Bab_54 Terima seadanya

Romance Completed 100113

"Apa kau tidak gila menikahiku? Kau memang manusia tidak waraskan?" Tengking Yana pada Danny.

Danny tertawa pada tingkah isterinya sudah lama ia rindu-rindukan itu.

"Kenapa menengking pada suami? Sepatutnya kau senang.Aku tidak main-mainkan pada kata-kataku dulu kalau aku akan menikahimu? Tengoklah sekarang.. siapa aku untuk statusmu?"
Kata Danny.

"Danny, aku tidak meminta itu semua..Dan satu lagi,
aku tak ingin sekamar denganmu.Aku tahu kau kesini
pasti ingin membawaku pulang.Iya kan? Aku harap kau faham." Benar-benar Danny merasa hatinya geli mendengar kata-kata Yana.

"Bagaimana mungkin kita pisah kamar? Tiada alasan untuk kita pisah kamar.Kita adalah suami isteri sah.So,
jangan nak banyak ragam.Cubalah berbaik denganku, aku ini sudah sudah jadi suamimu.Aku tahu kau amat
benci padaku." Yana cuba mencerna pada setiap apa yang Danny katakan padanya.

'Apakah wajar jika aku terus mengelak dan membenci Danny? Sedangkan aku sudah jadi isterinya..Ya Allah..
beri aku kekuatan dan petunjukmu untuk menghadapi
apa pun yang akan berlaku nanti.Amin.' Doa terucap dihati Yana setelah ia berasa dadanya sesak dihimpit
oleh masalah yang puncanya datang dari suaminya sendiri.

"Aku duduk sini ya?" Danny merapatkan posisi duduknya dekat disamping Yana juga yang sedang duduk.

Yana mengangguk tanda ia mengizinkan Danny.

"Ikut pulang denganku ya? Kita mulakan hidup baru sebagai suami isteri.Mungkin kau memang belum dapat terimaku seadanya, tapi fikirkan baby kita.
Tak perlu check, aku tahu kalau dia sudah tumbuh disini?" Kata Danny sambil mengelus perut Yana.

"Tapi...aku masih cinta dan selalu merindui arwah Ilham.." Jujur Yana pada Danny.

"Tidak apa-apa..wajar kalau kau masih punya rasa seperti itu.Korang terpisah kerana ajal..aku salut kau masih setia pada arwah sahabatku itu walau sudah lama dia tinggalkanmu.Sehingga aku yang datang merayu-rayu padamu..Tapi aku tidak rela kau masih rindu atau sayang si Syah, bekas tunangmu itu."
Gurau Danny sekadar ingin menghibur hati Yana yang sedang kusut.

Yana menggeleng.
"Takde maknanya jika Syah yang masih disebut.Aku tidak punya perasaan apa pun padanya selain dia adalah iparku sekarang." Jujur Yana lagi.

"Lebih baik kau belajar untuk menyayangiku mulai sekarang agar kau cepat mencintaiku." Ucap Danny seraya memegang kedua tangan Yana.

"Berikan aku satu ciuman tanda kau setuju mulakan hidup baru bersamaku?" Ucap Danny lagi.

Yana tak tahu harus bagaimana.Ya..dia memang tekad mencuba terima Danny apa seadanya sebagai suami, sebagaimana Danny menerimanya untuk jadi pendamping hidupnya.Tapi secepat itukah Danny hendakkan bukti untuk tanda setuju dari dirinya?

Dengan rasa malu yang masih banyak Yana rasakan, perlahan ia mencuba juga permintaan dari Danny itu.
Yana mencium bibir milik Danny walau belum ada rasa cinta dan sayangnya terhadap Danny sang suami.
Dan akhirnya...kerana ciuman tersebut, Danny memaksakan haknya sebagai seorang suami.Maka terjadilah penyatuan kedua diantara mereka selepas sah dimata agama.

'Brukk' "Aduh!" Seseorang meringis sakit. "Maaf! Aku tidak sengaja." Kata Hani.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience