Diterima Kerja

Romance Series 2771

" Pak Devian... ini anak baru yang ingin bekerja menjadi cleaning servis. Saya serahkan pada anda". Ucap resepsionis itu pada kepala Cleaning Servis yang masih sibuk melihat anak buahnya bekerja.

" Cantik... " Dalam hati pak Devian.
" Baik Ibu Margaret... terimakasih atas bantuannya.. saya akan membimbing anak ini". Ucap pak Devian sembari menerima lamaran yang di sodorkan ibu Margaret.

" Kalau begitu saya pergi dulu. "

" Baik ibu.. " Ucap pak Devian sembari sedikit membungkuk kan badan pada ibu Margaret.

-- Di Ruangan Pak Devian--

"Silahkan duduk Nona..." Perintah nya pada Lili. sembari menyiapkan tempat duduk untuknya.

"Eh... terimakasih pak.. " Ucap Lili Sembari duduk. Dengan perasaan Gugup.

"Lili Sutomo... ??? , Nama yang unik juga cantik. Seperti orangnya"
Ucap pak Devian menggoda. Sembari sedikit melirik Lili.
Lili yang pada saat itu masih sedikit gugup. hanya tersenyum tipis. membuat nya semakin terlihat manis.

" Kenapa kamu ingin bekerja di sini ? Kamu masih 19 tahun ?? ya... walaupun ijasahmu hanya SMA. Apa kamu tidak ingin melanjutkan studimu ? Kuliah misalnya ? "

"Tidak pak... untuk saat ini saya ingin bekerja " Jawab Lili sembari kedua tangannya terangkat dan ter-ayun. menandakan isyarat bukan.

" Baiklah kalo begitu.. Saya rasa mungkin kamu akan bekerja mulai besok. karena hari juga sudah mulai sore... Tapi saya akan sebentar menemani kamu untuk melihat dimana kamu bekerja nantinya. Karena kamu bekerja menggantikan pekerja yang baru saja di pecat langsung oleh direktur. Saya harap kami tidak senasib dengannya. !!"
tutur pak Devian menjelaskan.

" Kamu akan di kontrak kerja selama 1 tahun terlebih dahulu. Jika kinerja mu bagus. kamu bisa lanjut bekerja. Tapi jika tidak. perusahaan berhak memecat kamu. Jika kamu mengundurkan diri secara sepihak. kamu harus membayar denda sejumlah gaji kamu selama 1 tahun. Gaji kamu awal akan di beri 3 juta. Silahkan tanda tangan" Tambah pak Devian. sembari menyodorkan kertas kontrak kerja beserta dengan bolpoinnya.

" Baik pak.. !!" Jawab Lili dengan hati penuh kegembiraan. " Akhirnya aku bekerja.. Aku bisa membantu biaya pengobatan ibu. Semangat Lili" Dalam hati Lili menyemangati dirinya sendiri. Sembari menandatangani kontrak kerja nya.

Tak butuh waktu lama tibalah mereka di ruang yang luas.. dan sepi. hanya ada 2 penjaga saja di sana.

-- Lantai 13 ruang kerja khusus Direktur --

"Kamu akan bekerja di sini..." Ucap pak Devian.

" Besok pagi.. kamu datang tepat pukul 08.00 Kamu bisa pulang jam 17.00. Jika perusahaan membutuhkan tenaga mu untuk lembur. Saya berharap kamu bisa memenuhinya. Tapi tidak ada paksaan.. " Ucap pak Devian menjelaskan.

Lili mengangguk kecil. Dengan suara mengiyakan. Dan terus fokus mendengarkan penjelasan pak Devian.

" Tepat jam 08.00 kamu tiba. kamu membuat minum dulu untuk direktur. Kamu bisa meletakkan disini " Tunjuk pak Devian. Diatas meja besar , berhiaskan kaca. mewah, lengap dengan komputer dan alat-alat kantor. " Kamu buatkan kopi saja." tambah pak Devian.

" Baik pak.. " Ucap Lili senang dengan senyum kecil.

" Hari ini , Pak Direktur sedang keluar negri untuk menghadiri undangan bisnisnya. kemungkinan akan datang dalam 2 hari kedepan. Saya harap .. kamu bisa betah disini. usahakan jangan melakukan kesalahan. jika direktur marah. mungkin kamu bisa di pecat". Tegas pak Devian

" Eh... ??? Baik pak." segera Lili mengiyakan dengan anggukan kecil. Dengan sedikit terkejut. " Dengan semudah itukah di pecat ?? memang kesalahan apa yang diperbuat ya " Tanya Lili dalam hati. Lili hanya heran. tak berani bertanya pada pak Devian.

" Baiklah kalo begitu.. saya rasa cukup untuk penjelasan saya. Ada pertanyaan. ?? " tanya pak Devian pada Lili.

" Tidak pak.. Saya paham. "

" Kalo begitu, kamu pulang lah. besok jangan terlambat. ambil seragam kerja kamu di ruang saya besok pagi. " tutur pak Devian. Lalu pergi berlalu.

--- Dirumah sakit ---

Lili menceritakan semua kejadian yang ia alami hari ini pada sang ibu. yang masih tertidur lelap. Ia senang akhirnya ia punya jalan untuk mengobati sang ibu.

" Ibu... bangunlah.. kenapa ibu masih tertidur ??" Ucap Lili sembari meletakkan kepalanya di samping tangan sang ibu. yang masih tertancap jarum lengkap dengan selang dan infus.

Tapi ibu Lili masih saja setia dengan tidurnya. Lili hari itu tidur di rumah sakit. Ia sudah mengambil sedikit barang dan pakaian di rumahnya. Yang ia butuhkan untuk keperluan nya.

--Esok Hari nya--

Lili datang tepat waktu. sesuai perintah pak Devian. ia melakukan pekerjaan dengan baik. selama dua hari ini.. Lili bekerja dengan penuh semangat.
Sampai di suatu titik. setelah pulang kerja.

"Sekarang aku memang sudah bekerja.. tapi... kemo ibu kan Minggu ini sudah di mulai. bahkan ibu juga masih belum sadar. kenapa ibu tidur lama sekali ya.. ??? Dan... aku masih belum ada uang. " Gumam Lili.. sembari berjalan pulang menuju rumah sakit.

" Eh.... ???? "
Lili terkejut. dengan sebuah brosur yang terbang. dan jatuh tepat di bawah kakinya.

" Menjadi pengantar minuman?? gaji 1 juta ?? bekerja dari jam 19.00 malam sampai jam 22.00 ?? Cafe teratai?" Gumam Lili. sembari membaca brosur yang baru saja ia pungut.
" Bekerja hanya sebagai pengantar minuman saja ? bekerja hanya 3 jam ?.. Aku mungkin bisa melamar kesana. Baiklah.. ini mungkin bisa aku coba. Dan bisa untuk biaya pengobatannya ibu. aku juga tidak mungkin meminta gaji di awal kan?? Mana aku berani. Baiklah ... Semangat Lili " Gumam Lili. sembari mengepalkan tangannya. menyemangati dirinya sendiri.

--Cafe Teratai--

Lili memberanikan diri menuju cafe teratai. Cafe dimana hanya orang kelas atas yang bisa masuk. Sebab harga setiap hidangan yang di sajikan. bisa berharga ratusan ribu. bahkan hingga jutaan rupiah.

" Permisi... Saya Lili ingin melamar pekerjaan disini. Saya melihat melalui brosur ini" Lili memperlihatkan kertas lowongan yang ia temukan di jalan. kepada seorang pelayan minuman.di cafe itu. yang masih menunggu pengunjung untuk di layani.

" Silahkan anda ke ruangan manager kami Nona. mari saya antar" Ucap pelayan itu.. sembari mengatar Lili

" Terimakasih Tuan.." balas Lili sembari mengangguk kecil.

Sesampainya di ruangan menager.. Lili duduk dan berbincang. sampai pada akhirnya. Ia di perbolehkan bekerja mulai hari ini. karena saat itu waktu masih menunjukkan pukul 18.00. Tapi Lili menolak. Ia masih harus bersiap lebih. Lili meminta esok baru ingin bekerja. Dan untungnya sang manager cafe mengiyakan. Lili menuju rumah sakit seperti biasa. rutinitas hari - harinya. Setelah selesai bekerja. mengobrol dengan sang ibu. yang masih setia dengan tidurnya. Entah apa yang terjadi. Ibu masih belum sadar.
Sesampainya di rumah sakit.

" Ibu.... ???" Lili di buat terkejut setelah pintunya ia buka. Ibu nya sadar. Ia sangat senang.. Ia menceritakan apa yang Lili alami hari-hari ini selama ibunya tertidur.

" Nak... Ibu bangga pada Lili. anak yang baik dan sabar. Maaf kan ibu ya sayang. ibu menyembunyikan semua ini dari mu." Ucap sang ibu. sembari membelai rambut dan mengelus pipi Lili uang putih halus itu.

" Ibu... Lili tidak ingin membicarakan itu. Lili sangat senang Ibu bisa sadar sekarang.. " jawab Lili. sembari meletak kan kepalanya di tangan telapak sang ibu. yang ia genggam sedari tadi.

" Lihatlah sekarang... anak ibu sudah semakin besar... harus segera menikah. agar ada uang menjaga mu sayang.. " Ucap sang ibu. Dengan menahan air mata agar tak jatuh. tak ingin membuat Lili khawatir. Menahan sakit yang sebenarnya ia tahan sedari tadi.

" Ibu... apa yang ibu katakan. Aku hanya ingin ibu yang menjaga ku. " Ucap Lili. sembari memajukan bibirnya yang mungil merah tanpa riasan lili disana.

" Hustttt.. kamu gak bisa sama ibu terus. Kamu juga harus punya keluarga".

Percakapan lebar ibu dan anak ini. membuat Lili kesal dan menyudahi. Sebab sang ibu berbicara yang tidak-tidak. Mereka tertidur.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience