Bab_38 Kegembiraan yang berbaur

Romance Completed 100113

Teriakan dari Yana itu buat semua yang ada disana ikut merasakan pedih.Jangan dikatakan kalau Syah ditika ini.Ingin sekali dia memeluk erat tubuh Yana bekas tunangnya itu.Apakan daya, Yana bukan muhrim baginya.

Jenazah Ilham yang sudah siap dikafankan itu kini mula diangkat menuju ke pemakaman dikampung halamannya sendiri.Tangisan juga mulai bersahutan.
Yana sangat beruntung.Kerana masih berkesempatan melihat jenazah arwah suaminya itu untuk terakhir kalinya.Dia bangun dari komanya tepat sebelum arwah suaminya dikebumikan.

Yana POV
'Ya Allah, ampuni hambamu ini yang meratapi kepergian sang suami tercinta.Bahagiakanlah hatiku jika ini takdir yang tertulis buatku.Lapangkanlah dadaku untuk ku menerima ujian yang Engkau berikan padaku.Amin Ya Rabbal Alamin.

Doa terucap disudut hati Yana bersamaan ia menaburkan segumpal tanah terakhir buat arwah suaminya.

Sebak? Rasanya tak terkata.Tak terucap dek mulut.Hanya hati dan empunya badan sendiri yang tahu rasanya.

'Semoga abang tenang disana.Ditempatkan dikalangan yang diredhai...' Aku tidak tahu apa aku bisa kuat lagi untuk meneruskan hari-hariku seterusnya.Semangatku benar-benar dibawa pergi bersama arwah suamiku.

Hatiku masih sakit mengingat pada hal-hal yang pernah ku lalui bersamanya.Kenangan aku dan arwah tercipta atas dasar satu pengkhianatan terhadap seseorang.Sedang arwah hadir dalam hidupku pada mulanya ialah dia orang ketiga.Bukankah cinta itu buta?Jika sudah saling suka, apa pun tidak mustahil.

Tapi kini semuanya hanya tinggal kenangan.Pernikahan
ku ternyata cuma sesingkat ini.Apakah ini karma padaku yang dulu seenaknya meninggalkan bekas tunangku itu? Sebagaimana dulu aku tinggalkan abang Syah tanpa memberinya penjelasan apa pun demi untuk kebersamaan hubunganku dengan selingkuhanku itu, kini aku yang ditinggalkan tanpa ada pesan terakhir darinya.Tanda-tanda kepergiannya juga tak ada yang ditunjukkan padaku.

Dan secepat ini aku sudah berstatuskan seorang balu.
Sakit hati ini yang ditinggalkan oleh sang suami, hanya yang maha berkuasa yang mengetahuinya.
Yana POV End

Hani memberikan alat uji kehamilannya pada Syah. Bukan cuma satu malah dua.Dan kedua alat tersebut hasilnya sama.

"Dua garis? Ternyata aku lebih gagah ya setelah koma.
Abang ingat Hani tak kan hamil.Siapa tahu punya abang bermasalah sejak kemalangan tu? Secepat ini lagi abang bakal punya anak lagi?"

Hani tak menyangka pada reaksi Syah tentang kehamilannya kali ini.Kalau dulu, mana ada Hani pernah
melihatnya kerana ulahnya sendiri yang menyembunyikan kehamilannya itu.

"Abang benar-benar happy ya? Abang ada mengalami gejala simpatik tu?"

Kegembiraan Syah mendadak buyar.Ssnyum dibibirnya serta merta hilang.Tiba-tiba aura dari mimpi ngeri Syah datang menerpa disanubari.Mengapa ia bila mimpi itu datang, Syah kembali meremang.Takut seakan situasi akan benar teejadi.

Kubur Ilham saja masih merah, jangan pula ada ada sesuatu yang tidak baik berlaku lagi.Syah menarik nafasnya.Cuba mengimbangi rasa yang ada berbaur dalam sanubari.

"Abang kenapa? Senyum tadi dah kemana? Apa yang sedang abang fikirkan?" Pertanyaan Hani itu mendapat pelukan dari Syah.Pelukan yang belum dimengertikan oleh Hani.

"Hani, janji dengan abang ya? Selepas kita USG nanti, ikuti saran dokter dan juga abang.Walau apa pun, jangan ada yang disembunyikan dari abang.Apa pun."
Tegas Syah penuh penekanan.

Hani mengangguk.Dia sebenarnya tidak faham apa yang berlaku pada suaminya itu.Dan bagaimana mungkin dia akan mengerti, kerana apa yang dialami oleh Syah seperti mimpi ngeri itu tidak pernah pun ia ceritakan pada Hani isterinya.

"Apa kau baik-baik saja?" Sapaan dari Syah itu buat dirinya tak terkutik.Perasaan lama terasa singgah dijiwanya yang rapuh.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience