46

Romance Completed 2969

"Dia sadar." Damian menyesap minumannya sambil berdiri terpaku menatap ke pemandangan dari jendela lantai atas kantornya.

Vanessa, yang masih bersama Freddy hanya diam terpaku. Damian sudah menceritakan semuanya kepada mereka tadi, tentang sadarnya Rafi dari komanya. Dan sekarang lelaki itu hanya terdiam dan mengulang-ulang kata 'dia sadar' 'dia sadar' sambil menatap keluar.

Vanessa menarik napas mulai tak sabar, sedangkan Freddy hanya mengetukketukkan tanggannya di lutut. Damian masih belum menunjukkan tanda-tanda memaafkannya jadi dia memilih diam dan tidak mengatakan apa-apa.

"Kurasa karena perkembangan baru yang tidak terduga ini, kau akhirnya memutuskan untuk melepaskan Serena?"

Pertanyaan Vanessa itu membuat Damian mendadak memutar tubuhnya dengan tajam menghadap Vanessa dan menatapnya dengan mata menyala-nyala.

"Dia belum memilih," gumam Damian setengah menggeram. "detik terakhir sebelumnya, dia menerimaku dalam pelukannya, membalas pelukanku dan aku yakin akan menerima ajakanku untuk pulang bersamaku."

"Sudahlah Damian, sekarang kan tunangannya yang setia ditungguinya selama dua tahun sudah sadar, kau tidak bisa......" tanpa sadar Freddy bersuara memberikan pendapat seperti kebiasaannya sebelumnya. Tapi langsung berhenti mendadak ketika menerima tatapan tajam penuh permusuhan dari Damian, "Aku....aku hanya mencoba memaparkan kenyataan di depanmu." suara Freddy hilang tertelan karena tatapan Damian makin tajam.

Vanessa menghela napas sekali lagi,

"Damian, Freddy benar, sadarnya Rafi ini bukankah merupakan tujuan hidup Serena selama ini? Biarkan mereka berbahagia Damian, mereka pantas mendapatkannya setelah tahun-tahun penuh penantian dan ketidakpastian yang menyiksa."

"Tidak!" Damian tetap bersikeras, "aku tidak bisa menyerah begitu saja dan membiarkan Serena salah memilih. Dia mencintaiku. Perasaannya pada Rafi mungkin hanya kasihan."

"Kenapa kau tidak bisa berpikir kalau perasaannya kepadamulah yang mungkin hanya perasaan sesaat karena keadaan yang dipaksakan? Kau pernah dengar apa itu Stockholm Syndrome?" sela Vanessa jengkel.

Damian tercenung, tentu saja dia tahu apa itu Stockholm Syndrome, dan menyakitkan kalau menyadari bahwa perasaan Serena kepadanya mungkin ditumbuhkan oleh situasi keterpaksaan. Dengan gusar diusapnya rambutnya,

"Aku akan menanyakan langsung padanya. Nanti. Setelah kondisi tunangannya lebih baik."

Vanessa tidak berkata-kata. Dan Freddy hanya diam, tak tahu harus bicara apa lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience