Melihat Yana tiada disamping, Danny hampir gila.Yana membuatnya jadi tak tenteram.Danny mencari keberadaan Yana diseluruh ruangan yang ada didalam bilik itu.Namun tetap saja kelibat yang dicari tiada.
Syah perlahan menyelinap keluar dari bilik tidur milik Yana kerana takut dilihat oleh ibunya Yana.
'Untung saja tiada siapa yang melihatku.' Kata Danny dalam hatinya.
Melihat kenderaan milik Yana masih terpakir utuh, hati Danny jadi khawatir.
'Kemana Yana? Kalau ya pun dia keluar rumah, kenapa keluar tanpa keretanya? Atau apa ada seseorang yang menjemputnya?' Batinnya Danny berkata lagi.
Danny memesan grab.Dia terus tembus ke hospital untuk sambung jam kerjanya pada jam sembilan pagi nanti.Lagipun dia harus cepat mencari keberadaannya Yana.Dia tahu pasti Yana marah besar padanya.
'Aduh! Aku hampir lupa.Aku punya temujanji pula dengan seorang ustaz hari ini.' Gumam Danny.
Setibanya Danny dihospital, dia terus saja mencari Yana ke seluruh tempat dihospital itu dimana tempat kebiasaannya Yana.Namun yang dicari-carinya itu tetap juga tiada.Sekali lagi hati Danny mendadak risau.
'Apa Yana benar-benar marah?' Gumam Danny.
"Heii..Bro...jauh termenung?" Syah yang muncul tiba-tiba dihadapan Danny itu buatnya kaget.
"Jadi ke kita ke pejabat agama?" Tanya Syah pada sahabatnya.
"Jadi.Tapi tunggulah sebentar.Aku belum mandi ni.Bro,
apa kau ada melihat Yana? Semalam aku bermalam dengannya kat rumah ibu mertua mu.Paginya, ada ke patut dia tinggalkan aku seorang dalam biliknya?"
Ujar Danny seraya menggelengkan kepalanya.
'sial !' Batinnya Syah.
"Apa saja yang kau buat Bro? Jangan sampai Yana hilang sama seperti dia menghilangkan diri saat majlis nikah kami yang tak jadi dulu?" Timpalnya Syah.
Seketika jantung Danny kecut.Apa yang Syah katakan itu benar adanya.
"Aku mengikat Yana berkali-kali Bro, biar dia tidak punya alasan lagi untuk jauh-jauh dariku."
Jujur Danny pada Syah.Syah terkekeh mendengar pengakuan dari Danny itu.Dalam hati Syah, ia sebenarnya berasa miris.Namun ditahannya juga perasaan itu agar tidak terlihat oleh Danny.Jangan sampai wajahnya tidak dapat berkompromi dengan hatinya.Nanti bisa-bisanya Danny akan syak kalau dirinya masih ada hati pada Yana.
"Baguslah kalau begitu.Bersiaplah, kau wajib sudah bergelar mualaf.Tak baik kau mengikat Yana jika kau masih Kristian.Dosa besar?" Dengan tenang Syah memberi nasihat pada Danny walau ada sedikit rasa cemburu dihatinya.
Danny mengangguk tanda dirinya sudah siap dalam memeluk agama islam.
"Tapi ajak sekali ibunya Yana dan tolong carikan walinya Yana serta saksi.Aku akan terus lafaz akad nikah." Kata Danny.
"Kau yakin secepat itu kau nikahi Yana?" Anggukan dari Danny itu sudah memadai jawabannya buat Syah.
Pejabat Agama Islam Negeri.
'Ashadu Allah illaha ilawlah, Wa has hadu anna Muhammadar Rasulullah'
Sahlah kini Danny dipanggil saudara baru setelah ia mengucapkan Dua Kalimah Syahadah.Saksi yang melihatnya langsung terus ucap syukur seraya masing-
masing menjabat tangan serta memeluknya.
Sehinggalah usai semuanya, Syah mewakilkan Danny menyuarakan niat murninya untuk memperisterikan Yana.
Bagi ibu mertuanya Syah, dia sama sekali tidak terkejut
pada niat Danny untuk menikahi puteri sulungnya itu.
Justeru itu sangat menyenangkan perasaannya.
Menurutnya lagi, lebih baik Yana ada pendampingnya sebelum apa-apa berlaku pada dirinya kelak.Dan, Kata setuju dari ibunya Yana akhirnya lolos juga.
Mungkin kali ini, Yana harus berwalikan hakim.Kerana tiada saudara lelaki yang boleh mewakili wali untuknya.
Apatah lagi ayah kepada Yana yang sudah beberapa tahun meninggal dunia.
'Aku nikahkan kau dengan Aryana Farisha binti
Mohd.Fikri berwakil walikan aku dengan mas kahwin tiga ratus ringgit tunai'
'Aku terima nikahnya Aryana Farisha binti Mohd.Fikri dengan mas kahwinnya tiga ratus ringgit tunai.'
Hanya sekali lafaz sahaja Dannya telah merubah statusnya dudanya kini sah sebagai suaminya Yana.
'Sah?' 'Sah'
'Sah'
Ucap para saksi yang ada menyaksikan ijab qabul tersebut.
Sungguhpun Yana tiada dikala ijab qabul itu, dirinya bagaimana pun sudah sah bergelar sebagai isterinya Danny.Entah apa reaksi Yana setelah mengetahui status dirinya.Apakah ia bersedia menerima Danny yang telah memperisterikannya? Atau sebaliknya...
Masih jelas terngiang ditelinga Syah pada penjelasan Dokter tentang serba sedikit tentang alasan kenapa Hani meminum pil penenang tersebut.Dokter tersebut mengakuinya jika Hani memang ada membeli pil tersebut dari klinik swasta itu.
Share this novel