Syah menghentikan tawanya lalu menatap isterinya dekat. Percaya tidak percaya pada permintaan Hani.
Bagaimana juga melakukan hubungan badan tanpa ada penyatuan? Sedangkan disitulah letaknya nikmat sebenarnya ada pada penyatuan dipuncak gairah.
Syah menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. Kemudian ia melanjutkan aksinya dengan penuh kegairahan mengucup bibir isterinya sambil mengeratkan pelukan dipinggang ramping itu dengan usapan lembut yang menghangatkan.
"Oh ! Sayang.. apakah kamu sedar akan permintaanmu itu adalah sangat tidak masuk akal ? Jangan memaksaku melakukannya dengan paksa."
Syah tersenyum sinis melihat isterinya yang polos itu tapi keras hati nan bersandiwara penuh ego.
"Abang yakin dan sangat yakin kini. Rupanya sayang cuma berlakon baik sebagai isteri supaya abang percaya pernikahan ini baik - baik saja. Pada akhirnya sayang menyakiti abang.."
Syah terkekeh sendiri. Ini sangat mencabar baginya. Dan sekarang sakit dihatinya bagaikan satu taruhan. Bagi Syah isterinya itu benar-benar keterlaluan.
"Ok fine my husband ! Kita lakukan nanti dirumah sahaja. Tidak disini ya. Aku akan menuruti hakmu wahai suami. Pasti malam panas itu nanti akan sangat indah sampai tak terlupakan. Dan itu pasti akan membuatmu melayang seperti yang selalu dalam bayanganmu. Iya kan? So now.. stop please ! To be continued.."
Ujar Hani dengan nada menyindir diikuti senyum miringnya yang penuh mengejek.
"I don't believe it Hani..." Kata Syah tidak percaya pada isterinya. Seketika Hani terkekeh. Ia merasakan suaminya itu tidak lagi termakan pujuk rayunya.
"Up to you my dear.." Syah memicingkan matanya dihadapan tepat wajah isterinya. Hani pula mengerjapkan matanya. Ada rasa sedikit gugup pada tubuhnya saat paras wajah suaminya itu terlalu dekat diwajahnya.
"Kau gugup sayang ?" Ejek Syah dengan tatapan seringai pada isterinya.
"Wahh.. jangan terlalu percaya diri abang.."
Sambil merapikan pakaiannya serta tataan rambutnya yang berhantakan gara - gara suaminya. Hani mengerlingkan matanya dari sisi tepi sudut pandangnya lalu mula melangkah kan kakinya hendak bertemu pada sang ibu sekaligus ingin mengetahui perkembangan tentang ayahnya yang sedang koma.
Hani melabuhkan punggungnya dikerusi khas untuk ruang menunggu depan ICU. Hatinya sekarang bagaikan tak keruan. Menjadi seorang wanita dewasa tidaklah semudah apa. Malah ianya diluar tafsiran Banyak hal yang hendak dilakukan bila mana sudah berstatuskan seorang isteri. Ternyata tidak mudah untuk memikul tanggung jawab wanita yang sudah bersuami. Mungkin mengurusi seorang suami taklah sesulit ini jika pernikahan yang berlaku atas dasar cinta.
'Pernikahanku bagaikan malapetaka. Sebuah pernikahan berawalkan seperti tragedi. Untung saja tidak berakhir dengan tragis.'
Monolog Hani dalam hatinya.
Tiba-tiba dada Hani terasa sesak. Entah kenapa bayangan seseorang muncul dimatanya.
'Ah ! Aku sangat merindukannya kali.."
Kata Hani dalam hatinya.
'Mungkin akan tiba waktunya nanti kita akan bertemu.. Aku akan berhitung pada Syah melaluimu abang..'
Entah apa yang menganjal disanubarinya Hani.
Seperti rasa sakit dihatinya mula menggumpal jadi dendam. Dibenaknya pula ia ingin membalas setiap perbuatan suaminya dengan mendekatkan diri bekas kekasihnya.
'Aku minta maaf abang.. jika suatu masa nanti aku harus memanfaatimu untuk kepentingan sendiri.
Tapi aku berharap saat aku melakukan itu, kita akan berbalik lagi.'
Gumamnya lagi dalam hati dengan seribu rasa sesalnya.
Hani memejamkan mata.Untuk menunggu tiga bulan ke depan rasanya bagaikan setahun. Dan kini ia merasa lelah. Seperti ingin mengalah sahaja pada keadaan. Tapi siapa pula yang akan perjuangkan dirinya?
Sungguh saat ini membuatnya buntu, bermacam - macam yang sedang bermain difikirannya.
'Druerrt Druerrt Druerrt Druerrt'
Tiba - tiba bunyi penggera di ICU menggema lancang menusuk ke gegendang telinga. Hani melihat Syah yang bergegas masuk ke ruang darurat ICU.
Hani melihat kearah ibunya. Nampak sekali raut wajah wanita separuh usia itu berubah pucat. Darah Hani mulai berdesir, mencemaskan sesuatu yang belum pasti. Entah kenapa kata hatinya kuat mennyatakan seperti ada firasat yang tidak baik akan berlaku.
'Ya Allah ! hindarilah perasaan was - was dan syak wasangka dari hati hamba_Mu ini. Amin.'
Ucap doa Hani dalam hati.
Share this novel