11

Romance Completed 2969

Serena merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan mengerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya. Oh...memang pegal sekali rasanya, pelan pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan,

"Selamat pagi"

Sapaan itu begitu mengejutkan, menembus kesadarannya yang masih berkabut, hingga badan Serena terlonjak duduk,lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah Serena menyadari kalau dia telanjang. Dengan gugup ditariknya selimut menutup dadanya. Matanya langsung bertatapan dengan Damian yang duduk disofa,tepat dihadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan Serena.

Sekali lagi Serena benar-benar malu, Damian sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya, penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan Serena....Astaga, jam berapakah ini?

"Ini masih pagi sekali, masih gelap, tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tidak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bercinta lagi denganmu",

Suara lelaki itu datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tak dipedulikannya wajah Serena yang memerah.

"Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati virginitasmu yang baru hilang",

Tatapan Damian berubah tajam, seperti yang selalu dilakukannya di saat meeting di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengekeret ketakutan.

"Kenapa kau yang masih perawan itu bisa dengan mudahnya menjual diri

padaku? Apa tujuanmu sebenarnya"

Tanya Damian tanpa ampun.

Serena duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Damian melemparkan pertanyaan paling sulit untuk di jawab, apakah laki-laki itu sengaja?

Tentu saja Damian sengaja! Seru Serena dalam hati, lelaki seperti dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.

Sekarang dia harus menjawab apa? Serena benar-benar kebingungan. Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankah Damian percaya? Lagipula dia tidak ingin melibatkan Rafi disini, jangan sampai Damian tahu tentang Rafinya, dia harus melindungi Rafi dari lelaki kejam seperti Damian, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Damian kepada Rafi hanya untuk memerasnya nanti?

Dengan tegar Serena menegakkan dagunya,

"Saya rasa alasan saya melakukan ini bukan urusan anda, yang penting saya tidak akan merugikan diri anda."

Rahang Damian mengeras mendengar jawaban Serena tadi. Sejenak tadi dia merasa Serena patut diberi kesempatan, mungkin saja Serena melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa, Tetapi ternyata dia salah, bodohnya dia, wanita dimanapun sama saja.

Serena mungkin hanya menunggu kesempatan untuk menjual keperawanannya dengan harga mahal, bukan bermaksud menjaganya. Bodohnya dia sempat berpikir untuk mempercayai gadis itu.

"Oke, bussiness is bussiness, aku tidak akan bertanya lagi tentang tujuanmu, asal jangan sampai kau merugikanku...", mata Damian menyipit kejam, "kalau kau berani berani melakukannya, aku akan membuatmu menderita."

Serena tanpa sadar beringsut menjauh, ketakutan dengan nada suara dan tatapan kejam Damian.

Tiba-tiba saja laki-laki itu berdiri dari duduknya setelah membanting gelas kopinya di meja,

Serena menatap lelaki itu dengan cemas, apa yang salah dari ucapannya? Kenapa lelaki itu tampak begitu marah padanya?

Damian melirik jam tangannya,

"Aku sudah membuat janji dengan pengacaraku tiga jam lagi, akan kubuat kontrak hitam di atas putih atas perjanjian jual beli kita ini, dan selama aku menunggu jam itu.....",

Mata Damian menelusuri tubuh Serena yang berusaha menutupinya dengan selimut. Tatapan matanya sangat melecehkan.

"Well kurasa sudah cukup kan penghormatanku atas virginitasmu?"

Lalu Damian naik ke ranjang dan merenggut tubuh Serena. Membawanya ke tempat tidur bersamanya. Kali ini tidak ada kelembutan. Lelaki itu tidak menahan-nahan diri lagi. Dan dia sudah siap. Dengan kasar dibukannya paha Serena dan tanpa basa basi dia menyatukan tubuhnya dengan Serena, yang entah kenapa sudah siap menerimanya.

Damian menyatukan tubuhnya dalam-dalam, sebuah erangan nikmat lolos dari mulutnya ketika dia merasakan kenikmatan yang menyengat, lelaki itu menatap Serena, antara bingung dan marah tercampur di dalam matanya,

"Kau...Sungguh membuatku tergila-gila", Erangnya kasar sebelum bergerak dengan begitu ahlinya, membawa Serena menuju puncak kenikmatan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience