Kemampuan Keewangan Yang Terbatas

Romance Series 67838

Setelah mendapat balasan dari pesan chat tersebut, Randy langsung masuk ke dalam ruang lift dan naik menuju lantai yang menempatkan apartment milik bibi Joana mm . sebelumnya..

Beberapa menit kemudian, Randy yang sudah berada di depan pintu apartment bibi Joana, langsung mengedor pintu di depannya untuk beberapa kali sebelum pintu itu di buka oleh penghuni di dalamnya..

Dengan senyum lebar yang terlihat jelas di wajah bibi Joana, dia langsung menarik lengan Randy untuk masuk ke dalam apartment tersebut dan menutup dan

mengunci pintu itu, setelah keduanya masuk ke dalam..

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam..

"Randy..sepertinya kamu telat..apa ada masalah di jalan..?"

Tanya bibi Joana, setelah mereka berdua duduk di ruang tamu apartment tersebut..

"Kamu benar, bibi..dalam perjalanan ku ke sini, aku bertemu dengan seorang teman lama di SMA yang dalam kesusahan sebentar tadi.."
"Tapi, aku sudah membereskan masalah itu untuk saat ini.."
"Dan..ada 1 perkara yang ingin aku bicarakan kepada bibi.."
"Apakah bibi ingin menerima seorang karyawan baru, di perusahaan bibi saat ini..?"

Ucap Randy, menjawab pertanyaan dari bibi Joana serta memberi penjelasan..

"Randy..kita bicarakan hal itu kemudian saja.."
"Apa yang penting saat ini, apakah kamu membawa pil obat itu..?"
"Aku sudah menyediakan uang yang kamu inginkan dalam bentuk cek bank.."
"Kamu bisa ke bank bila-bila masa saja untuk mengambil uangnya.."

Ucap bibi Joana kepada Randy sambil meletakkan cek tersebut di atas meja di depan mereka berdua..

Setelah melihat cek tersebut, Randy tersenyum lalu berdiri dan menyeluk saku celananya untuk mengeluarkan pil obat yang telah Randy sediakan lebih awal serta membelahnya kepada 2 bahgian..

Tanpa membuang waktu, Randy menyerahkan pil obat tersebut kepada bibi Joana dan memintanya untuk menelan pil itu secara langsung dan berbaring di atas sofa serta beristirehat selama 1 jam..

"Bibi, selama 1 jam ini..bibi hanya perlu beristirehat dan tenangkan fikiran bibi.."
"Aku akan mengejutkan bibi, setelah waktunya tiba nanti.."
"Aku akan keluar sebentar, untuk menemui teman ku.."

Ucap Randy kepada bibi Joana yang sudah berbaring dan memejamkan matanya..

Bibi Joana hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban kepada pernyataan dari Randy dan terus fokus dengan tindakbalas pil obat tersebut..

Tanpa membuang waktu, Randy mengambil kunci apartment tersebut dan melangkah menuju pintu lalu meninggalkan apartment tersebut dan turun ke parkiran mobilnya..

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam..

Randy mengemudi mobil BMW merah milik bibi Melly dan menuju hotel yang menempatkan teman sekelasnya, yaitu Angella..

Dalam perjalanan, Randy juga singgah di sebuah kedai makan dan membeli beberapa jenis makanan dan minuman untuk Angella yang mungkin sudar tidur saat ini..

Setelah itu, Randy melanjutkan perjalanannya dan beberapa menit kemudian, dia tiba di hotel yang menempat Angella sebelumnya..

Dengan membawa makanan serta minuman kotak yang di belinya, Randy langsung naik ke lantai yang menempatkan kamar yang telah di pesan oleh Randy beberapa jam yang lalu..

Setelah berada di depan pintu kamar tersebut dan tampa membuang waktu yang lebih lama lagi, Randy langsung mengedor pintu kamar itu untuk beberapa kali..

"Tok..Tok..Tok..!!"

Angella yang sudah tertidur, tiba-tiba terkejut dengan bunyi ketukan di pintu kamar tersebut dan menjadi ketakutan..

"Angella..ini aku, Randy.."
"Maaf, jika aku mengganggu tidur mu.."

Ucap Randy sambil memohon maaf kepada Angella..

Mendengar suara di balik pintu kamar tersebut, Angella merasa senang dan rasa takutnya hilang secara tiba-tiba..

Dengan itu, dia langsung turun dari atas kasur dan melangkah menuju pintu kamar serta membukanya secara perlahan..

"Randy..mengapa kamu kembali ke sini..?"

"Maaf kan aku, Angella.."
"Aku datang, membawa makanan untuk mu.."
"Aku yakin, kamu juga sedang lapar saat ini.."

"Randy..ini sudah jauh malam.."
"Apa majikan mu, tidak mencari dan marah pada mu..?"

"Kamu tidak perlu khuatir tentang itu, Angella.."
"Kamu makan lah..aku akan menunggu mu hingga selesai.."

Ucap keduanya secara bergantian, setelah duduk di ruang tamu kamar tersebut..

Tanpa basa basi, Angella memulai makan makanan yang di bawa oleh Randy dan kebetulan juga dia sudah sangat lapar..

Angella sebenarnya, ingin turun dan mencari makanan sebelumnya, tapi dia merasa takut untuk keluar dari kamar tersebut dan meresa khuatir bahwa Martin dan teman-temannya akan menemuinya di luar sana..

Dan sebab itu lah, dia menahan laparnya dan memaksa untuk tidur hingga siang hari..dia juga masih takut dengan keberadaan Martin yang mungkin akan mengupah seseorang untuk mencelakainya..

Angella juga sebenarnya, masih ragu dengan apa yang di lakukan oleh Randy kepadanya saat ini..dia juga masih bertanya tanya, bagaimana Randy yang saat ini sudah terlihat seperti seorang yang sudah lebih berjaya dari yang sebelumnya..

Saat di SMP dan juga SMA, mereka berdua adalah siswa yang sangat kurang berkemampuan dan terpaksa membantu orang tua masing-masing untuk mendapatkan uang persekolahan mereka..

Mereka berdua juga sering di tindas, tapi Randy adalah yang paling banyak menerima penindasan dan juga ejekan..untungnya, ada banyak guru yang membantunya dalam hal pelajaran dan begitu juga Angella..

Di SMA, mereka berdua adalah siswa yang sangat bagus dalam pelajaran tapi, mereka berdua tidak mampu untuk melanjutkan pelajaran mereka ke kampus tinggi, kerana kemampuan keewangan yang sangat terbatas..

Walaupun mereka tidak berasal dari desa yang sama, mereka sesekali pernah bertemu di pasar sayur, tempat ayah dan juga ibu Randy bekerja saat ini..

Note: pls like and comment..tq

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience