Mengunjungi makam ayah dan ibu

Romance Series 2771

"Tuan Steve.... Ayah Yohan sudah sadar." Ucap Reno yang menunggu Steve di luar ruangan Lili. Dan masuk menyampaikan kabar dari pelayanan Lim yang baru saja menelponnya.

Steve lantas melepaskan pelukannya dari Lili pelan.

"Ikutlah bersama ku menemui ayah...!!!" Ucap Steve pada Lili. Sambil melihat wajahnya.

"Tapi Steve... Aku takut....???" Ucap Lili. Dia masih belum siap untuk menemui Yohan. Bagaimana jika kehadirannya malah membuat keadaan Yohan semakin memburuk.

"Tenanglah... aku akan melindungi mu dan menenangkan ayah... Ya...?? Percaya lah padaku. Tidak akan terjadi apa-apa pada ayah..!!"

Lili mengiyakan ajakan Steve. Dan mulai berjalan menuju ruang rawat Yohan. Sesampainya Lili dan Steve di ruangan.
Steve lantas berjalan di depan dan di ikuti Lili di belakang nya. Dengan perasaan Lili yang gugup dan takut. Ia berusaha memberanikan diri.

"Ayah......!!" Panggil Steve lembut. Yohan yang duduk bersandar tidak memandang Steve dan melihat ke arah jendela. Mengacuhkan kedatangan Steve dan Lili.

"Jagalah kesehatan mu... Dan jangan terlalu berfikir berat. Ingatlah apa yang dokter sarankan. Agar ayah cepat pulih. Saya akan pergi. Aku rasa ayah masih tidak ingin melihat ku dan Lili. Kami permisi. Kami akan datang lagi menemui ayah. Jika kondisi ayah sudah membaik. Saya pergi dulu." Ucap Steve. Sambil sedikit membungkuk kan badannya.

Diikuti dengan Lili dan Reno untuk berpamitan.

"Paman ... Lili mohon pamit.. Cepatlah sembuh .." Ucap Lili sembari sedikit membungkuk kan badannya.

"Ayah... Reno permisi..." Di ikuti dengan Reno.

Yohan yang tak menatap mereka kemudiannya menetes kan air mata. Setelah mereka meninggalkan ruangan.

"Lim... aku bersalah pada Steve...." Ucap Yohan sembari memegang keningnya.

"Tuan..." Ucap Lim menenangkan Yohan. Yang setia menemaninya. Sembari menepuk pelan pundaknya.

"Aku hanya takut Steve akan gagal. Aku ingin dia menjadi pribadi yang baik. Tapi aku bersalah. Aku bersalah padanya." Yohan masih menangis dan menundukkan kan kepalanya.

"Tuan... anda hanya sangat menyayangi tuan Steve. Anda terlalu sayang padanya. Tuan Yohan.... Tuan Steve adalah pribadi yang luar biasa. Dia bahkan tidak menaruh dendam pada anda. Coba berikan dia rasa sayang yang lembut." Ucap Lim yang iba pada tuannya itu.

"Stela.... maafkan aku. Aku bahkan menjadi ayah yang buruk untuk anak kita.. " Batin Yohan semakin menangis merasa bersalah.

Setelah Steve dan Lili pergi keluar dari rumah sakit. Mereka kemudian pergi ke Vila Diamon untuk pulang. Lili yang melihat Steve diam di sepanjang perjalanan. Bingung apa yang ingin dia lakukan.

"Sayangggg.... Lihatlah ayahmu.. Dia mengabaikan kita." Ucap Lili sembari memegang perutnya. Berusaha mengalihkan pandangan Steve. Agar melihat ke arahnya. Walaupun Lili belum dinyatakan positif hamil. Tapi dia dianjurkan berusaha untuk berfikir baik. Agar perkembangan bayinya bisa berjalan lancar.

Steve yang sedari tadi melamun melihat jalan. Kemudian tersenyum mendengar ucapan Lili yang berbicara sendiri.

"Jika ayahmu mangabaikan kita. Kita pergi saja berdua. Biarkan ayahmu diam dengan lamunannya.." Ucap Lili yang masih memegang perutnya.

"Hei..hei..hei.. apakah mama mu ini tega memisahkan kita sayang...???" Ucap Steve sembari mendekatkan kepalanya pada perut Lili dan memegang perutnya lembut.

Lili yang merasa bahagia. Kemudian memegang kepala Steve dan tersenyum kecil.

"Apakah kau menangis Lili..??? Jangan sampai bersedih. Itu tidak baik untuk perkembangan bakal anak kita" Tanya Steve yang pandangan nya sudah melihat Lili.

Lili hanya menggeleng kan kepala.

"Steve... aku sangat bahagia memiliki kalian jika anak kita berkembang. Steve... Bantulah aku dengan semampu mu untuk membuat anak ini berkembang. ya....??" Ucap Lili memohon.

Steve kemudian mengusap air mata Lili. Sejenak memandang wajah Lili yang tetap cantik walau masih menangis. Dia kemudian mencium bibir lembut milik Lili. Lili bahkan menikmati ciuman Steve. Mereka yang sudah terbiasa untuk berciuman. Bahkan melakukannya tanpa melihat sekitar nya. Reno yang sedari tadi menyetir. Merasa dirinya menyedihkan. Tapi ia senang melihat Steve dan Lili bahagia.

"Itu pasti sayang.." Batin Steve dengan bibirnya yang masih menempel di mulut Lili.

--Vila Diamon---

"Bibi yang... siapkan makanan... !!!" Ucap Steve meminta tolong Bibi Yang untuk menyiapkan makan malam.

Setelah Lili dan Steve selesai membersihkan dirinya. Kemudian mereka berjalan menuju ruang makan untuk makan bersama.

"Steve... bolehkan besok aku mengunjungi makam ayah dan ibu...??" Tanya Lili gugup. Takut Steve tidak memperbolehkan nya.

"Tentu saja... Aku akan menemanimu.. !!" Jawab Steve sembari memegang pipi Lili lembut.

"Terimakasih Steve.. "

"Mulai besok.. Aku tak ingin kamu bekerja. Kamu harus menjaga calon anak kita.!!" Ucap Steve sembari memakan makanannya.

"Tapi Steve... aku ingin....."

"Tidak ada kata tapi.. Hanya untuk beberapa bulan ini Lili. Jika kau ingin bekerja kembali agar tidak jenuh di rumah. Aku akan mengijinkan nya. Jika anak kita lahir dan sudah sekolah."

"Sekolah ... ??? ayolah Steve... itu sangat lama."

"Aku akan membungkam mulut mu jika tidak patuh.." Ucap Steve sembari mendekatkan wajahnya pada Lili yang duduk di sampingnya.

"Baiklah ... baiklah..." Ucap Lili sembari menutup mulutnya. Takut Steve tiba-tiba menciumnya sembarang an.

--Makam ayah dan ibu Lili---

"Ayah... aku datang ." Ucap Lili sembari berjongkok dan meletakkan 1 buket bunga diatas nisan ayahnya. Dengan Steve yang berdiri di belakangnya.

"Salam Paman Sutomo..."
Ucap Steve dengan sedikit membungkuk kan badannya.

"Ayah... lihatlah... ayah pasti mengenal laki-laki ini bukan...??" Lili masih terus berbicara dengan batu nisan ayahnya.

"Ayah.... "
"Tesssss....."
Air mata Lili jatuh membasahi pipinya.

"Aku sangat mencintai nya..." Ia semakin menangis tersedu-sedu.

Steve yang berdiri di belakang nya melihat Lili demikian. Ia tersenyum kecil karena senang. Ia masih tetap berdiri melihat Lili dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana miliknya.

"Ayah.... kau pasti sangat mengenalnya... Ayah... Apakah kau tau. Aku bersalah pada Paman Yohan. Aku tidak seharusnya menantang nya. Ayah... kau pasti mengenal paman Yohan. Bantu aku ayah untuk memenangkan hatinya. Agar bisa menyetujui hubungan kami. Aku sangat mencintai Steve Ayah... " Ucap Lili semakin menangis.

Steve yang tak tega melihat Lili menangis, kemudian datang menghampiri nya dan ikut berjongkok sembari memeluk tubuh Lili. Kemudian menenggelamkan kepala Lili pada dada bidang miliknya.

"Tenanglah Lili. Paman Sutomo pasti akan membantu kita. Dia akan melihat kita dengan senyum an dari atas sana." Ucap Steve sembari menenangkan Lili.

"Paman Sutomo.. maafkan aku yang saat itu tidak tau. Sampai paman mengalami kecelakaan. Paman... ijinkan aku menjaga Lili. Aku janji, aku akan membahagiakan nya dan menjaganya bahkan melebihi nyawaku.." Batin Steve sembari masih menenangkan Lili. Dan mencium kepalanya.

Setelah mereka selesai mengunjungi makam Sutomo. Kemudian mereka datang ke makam ibu Lili. Yang letaknya tidak jauh dari makam ayahnya. Hanya beberapa meter dan masih satu tempat pemakaman.

"Ibu... Lili juga mengunjungi mu. Bahkan membawa laki-laki yang aku cintai kemari." Ucap Lili dengan posisinya berdiri dan di peluk oleh Steve.

"Ibu .. aku datang untuk memperlihatkan padamu. Dia adalah laki-laki yang baik ibu." Kemudian Lili mendongak dan sejenak melihat wajah Steve. Dan tersenyum padanya. Steve membalas senyuman Lili dan mencium keningnya. Dan setelah itu menoleh lagi ke makan ibunya.

"Ibu... bahkan jika Tuhan mengijinkan. Aku akan mempunyai anak dari nya..." Ucap Lili sembari memegang lembut perutnya. Di ikuti Steve yang juga memegang perut nya. Steve hanya selalu tersenyum manis melihat tingkah Lili yang membuat nya besar kepala.

Setelah Lili merasa dirinya cukup untuk mengunjungi makam ayah dan ibunya. Ia mengajak Steve pulang ke Vila Diamon.

TEMAN-TEMAN.. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA YA.. DITUNGGU KOMENNYA JUGA YA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience