Seorang satpam membawa payung hitam besar dan memayunginya ketika Damian melangkah menyeberangi jalan kecil yang membelah taman menuju parkiran direksi,
Hujan deras membuatnya tidak menyadari kehadiran Serena. Tetapi ketika jarak mereka semakin dekat, Damian menyadari bahwa Serenalah yang berdiri dengan payung mungil ditengah hujan menunggunya, dan mulutnya menegang,
"Wah, ada apa gerangan sampai anda menyempatkan diri menunggu saya
disini?", Sebenarnya Damian sangat geram, tetapi dia menahan diri karena kehadiran satpam yang memayunginya.
"Ssaa...ssaya...ingin bicara dengan anda", Damian mengernyit menyadari suara Serena yang gemetar dan wajahnya yang
pucat pasi, apakah gadis itu kedinginan ? berapa lama gadis itu menunggunya di luar sini? TIba-tiba dorongan posesif membuatnya ingin meraih gadis itu, memeluknya dan
menyalurkan kehangatan tubuhnya.
Damian melangkah ke bawah atap tempat parkir direksi yang menaunginya dari hujan, lalu mengisyaratkan satpam itu untuk meninggalkan mereka. Setelah Satpam itu jauh, Damian menatap Serena dengan gusar, "Demi Tuhan!! tidak bisakah kau kemari berlindung di bawah atap ini? Payung
itu tak berguna, kau hampir basah kuyup!",
Sejenak Serena ragu, tapi Damian benar, tubuhnya mulai basah kuyup karena hujan deras itu disertai tiupan angin kencang. Dengan hati-hati, dia melangkah ke bawah atap yang sama dengan Damian. Lelaki itu menatapnya tajam, sama sekali tidak menyembunyikan
kejengkelannya.
"Apa yang ingin kau bicarakan? Aku ada undangan makan malam, waktuku tak banyak", gumamnya sombong. Serena menatap Damian penuh tekad meski gemetaran, "Sa...Saya menawarkan diri kepada anda, anda boleh memiliki saya semau anda".
Damian menyipitkan mata, menahan gumpalan kekecewaan yang menyeruak di hatinya karena semudah dan secepat itu gadis ini menyerahkan diri kepadanya.
"Kau pikir aku masih berminat padamu?", gumamnya mengejek Wajah Serena pucat pasi, kata-kata Damian bagaikan menamparnya keras. tapi dia bertahan, Demi Rafi, tekadnya dalam hati
"Anda boleh memiliki saya sepenuhnya, saya hanya meminta pembayaran di muka, setelah itu saya tak akan meminta apa-apa lagi",
"Memangnya kau terlibat hutang judi atau apa??!", Damian membentak keras, gusar karena sikap penuh tekad Serena, dan gusar atas godaan dalam dirinya yang tak tertahankan untuk langsung menerima tawaran gadis itu. Tapi ketika melihat Serena hampir terlonjak kaget karena bentakannya, spontan Damian melembut,
"Oke, Berapa?" Serena mengerjapkan matanya mendengar pertanyaan tiba-tiba itu Damian mendesah tak sabar, "Cepat katakan berapa kau menjual dirimu, lalu aku akan menawar sebelum
mencapai kesepakatan", dengan sengaja dia melirik jam tangannya seolah tak tertarik, "aku tak punya banyak waktu untukmu" Serena menelan ludah, "Ti..Tiga ratus...juta.." "Apa?", Damian membelalakkan mata tak percaya.
"Tiga ratus juta", kali ini Serena berhasil terdengar mantap. Damian mengernyit jijik,
"Kau bercanda?! Kau pikir kau pantas dihargai semahal itu??!", "I..itu pembayaran lunas sepenuhnya, setelah itu anda memiliki saya dan saya tak akan meminta apapun lagi"
"Kau pikir aku bodoh atau apa?", desis Damian, "Bagaimana aku bisa tahu kau tak akan mangkir dari perjanjian ini? Bagaimanapun melakukan pembayaran di muka itu beresiko"
"Kalau begitu anda bisa membuat surat perjanjian yang sah secara hukum untuk mengatur perjanjian ini",
Serena mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan gugup, mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ini, mereka mengobrolkan penjualan harga dirinya seolah olah mengobrolkan penjualan barang.
Damian terdiam, tampak menimang-nimang usulan Serena, lalu wajahnya mengeras,
"Tidak, ini konyol, aku sudah tak tertarik, lagipula...", ia memandang Serena dengan tatapan menghina, "Baru tadi siang kau menolakku mentah-mentah dan aku berkata kau pasti akan merangkak memintaku menerimamu, sekarang kau hampir bisa disebut merangkak padaku dalam waktu kurang dari 24 jam",
Damian hendak membalikkan badan meninggalkan Serena,
"Lupakan saja, gadis yang terlalu murahan memadamkan gairahku"
Serena langsung panik melihat Damian membalikkan tubuh mengarah ke mobilnya, Tidak!! Oh Tidak !! Laki-laki itu tak boleh menolaknya!! Dialah satusatunya harapan Serena untuk menyelamatkan nyawa Rafi!!
Dengan setengah histeris, Serena melakukan tindakan yang pasti akan ditentang akal sehatnya jika dia dalam keadaan tak terdesak,
Ditariknya lengan Damian, dan ketika lelaki itu menoleh dengan marah, Serena berjinjit, merangkul kepala Damian dan mencium bibirnya!
Tubuh Damian kaku dengan rasa terkejut dan luar biasa, gadis itu dengan bibir yang lembut mencoba menciumnya dengan membabi-buta, jelas-jelas sangat tidak berpengalaman dan tanpa teknik ciuman yang memadai, tapi tetap saja gairah Damian langsung meledak tak terkendali.
Dengan kasar dirangkulnya pinggang Serena, setengah mengangkatnya agar merapat ke tubuhnya dan diciumnya bibir gadis itu habis-habisan.
Ciuman Damian sangat ganas dan penuh gairah, dan gadis itu meskipun bersusah payah, berusaha mengimbanginya. Tubuh Damian menegang dan terasa nyeri, begitu menginginkan Serena. Dengan erangan yang parau, dia memperdalam ciumannya.
Entah berapa lama mereka berciuman di tempat parkir dengan diiringi derasnya hujan. Damian benar-benar hanyut dalam kenikmatan dan dia menyadari kalau dia tak akan bisa menolak gadis ini.
Damian baru melepaskan ciumannya ketika menyadari napas Serena yang mulai megap-megap.
Mereka berdiri dengan rapat dan Damian masih memeluk pinggang Serena, setengah mengangkat Serena, tangan gadis itu berpegangan pada pundaknya seolah-olah takut terjatuh.
Damian menatap Serena tajam, bibir gadis itu agak bengkak karena tekanan ciumannya yang panas dan habis-habisan, bibirnya pasti juga seperti itu karena rasa panas di bibirnya belum juga hilang,
Well cium saja aku dan aku akan terbakar, geram Damian dalam hati,
Dengan kaku diturunkannya pinggang Serena, lalu dilepaskan pegangannya,
"Baik, aku akan membayarmu, besok pagi kau akan mendapatkan uang itu beserta surat perjanjian yang harus kau tandatangani",
Damian menatap Serena geram, lalu membalikkan tubuhnya menuju mobilnya, "Masuk ke mobil! malam ini aku akan mencoba barang yang sudah kubeli".
Share this novel