12

Romance Completed 2969

Serena menatap tubuh telanjangnya di cermin, air panas mengalir dari pancuran menimpa tubuhnya, kamar mandi itu beruap, sehingga bayangan tubuhnya terpantul samar-samar di cermin.

Tadi Damian tidak lembut, well meskipun tidak sampai menyakitinya, tetapi lelaki itu berbeda dari semalam, gairahnya liar dan tidak ditahan-tahan lagi, meluapluap seolah olah sudah bertahun-tahun laki-laki itu tidak melampiaskan hasratnya.

Tapi itu tidak mungkin kan? Serena tanpa sengaja mengerutkan dahinya, Damian terkenal suka gonta ganti perempuan, parempuan yang dipacarinya selalu setipe, cantik bagaikan boneka, langsing, dari kelas atas dan terkenal, entah itu model, artis dan kebanyakan orang luar. Semua wanita itu rela menyerahkan dirinya pada Damian dengan sukarela.

Desas desus berkembang bahwa Damian kekasih yang sangat bergairah dan murah hati, tetapi tidak tanggung-tanggung mendepak pasangannya dengan kejam, karena dia tak pernah memakai hati dalam berhubungan.

Kekasih terakhir Damian, yang kemarin baru digandengya dalam acara pernikahan seorang anak direksi adalah artis film yang sedang naik daun, keturunan indo Jerman yang sangat cantik bernama Shanon, tubuhnya tinggi langsing semampai dengan rambut cokelat bergelombang yang sangat halus bagaikan sutera,kulitnyapun tak kalah halusnya sepertu buah peach dan dia tampak sangat serasi, bergelayut manja di lengan Damian dengan tatapan memuja.

Apakah Damian juga akan melecehkan Shanon seperti melecehkanku? Apa yang akan dilakukan Shanon jika dia mengetahu semua ini? Tidak, apa yang akan dikatakan semua orang?

Serena mengernyit melihat bekas bekas ciuman memerah di pundak dan sekitar buah dadanya. Damian lelaki yang suka meninggalkan tanda. Seperti singa jantan yang menandai betinanya, Serena tahu lelaki itu sengaja meninggalkan bekas-bekas ciuman di tubuhnya....bahkan ada yang di sekitar pinggulnya....

Astaga...apa yang telah kulakukan ya Tuhan? Apakah aku sudah melakukan keputusan yang paling benar? Serena sudah tidak dapat menangis lagi, air matanya sudah habis dan hatinya sekarang terasa amat hampa.

Dengan pelan Serena meraih handuk dan mengeringkan tubuhnya lalu meraih jubah mandi yang tadi ditemukannya tergeletak di karpet, sepertinya Damian semalam melemparkannya ke lantai.

Dengan langkah pelan Serena keluar dari kamar mandi, bingung mau berbuat apa, dan bertanya-tanya dimanakah pakaiannya sekarang?

Tatapannya menuju ke arah sofa, di situ ada kemasan pakaian. Serena melangkah dan mengambil kemasan itu, ya, ini pakaian wanita, masih baru, dari butik ternama lengkap dengan pakaian dalamnya...Apakah ini untuknya? Serena memegang kemasan itu dengan ragu.

Tapi dia juga tak mungkin memakai jubah mandi dalam kondisi telanjang seharian kan?

Dengan hati-hati Serena membuka kemasan itu, sebuah gaun santai berwarna merah muda dari bahan yang sangat halus, apakah ini sutra? Dan pakaian dalam senada, Serena melihat ukurannya dan semuanya pas, Damiankah yang memebergerak,

Dengan gerakan pelan dan tanpa menimbulkan suara Serena memakai pakaian itu, gaunnya terasa sangat nyaman menempel ditubuhnya, sebuah gaun santai satu potong sepanjang bawah lutut yang sangat elegan.

Setelah itu selama beberapa lama Serena berdiri ditengah kamar itu tanpa berbuat apa-apa.

Pandangannya mengarah ke arah ranjang yang seperti habis diserang badai,

Dan tubuh Damian terbaring disana, punggungnya tampak kecokelatan terlihat di balik selimut kamar yang putih bersih.

Lelaki itu berbaring tengkurap salah satu lengan membingkai kepalanya, dan tubuhnya diam tak bergerak,

Kepalanya terbaring miring di atas bantal. Serena mendekat pelan kesisi ranjang tempat Damian berbaring, wajahnya tampak damai sekali, kalau sedang tidur, dia tak tampak berbahaya.

Serena melirik ke arah jam dinding, satu jam lagi, seperti yang dikatakan oleh Damian tadi, dia ada janji dengan pengacaranya....haruskah Serena membangunkannya? Tapi bagaimana nanti kalau Damian marah dan menuduhnya berani mengganggunya karena ingin segera mendapatkan uang pembayaran? Bukannya Serena tidak ingin segera mendapatkan uang itu, Semakin cepat dia bisa membayar ke rumah sakit, semakin cepat Rafi bisa dioperasi. Tetapi Damian sudah cukup banyak memandang rendah dan melecehkannya...

Tiba-tiba handphone Damian yang diletakkan di meja samping ranjang berbunyi keras, membuat Serena hampir terlonjak karena terkejut.

Tubuh Damian bergerak dan mata biru yang tajam itu terbuka,langsung menatap Serena. Meski baru bangun tidur, rupanya Damian tipe lelaki yang langsung terjaga sepenuhnya detik itu juga.

Matanya langsung menelusuri tubuh Serena dari atas ke bawah tanpa satu incipun terlewatkan, tersenyum puas melihat penampilan Serena dengan baju barunya.

"Ternyata pilihanku tepat", desisnya parau sambil mengangkat telephone.

Telephone itu dari pengacaranya. Damian menyuruh Pengacara itu menunggu di restoran hotel satu jam lagi.

Ketika Damian meletakkan telephonnya, Serena masih berdiri diam di tempatnya semula, tak tahu musti mengatakan apa.

"Pengacara akan datang sejam lagi", dengan santai Damian berdiri dari ranjang, tak peduli dengan ketelanjangan tubuhnya, dan mengangkat alis tersenyum melihat Serena memalingkan muka.

Dengan sengaja dia mendekat berdiri di depan Serena dan mengangkat dagu Serena agar menghadapnya,

"Kenapa manis? Kau malu melihatku telanjang? Bukankah kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam telanjang bersama?"

Wajah Serena merah padam, tapi dia tidak berkata apa-apa.

Damian mendengus lalu melepaskan Serena dan melangkah ke kamar mandi.

"Bagus kau sudah siap. Aku akan mandi setelah itu kita sarapan, lalu kita akan tandatangani kontrak perjanjian, setelah itu kau akan mendapatkan uangmu"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience