Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore..
Sambil berbicara dan sesekali berpelukan serta berciuman di ruang tamu tersebut, mereka berdua dapat mendengar suara mesin mobil yang sedang berada di halaman depan villa tersebut..
Keduanya langsung merapikan pakaian dan duduk berjauhan, agar tidak terlihat terlalu mesra di depan Melly, yang saat ini sudah keluar dari mobilnya dan melangkah menuju pintu masuk villa tersebut..
Setelah itu, Sherly langsung mengangkat pantatnya yang bulat serta montok dan langsung melangkah menuju pintu utama villa tersebut, lalu membukanya untuk menyambut kepulangan ibunya dari kantor..
Melly sedikit merasa terkejut saat melihat kulit putrinya yang semakin memutih serta halus di pandangan matanya..Sherly yang mengenakan baju tidur tanpa lengan, memperlihatkan kulitnya yang putih seperti giok porselen di depan ibunya sambil tersenyum..
Sherly langsung memeluk ibunya dengan erat, saat ibunya berada di depan pintu villa tersebut dan melangkah masuk dan menuju ruang tamu..
"Ibu pasti terkejut, setelah melihat kulit ku yang semakin memutih ini, kan.."
"Jika ibu mau tau penyebabnya, ibu tanya saja kak Randy.."
Ucap Sherly kepada ibunya sambil tersenyum menatap Randy yang duduk di depan mereka berdua..
"Randy..apa kamu juga memberikannya, sisa pil obat yang kamu berikan kepada ku..?"
"Eya, bibi..tapi, hanya pil obat yang menguatkan tubuhnya saja.."
"Pil obat yang satunya lagi, aku tidak memberikannya dan tidak sesuai untuknya saat ini.."
"Baik lah..terima kasih banyak, Randy.."
"Semoga kita semua, di lindungi dari orang-orang yang coba mencelakai kita bertiga.."
Ucap Melly dan juga Randy bergantian sambil memberi penjelasan..
Setelah berbicara beberapa hal-hal, Melly langsung naik ke kamar tidurnya untuk membersihkan tubuhnya..15 menit kemudian, dia turun kembali dan langsung menuju ruang dapur untuk memasak hidangan makan malam mereka bertiga..
Randy dan juga Sherly, turut membantu Melly di ruang tersebut dengan melakukan beberapa pekerjaan yang di perlukan oleh Melly, sepanjang waktunya di ruang dapur tersebut..
Tidak memerlukan waktu yang lama, beberapa hidangan siap di hidangkan di atas meja makan..tanpa membuang waktu, mereka bertiga langsung memulai makan malam tersebut dengan tenang dan juga santai..
Dengan hidangan yang hampir serupa dengan hidangan makan siang mereka sebelumnya, mereka sangat menikmatinya sambil sesekali berbicara tentang perusahaan yang di jalankan oleh Melly..
Seketika, muncul sebuah rencana di dalam kepala Randy untuk menjual pil obat Peremajaan Tubuh miliknya itu, kepada teman-teman sebaya Melly..dengan itu, dia bisa membantu Melly untuk menghasilkan uang yang banyak..
Dengan itu, Randy ingin mengungkapkan rencananya itu kepada Melly, saat mereka berdua ke kantor perusahaan Melly besok pagi..tapi, Randy tidak akan menjual pil obat tersebut secara per butir untuk setiap orang..
Randy akan membahagi setiap pil tersebut kepada 4 bahgian, agar khasiatnya tidak menyamai dengan apa yang Melly miliki..dia juga akan berbincang dengan Melly, tentang harga yang berpatutan untuk setiap bahgian pil tersebut..
Setelah menyelesaikan makan malam tersebut, mereka saling membantu untuk mengemasi meja makan dan juga membersihkan semua peralatan yang telah di gunakan untuk makan malam mereka bertiga..
Setengah jam kemudian, mereka bertiga duduk di ruang tamu dan saling berbicara secara bergantian, tentang masa lalu mereka terutama Randy, yang sebelum ini hanya tinggal bersema orang tuanya di desa..
Melly juga menceritakan perjalanan hidupnya sebelum bernikah dengan suaminya, yaitu ayah Sherly, sehinggalah dia melahirkan seorang putri satu-satunya dan di tinggalkan oleh suaminya, yang bernikah dengan wanita lain..
Sherly yang duduk di sisi Randy, hanya mampu mendengar perbicaraan Randy dan juga ibunya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun sambil menatap wajah ibunya dan juga Randy..
"Randy..besok pagi, ikuti aku ke kantor yang mengurusi SIM kamu.."
"Mereka memerlukan sidik jari mu, untuk mengeluarkan SIM tersebut.."
"Yang lain-lainnya, sudah aku urusi sore tadi dengan teman ku.."
"Baik, bibi.."
Ucap Melly sambil menjelaskan, yang di balas oleh Randy dengan singkat..
Setelah itu, mereka bertiga berbicara sambil memerhati dan mendengar apa yang di siarkan di dalam televisi, yang ada di ruang tamu tersebut..
Beberapa menit kemudian, Melly teringat akan ponsel yang baru di belinya untuk kemudahan Randy..tanpa berlengah masa, dia langsung naik menuju ke kamarnya di lantai atas, untuk mengambil ponsel tersebut..
Setelah mengambil ponsel tersebut, Melly turun kembali menuju ruang tamu dan menyerahkan ponsel yang bermerek Samsung itu dan menyerahkannya kepada Randy..
Randy sangat teruja saat melihat dan mendapatkan ponsel yang di berikan oleh Melly kepadanya..kerana seumur hidupnya, dia tidak pernah memiliki atau menggunakan benda tersebut, walaupun sering kali melihat teman-temannya menggunakan ponsel itu saat masih berkuliah..
"Bibi..terima kasih banyak untuk ponselnya.."
"Sudah lama aku menginginkannya, tapi aku tidak punya uang untuk membelinya.."
"Tidak perlu sungkan Randy..itu sudah kewajiban ku untuk menyediakannya, agar mudah mencari dan menghubungi mu, saat kamu di perlukan.."
"Aku juga, sudah menyimpan nomor ponsel ku dan juga Melly di dalam ponsel itu.."
"Sherly, ambil nomor ponsel kak Randy mu, agar kamu mudah menghubunginya nanti.."
"Kak Randy..berikan ponsel itu kepada ku sebentar.."
Ucap ketiganya secara bergantian sambil memberi penjelasan..
Randy langsung menyerahkan ponsel barunya itu kepada Sherly, yang ingin membuat panggilan kepada nomor ponselnya sendiri dan menyimpan nomor ponsel Randy ke dalam ponselnya..
"Kak Randy..Sherly akan mengajari kakak cara untuk menggunakan ponsel ini.."
"Pasti kakak belom mengetahui cara-cara menggunakannya.."
"Kamu benar, Sherly..tolong ajari kak Randy mu tentang cara-cara menggunakannya dan juga aplikasi di dalam ponsel itu.."
"Ibu mau naik ke kamar dan beristirehat..ibu terlalu lelah setelah seharian mengurusi kantor dan yang lainnya.."
"Baik lah, ibu..selamat malam.."
Ucap ibu dan anak itu secara bergantian..
Note: pls like and comment..tq
Share this novel