas karena setidaknya aku tidak penasaran lagi", jawab Damian yakin.
Freddy mengangkat bahu,
"Aku tetap tidak setuju, tapi ini semua keputusanmu, serahkan kontrak pada wanita itu, pastikan dia tandatangan, beri salinannya, lalu serahkan yang asli padaku",
Freddy menyandarkan tubuhnya dikursi, "Miss. Serena ini, apakah aku pernah melihatnya sebelumnya?"
Damian menggeleng,
"Dia hanya pegawai biasa, seorang supervisor lapangan, kau tidak mungkin pernah melihatnya", jawabnya tegas.
"Apakah dia gadis mungil dengan rambut sebahu dan wajah polos dan tatapan seperti anak kecil yang ada di area pameran mendampingi bosnya yang penjilat waktu itu?"
Damian langsung bersiaga, Kenapa Freddy ingat pada Serena? Apakah Freddy juga memperhatikan Serena? Apakah dia juga tertarik padanya?Insting posesifnya langsung menyeruak keluar,
Freddy tertawa melihat tatapan tajam Damian,
"Hey hey jangan menatapku seperti itu, aku memperhatikannya karena waktu itu kau memandangnya dengan begitu intens, tatapanmu seolah-olah tak bisa lepas darinya, seperti pemburu yang ingin melahap mangsanya",
Fredy mengangkat bahu,
"Orang lain mungkin tak akan menyadarinya, tapi aku sudah mengenalmu sejak lama, dan aku tahu betapa intensnya kau jika sudah berkonsentrasi pada satu hal, malam itu kau kehilangan konsentrasimu, gadis itu menarik seluruh perhatianmu, kau sulit berkonsentrasi pada hal lain selain itu",
Freddy menarik napas panjang, "Well jika dengan gadis yang sama ini kau terlibat, semoga Tuhan memberkatimu sahabatku."
Share this novel