"Pulanglah dulu Serena, ini sudah hampir jam tiga pagi", suster Ana yang masih setia menemani mengguncang pundak Serena.
Dia kasihan melihat gadis itu tertidur kelelahan di samping ranjang Rafi, begitu Rafi keluar dari ruang pemulihan dan kembali ke kamar perawatan intensif, Serena tak pernah beranjak dari sisi Rafi, tidak makan, tidak minum. Hanya duduk disana mengenggam tangan Rafi yang tidak terbalut infus, seolah olah akan ada keajaiban dimana Rafi akhirnya sadarkan diri.
Kasihan sekali kau nak, suster Ana menggumamkan rasa tersentuhnya dalam hati.
Serena berusaha mengumpulkan kesadarannya, tanpa terasa tadi dia tertidur karena kelelahan.
"Kamu harus pulang Serena, ingat, mungkin Damian kebingungan mencarimu."
Astaga!! Astaga!! Astaga!! Ya Tuhan, Serena benar-benar lupa, Damian!!! Astaga, lelaki itu pasti akan mencarinya dan sekarang dia pasti sedang marah besar!!!
Dengan gugup Serena bangkit dari kursinya, sedikit gemetar membayangkan kemarahan Damian nantinya.
"Aku meminta supir rumah sakit mengantarmu pulang, jadi kamu tidak perlu naik taksi dini hari begini", Suster Ana berusaha meredakan kegugupan Serena.
Dengan cepat Serena mengecup tangan Rafi yang masih ada dalam genggamannya, memeluk suster Ana dan setengah berlari keluar.
Share this novel