24

Romance Completed 2969

"Pingsan??!"

Damian setengah berteriak kepada Freddy yang menyampaikan kabar itu padanya,

"Kapan?! Dimana?!", Damian mulai berdiri dari balik meja besarnya.

Freddy hanya duduk santai di sofa kulit hitam di ruangan kantor Damian, "Tadi dalam perjalanan ke sini aku kan mengambil arsip di sebelah klinik, ada keributan di luar, gadis itu sedang digendong salah seorang rekannya ke klinik dan di antar beberapa rekannya yang lain juga, dalam kondisi pingsan, dia pucat sekali seperti kelelahan ", tambah Freddy penuh arti.

"Digendong?", kali ini wajah Damian menegang karena marah, "laki-laki?"

Freddy tiba-tiba saja tidak bisa menahan tawanya,

"Simpananmu pingsan dan kau meributkan siapa yang menggendongnya?",

Tawa Freddy kembali terdengar tak peduli pada wajah Damian yang marah," Tentu saja laki-laki, mana mungkin perempuan?" Damian mendengus marah dan hendak melangkah keluar ruangan, tapi Freddy

berdiri dan menahannya, "Kau pikir kau mau kemana Damian?" Damian menatap tangan Freddy yang menahan lengannya dengan marah, "Tentu saja melihat Serena!" "Dan membuat kehebohan di luar? Seorang CEO perusahaan yang jarang terlihat

saking sibuknya, yang bahkan untuk berkonsultasi dengannya harus melalui perjanjian temu yang sulit, tiba-tiba saja turun menjenguk seorang staff biasa? Kuulangi seorang staff biasa, yang tidak ada hubungan apapun dengannya",

Freddy menatap Damian tajam, "dan bahkan dengan wajah pucat pasi lebih

pucat dari yang pingsan kalau boleh kutambahkan", Freddy mulai terkekeh geli. Damian melotot marah padanya, tapi kemudian menarik napas dan tersenyum skeptis,

"Kau benar, aku tak bisa", dengan pelan dia melangkah dan duduk di sofa.

Freddy menuangkan minuman untuknya dari meja bar kecil dan memberikan kepada Damian yang langsung menyesapnya. "Kau tak pernah begitu sebelumnya Damian, dan tak kusangka kau sebegitu

perhatiannya kepada gadis kecil ini, kukira kau hanya menganggapnya tubuh yang sudah kau beli?" Damian meletakkan gelasnya, lalu menatap tajam Freddy "Dan tubuh yang kau katakan itu yang sekarang terbaring pingsan." Freddy tersenyum dan duduk di sebelah Damian,

"Kemarin aku baru saja bilang kalau gadis itu membuatmu lelah dan tidak berkonsentrasi, ternyata kau berbuat lebih parah padanya", Freddy tak dapat menahan diri untuk tersenyum lebar, "Kau apakan saja gadis kecil itu Damian?"

Damian mengacak rambutnya bingung,

"Aku juga tidak menyangka bisa jadi begitu terobsesi kepadanya, kau tahu.....rasanya tidak ingin berhenti, aku ingin terus menerus menyentuhnya, ingin terus menerus merasakannya....jadi tiap malam aku..aku.."

"Kau bermaksud bilang tiap malam kau hampir tidak pernah membiarkannya tidur?", kali ini alis Freddy berkerut.

Damian menghindari tatapan Freddy,

"Aku baru beberapa hari bersamanya, aku masih belum merasa puas", gumamnya tak Jelas.

Freddy menarik napas dalam,

"Damian, aku tahu kau terbiasa dengan wanita dewasa yang berpengalaman, yang mungkin akan melayani marathon seksmu dengan senang hati kalau kau mau, tapi ini, seorang perawan, seorang gadis kecil tak berpengalaman, seharusnya kau lebih menahan dirimu."

"Aku tahu!", Damian menyela dengan keras, frustasi kepada dirinya sendiri, "tapi...ah, kau tidak tahu rasanya Freddy..."

"Betul aku tidak tahu, karena itulah aku tidak mengerti, kalau memang nafsumu sebegitu besarnya, kenapa kau tidak mencari wanita lain sebagai pelampiasan? Wanita lain yang lebih bisa mengimbangimu? Jadi kau tetap bisa menjaga kondisi tubuh gadis itu, tubuh yang kau beli seharga 100 juta", Freddy mengingatkannya.

"Ah ya...ya, bisakah kau jangan menyebutnya sebagai 'gadis itu atau 'tubuh itu..? Dia punya nama Freddy, namanya Serena."

"Baiklah, Serena ini, kalau kau tidak mau menyakitinya, seharusnya kau mencari wanita lain untuk mengimbangimu."

Damian mengernyit, wanita lain? Sepertinya itu ide yang bagus, kalau hasratnya membuat tubuh Serena lemah, dia seharusnya menyalurkannya kepada wanita lain, tapi. Damian tidak bisa membayangkan wanita manapun, dia mau Serena, hanya Serena yang membuat tubuhnya berhasrat sampai seperti ini,

"Tidak bisa kalau bukan dia Freddy, kau tahu aku bukan maniak seks, bercinta selama ini menjadi kebutuhan nomor duaku, bahkan aku selalu mementingkan pekerjaan dibandingkan janji temuku dengan wanita-wanita itu, tapi Serena... Dia seperti ada magnet dalam tubuhnya yang mengubahku menjadi seperti ini"

Freddy menarik napas,

"Kalau begitu, kau harus belajar menahan diri Damian dan lebih peka, kalau dia terlihat lelah, jangan memaksakan kehendakmu."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience