39

Romance Completed 2969

"Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur."

Kata-kata Damian yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.

Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung ranjang. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Serena gemetar cemas.

"Kau...Harus...Mendengarkan." Serena masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Damian, ia tahu ia tidak akan berhasil.

Damian terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.

"Lepaskan kemejamu Serena." gumam Damian datar.

"Damian..." wajah Serena langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.

"Lepaskan."

Nada suara Damian begitu menakutkan. Mungkin Serena akan lebih berani menghadapi jika Damian berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.

Dengan gemetar Serena melepas kancing demi kancing kemejanya. Menatap Damian dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.

Setelah seluruh kancing kemeja Serena terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.

"Aku bilang lepaskan kemejamu, Serena," suara Damian tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Serena makin gemetar mendengarnya, dengan sudah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Damian tanpa daya.

"Sekarang roknya." sambung Damian setelah mengamati tubuh Serena tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Serena merah padam.

"Tidak...!" Serena berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

"Aku bilang roknya!" suara Damian sedikit naik, tetapi tetap tenang.

Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Serena bergerak melepaskan roknya, air mata mulai mengalir di mata Serena.

Hening cukup lama, Damian terdiam sambil menatap Serena tajam. Dan Serena berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil.

"Lepas pakaian dalammu."

"Tidak!!" dengan was-was Serena berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan.

Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Damian, lelaki itu sudah tidak setenang tadi.

"Kenapa tidak Serena? Pelacur cilikku? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan?

Demi uang tiga ratus juta...", Suara Damian terdengar jijik, dia melangkah maju mendekati ranjang dan secara otomatis Serena langsung beringsut mundur menjauh.

"Aku membeli tubuhmu seharga tiga ratus juta, seharusnya tubuhmu itu bisa kupergunakan semauku, tetapi aku terlalu baik padamu, memberimu kemewahan, tidak menyentuhmu di saat kamu sakit, merawatmu...itu semua terlalu baik untukmu," Mata Damian tampak menyala, "Dan kau dasar pelacur cilik tak bermoral! bukannya mensyukuri kebaikan hatiku, kau malah merayu sahabatku...!!!"

"Kau salah paham Damian." Serena mulai menangis terisak.

Tetapi Damian tetap mengeraskan hatinya.

"Aku tidak mungkin salah paham dengan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri."

Dengan gerakan secepat kilat Damian meraih kedua lengan Serena, sebelum Serena sempat menghindar dan menempelkan tubuh Serena ke tubuhnya sendiri.

"Kalian berciuman!! kau membiarkan dia menciummu!! menjijikkan sekali dimataku."

Napas Damian mulai terengah-engah, lalu mendorong Serena ke bantal membuatnya terbanting kasar disana.

Serena berusaha menghindar, berusaha melepaskan diri dari tindihan badan Damian yang keras dan berat, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Damian yang kuat dan tanpa ampun.

Tetapi lelaki itu terlalu kuat, terlalu marah, bahkan tidak menyadari kalau kekasarannya melukai tubuh Serena yang rapuh.

Lelaki itu seperti kerasukan setan. Matanya menyala penuh kebencian ketika dia menatap Serena. Dengan ketakutan yang amat sangat, Serena berusaha memberontak dan turun dari ranjang, tetapi Damian menangkapnya, membantingnya di ranjang lagi dengan kasar, lalu menindihnya.

Serena mengernyit merasakan cengkeraman tangan Damian yang kasar di tangannya.

"Sakit Damian...kumohon..."

"Diam!!" seru Damian marah, dan ketika Serena meronta ketakutan, hal itu makin mendorong kemarahan Damian, lelaki itu merobek baju Serena dan mencoba membuka pahanya.

Serena berteriak ketakutan, dia tidak siap dan Damian pasti akan melukainya. Tetapi Damian tidak peduli. Ketika merasakan Serena tidak basah dan tidak siap, lelaki itu tetap menyatukan dirinya.

Bagi Serena itu adalah kesakitan yang luar biasa, sakit di tubuhnya dan sakit di hatinya, diperlakukan seperti pelacur rendahan yang tak ada harganya.

Seluruh tubuhnya terasa tersobek-sobek oleh gesekan tubuh Damian, tapi Serena menahan diri, digigitnya bibirnya hingga hamper berdarah, di tahankannya air matanya meskipun matanya terasa begitu perih. Dan di tekannya hatinya dalam dalam yang mulai hancur menjadi serpihan berkepingkeping.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience