Hari ini berlalu dengan amat lambat bagi Serena, perasaannya tidak enak, sampai kapan Damian akan marah padanya? Sampai kapan Damian akan bersikap seperti ini kepadanya?
Dia tahu dia bersalah, tapi dia kan sudah meminta maaf? Lagipula kenapa permasalahan kecil semacam ini begitu dibesar-besarkan oleh Damian?
Pemikiran itu masih berkecamuk di kepalanya ketika keluar dari lift yang mengantarkannya ke ruangan pribadi CEO perusahaan.
Sebenarnya Serena tadi bermaksud pulang sendiri dan mampir ke rumah Sakit menengok Rafi, memanfaatkan waktu bebasnya yang dijanjikan oleh Damian pada waktu perjanjian awal mereka.
Tapi dengan ancaman Damian tadi pagi, Serena tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Damian untuk menemuinya di ruangannya sepulang kerja.
Meja sekertaris Damian sudah kosong, dengan pelan Serena melangkah ke pintu besar ruangan Damian, mengetuknya pelan.
"Masuk."
Sebuah suara mempersilahkannya dari dalam. Serena masuk dan menutup pintu di belakangnya, ketika membalikkan badannya dia terpaku.
Bukan Damian yang ada di sana, tetapi Freddy, lelaki itu sedang duduk santai di sofa, menyesap segelas brendy, menatap Serena dengan penilaian santai yang sedikit kurang ajar.
"Mr. Damian menyuruh saya kesini jam pulang kantor.", jelas Serena terbata.
Freddy tersenyum, masih duduk santai di sofa sambil menatap brendynya yang tinggal seperempat gelas.
"Aku tahu, Damian menyuruhku menunggumu di sini, dia sedang menemui tamu penting dari Jerman di ruang pertemuan."
"Oh."
Serena tidak tahu harus berkata apa, suasana terasa sangat canggung. Entah karena Serena memang tidak kenal dekat dengan Freddy, atau karena sikap santai palsu yang ditunjukkan Freddy.
"Kalau begitu mungkin saya akan menunggu di luar saja", gumam Serena cepatcepat, ingin segera meninggalkan ruangan itu.
"Bagaimana rasanya?"
Pertanyaan tiba-tiba Freddy itu menghentikan gerakan tangan Serena membuka pegangan pintu.
"Apa?"
"Bagaimana rasanya menjadi wanita simpanan taipan kaya seperti Damian?",Freddy bangkit berdiri dari sofa dan menghampiri Serena.
Serena tidak suka mendengar nada melecehkan dalam suara Freddy, dia ingin segera keluar dari ruangan ini.
"Eh, mungkin saya harus menunggu di luar," Serena berhasil membuka pintu sedikit, tapi dengan lengannya Freddy mendorong pintu itu tertutup lagi.
"Aku bertanya padamu Tuan Putri", ulang Freddy sinis.
Serena menatap Freddy tajam.
"Saya tidak akan membiarkan anda merendahkan saya," desisnya pelan.
Ucapan itu membuat Freddy tertawa, penuh penghinaan.
"Merendahkan katamu?, bukannya kau yang datang merangkak meminta dijadikan pelacur oleh Damian???", ejeknya kasar, lalu mencekal lengan Serena tak kalah kasar, tak peduli Serena mulai meronta-ronta.
"Kau adalah wanita paling rendah, paling murahan yang pernah kukenal, kau mungkin berhasil merayu Damian dengan tubuhmu", Freddy menyeringai sinis, "Tak kusangka Damian bisa bertekuk lutut pada perempuan sepertimu, tapi kau tentu sudah tahu kan? Damian terbiasa dikelilingi perempuan-perempuan dewasa yang berpengalaman, jadi citra polos dan kekanak-kanakanmu tentu saja menjadi hal baru yang menyegarkan untuknya."
"Anda salah ! Saya tidak begitu", Serena berusaha menyela, berusaha melepaskan diri dari cekalan tangan Freddy, tapi genggaman lelaki itu seperti capit besi, dan dari napasnya yang berbau brendy, sepertinya lelaki itu setengah mabuk.
"Kau tidak bisa membohongiku pelacur cilik!!", Freddy menggeram pelan, "Meski dulu aku terpaksa membuatkan kontrak tiga ratus juta yang konyol itu, jangan kira aku akan membiarkanmu menyetir Damian untuk membuat kekonyolan lain yang merugikannya!!!"
"Anda salah paham!!", Serena setengah berteriak, semakin meronta dari cengkeraman Freddy yang sangat keras.
"Kau pelacur cilik yang menjual tubuhmu seharga tiga ratus juta", Freddy mulai merapat ke tubuh Serena.
"Aku mulai bertanya-tanya, apakah hargamu sepadan dengan pelayananmu???"
"Tidaaak!!! Lepaskan saya!!!", Serena mulai berteriak membabi buta, berusaha melepaskan diri dari Freddy yang semakin gelap mata.
Lelaki itu mencengkeramnya kuat, mendorongnya ke tembok dan berusaha menciumnya dengan kasar
Serena meronta membabi buta, berusaha menghindari ciuman itu sekuat tenaga, memalingkan kepalanya seperti orang gila, dia tak mau disentuh Freddy, dia tidak mau!!!!
Damian!!! Damian!!! Tolong aku!!!!
Share this novel