26

Romance Completed 2969

Paginya dia terbangun dengan kondisi demam yang lebih parah, sepertinya pertahanan tubuhnya sedang berperang melawan virus yang menyerang tubuhnya,

Damian sedang mengenakan dasinya, tapi dia segera menghampiri Serena yang mengerang karena panas tubuhnya tak tertahankan,

Dengan cemas, dia meletakkan tangannya di dahi Serena, astaga! Panas sekali, dengan cepat dia meraih handphonenya dan memencet nomor Vanesa, dijelaskannya secara terperinci tentang kondisi Serena, lalu diletakkannya termometer di tubuh Serena sesuai instruksi Vanesa,

"39 derajat!", Damian berteriak tanpa sadar, "Vanesa ! Dia panas sekali, kenapa obat yang kau berikan kemarin tidak membuat kondisinya membaik?!"

Didengarnya instruksi-instruksi Vanesa di seberang sana,

"Baik! Akan kuminumkan lagi, apa? seka seluruh tubuhnya dengan air dingin? Oke, kapan kau bisa kesini untuk mengecek kondisinya? Aku takut dia harus dibawa ke rumah sakit, baik....baik, kutunggu!"

Damian mengahkiri pembicaraan, lalu memencet nomor-nomor lain, menelpon Freddy dan jajaran direksinya, lalu memberikan serentetan instruksi pekerjaan sebelum menutup telephon.

Dengan pelan dilonggarkan dasinya, dan digulungnya lengan kemejanya, lalu dia berusaha mengguncang tubuh Serena,

"Bangun Serena, kau harus mandi, badanmu panas sekali."

Jawaban Serena hanya berupa erangan tak jelas dan seperti kesakitan, tentu saja, gadis ini badannya sangat panas!

Damian melepas kancing piyama Serena pelan-pelan lalu melepas piyama itu, sampai serena telanjang. Kulit gadis itu memerah karena suhu tubuhnya yang panas, dengan hati-hati dia mengangkat tubuh Serena ke kamar mandi, meletakkannya ke bathtub, lalu menyalakan keran air dingin.

Tubuh Serena langsung berjingkat ketika air dingin mengenai tubuhnya, tapi Damian menahan,

"Dingin", erang Serena dalam kondisi setengah sadar.

"Tidak apa-apa,tahan,nanti kau akan kuslimuti", bujuk Damian lembut

Setelah selesai Damian mengeringkan tubuh Serena lalu memakaikan piyamanya yang lain untuknya, dan mengangkat Serena kembali ke tempat tidur,lalu menyelimutinya dengan selimut yang tebal. Setelah itu dia memaksa Serena meminum obat yang rasanya pahit dan dengan lembut meminumkan air untuknya.

Dalam kondisi setengah sadar, Serena mengamati keadaan Damian, kemejanya setengah basah dengan dasi yang sudah dilepas dan beberapa kancing yang terbuka sementara jasnya tergeletak begitu saja di sofa,

"Kau.....ti..dak ..ke kan..tor?", tanya Serena lemah.

Damian yang sedang membuka kancing kemeja dan melepaskan kemejanya yang basah menoleh dan tersenyum tipis,

"Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini sendirian?"

"Aa...aaku tidak mau...merepotkan...mu", gumam Serena lagi, "i..ni cuma demam bia..sa..nanti juga sembuh"

Damian mengganti kemejanya dengan t-shirt santai,lalu duduk di tepi ranjang,

"Kau sekarang milikku Serena, kau tanggung jawabku, kalau terjadi apa-apa denganmu,aku juga yang akan kesusahan bukan?", gumamnya lembut tapi penuh makna.

Wajah Serena memerah,dan memalingkan wajah, tapi itu membuat Damian tidak dapat menahan diri, diraihnya dagu Serena menghadapnya, tubuhnya setengah menindih tubuh Serena, lalu dilumatnya bibir serena dengan dalam dan penuh gairah, nafas mereka menjadi panas.

Dan Damian hampir kehilangan kendali diri, dengan sekuat tenaga diangkatnya bibirnya, napasnya terangah-engah. Tubuhnya menegang, berteriak ingin dipuaskan kebutuhannya, tapi Damian menahan diri.

Demi Tuhan !!! Gadis ini sedang sakit!

Serena merasakan gairah Damian yang bangkit, semalam lelaki ini menahan diri untuk tidak menyentuhnya, padahal Serena tahu Damian punya kebutuhan fisik yang sangat besar. Melihat lelaki ini menahan diri sampai menggertakkan gigi menyentuh hati serena.

Tanggannya menyentuh pipi Damian, tak disangka Damian langsung memejamkan mata menempelkan pipinya

"Tidak apa-apa", gumam Serena lembut.

Mata itu terbuka bagaikan api biru yang menyala-nyala,

"Kau sedang sakit!" geramnya.

Serena tersenyum lalu merangkulkan lengannya ke leher Damian,

"Tidak apa-apa."

Dan Damian menyerah pada gairahnya, sambil mengerang dilumatnya bibir Serena lagi, dan mereka pun tenggelam dalam gairah yang panas.

Panas tubuh Serena karena demam, menyatu dengan panas tubuh Damian karena gairah, tubuh mereka menyatu ketika Damian menghujamkan dirinya dengan lembut, mengerang karena merindukan kenikmatan itu, kenikmatan ketika tubuh Serena yang selembut sutra melingkupinya, meremas kejantanannya, membuatnya melayang.

Damian tidak pernah kehilangan kontrol sebelumnya. Dia tidak pernah tidak bias menahan dirinya untuk bercinta dengan seorang perempuan. Tidak pernah. Sampai dia bertemu Serena. Gadis mungil ini menjungkirbalikkan dunianya. Mengancamnya akan kehilangan kendali diri. Dan Damian tahu dia sudah tidak bisa melepaskan dirinya lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience