NovelPlus

Hani POV
Hari ini adalah tarikh aku dinikahkan dengan abang Syah. Pahit sungguh perjalanan hidupku. Akan adakah lagi walau sedikit sinar bahagia untukku?
Aku tersenyum getir memandang baju pengantin kak Yana. Cantik..cukup cantik! Sepatutnya baju ini kak Yana memakainya hari ini tapi ternyata baju pengantin kak Yana jatuh pula padaku. Ya walaupun ukuran badan baju pengantin itu 'pass' sangat dengan ukuran dibadanku, tetap saja suasana hatiku tidak baik. Bulu romaku meremang saat mengingat abang Syah dan kak Yana yang bercumbuan tatkala aku tak sengaja melihat mereka. '

Aku akan berusaha menuntut cerai selapas akad nikah itu nanti. Ini bukan pernikahan sesungguhnya bagiku melainkan malapetaka dikehidupanku kelak.'

Pintu kamar tidurku diketuk. Aku membuka pintunya
rupanya Mak andam yang datang bersama pembantunya. Aku memberikan senyum terbaikku buat Mak andam agar kesedihanku akan tersembunyi. Mana mungkin aku perlihatkan raut wajah tak ceria dihari pernikahanku. Akan ku pastikan, hari ini aku mesti terlihat cantik sempurna dimata semua tamu undangan. Meskipun tiada ayah dan ibu menemani dihari bahagiaku yang memilukan sekali ini.

Semoga saja tiada halangan lagi yang memungkinkan kejadian tak diinginkan untuk kedua kalinya semasa ijab qabul. Biarpun tanpa relaku untuk menerima pernikahan ini, aku tidak ingin ada onar lagi yang mendatang. Apalagi dalam keadaan ayah yang sedang koma ketika ini.

Aku memandang wajahku pada cermin dimeja solekku. Cukup lama aku memandang pada raut wajahku sendiri. Aku menatap kagum pada kecantikanku yang sama cantiknya sama kak Yana.

Terdengar keriuhan dari arah bawah. Sudah pasti itu kedatangan dari pihak mempelai lelaki. Jujur aku tidak sabar melihat calon pengantin lelaki. Aku akui abang Syah ialah kategori lelaki idaman. Dengan memiliki wajah tampan, tubuh badan bak model serta bekerjaya, wanita mana yang tidak cair. Biarpun abang Syah bukan pilihanku, aku juga merasa kagum sebenarnya dengan ketampanannya itu.
Namun disebalik pernikahan ini, kekhawatiranku masih kuat jauh dilubuk hatiku. Aku takut bertemu muka dengan abang Hasiran, kekasihku satu-satunya selama hampir dua tahun ini. Apa tanggapan abang Hasiran nanti seandainya melihatku yang duduk bersanding bersama abang Syah. Ini sangat menyesakkan dada, betapa berat beban disanubariku ini.

Sedang aku dituntun oleh calon ibu mertuaku untuk turun kebawah untuk acara ijab qabul sebentar saja lagi,Semua mata tertumpu kearahku. Akan tetapi mataku tak teralihkan kemana-mana kerana ada abang Hashiran yang sedang duduk disuatu sudut dengan tatapan sorot mata tajamnya padaku.

Sekilas ku curi pandang pada abang Syah.
'Ya Allah betapa tampannya abang Syah.'
Aku menggelengkan kepalaku sendiri. Disatu sisi aku kagum dengan penampilan abang Syah. Dan disatu sisi lagi, aku kecewa dengan hubunganku bersama abang Hashiran. Disisi lain, kerisauan terhadap kedua orang tuaku.

Airmata ku jatuh begitu saja saat mendengarkan
saksi mengatakan kata 'SAH'. Entah apa yang kurasakan saat ini. Gembira juga tidak.

Rupanya aku sudah sah jadi isteri kepada abang Syah. Kemudiannya acara pembatalan air sembahyang pun tiba. Abang Syah mengulurkan tangannya padaku lalu aku pun mencium punggung tangan itu dan seterusnya abang Syah mengucup dahiku. Batal sudah air sembahyang buat kami berdua yang bergelar mempelai.

Kini aku dan abang Syah duduk dipelaminan. Sanak saudara dikedua belah pihak keluarga datang bergantian untuk mengucapkan selamat. Begitu juga dengan para tetamu undangan. Ada juga bisikan suara sumbang jelas terdengar ditelingaku.

'Ah! kenapa adik yang dinikahi? Bukankah kad undangan sapatutnya kakak?'

'Ini majlis siapa sebenarnya?'

'Salah akad kali?'

'Siapa tau digodanya abang ipar dulu?'

'Sayang sekali wajahnya cantik namun digunakan untuk mengoda.Cih!'

'Perilaku tidak sesuai dengan latar berpendidikan tinggi'

Pendengaranku menghilang, Lamunanku terhenti.
Aku terkejut saat didepanku ternyata ada abang Hashiran yang sedang menatapku dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa tak bilang sama abang? Keputusan apa yang Hani buat? Bagitau abang, Hani? Apa yang telah Syahriz lakukan padamu? Jawab abang, Hani?"
Ucap abang Hashiran seraya melihat kearah abang Syah. Ku toleh sekilas pada abang Syah, tanpa basa-basi ku raih punggung tangan abang Hasiran lalu ku cium.

"Hani minta maaf abang, Ini semua berlaku sangat mengejut."
Abang Hashiran terus memelukku. Aku hanya pasrah menyambut pelukan itu tanpa memikirkan banyak mata yang memandang.

"Kamu sangat cantik sayang hari ini.." Bisik abang Hashiran ditelingaku dengan suara paraunya.

"Aku perlukan penjelasanmu nanti Syah."
Kata Hasiran pada Syahriz dengan sorot mata tajam menikam.

Syahriz hanya mengangguk seraya menatap kearah Hani sambil tersenyum miring terkesan mengejek.

Setelah abang Hashiran beredar dari hadapanku dan abang Syah, sekali lagi aku dikejutkan dimana abang Syah tiba-tiba besuara.

"Jujur, kamu cantik hari ini. Tapi tidak bererti kamu mau dipeluk sesiapa pun." Aku tak menggubris langsung apa yang dikatakan oleh abang Syah apalagi menolehnya.

'Rasakan abang Syah, aku akan membalas perbuatanmu nanti dengan anugerah kecantikanku ini."
Batinku menyeringai.

Rewards

Share this novel

Bab_4 Pesona dihari pernikahan

Guest User

NovelPlus Premium