Tidak Bisa Menjaganya Diri Sendiri

Romance Series 2771

"Aku bisa mengabulkan ucapan mu. Menjadi lebih dari seorang binatang." Ucap Noman sembari langsung mencium bibir Lili. Lili berusaha menghindar dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Noman hentikan.. emmm.." Rintihan Lili.

"Plakkkk........."
Dengan sekuat tenaga. Lili mendorong tubuh Noman dan menamparnya sekuat tenaga. Lili yang tersadar menampar Noman. Ia sejenak melihat telapak tangannya yang berani melukai orang lain. Tangannya bergetar hebat menahan takut dan rasa tak percaya.

Melihat perlakuan Lili yang menghindar darinya. Noman bahkan makin ganas
memperlakukan Lili. Ia mencium leher lili. Lili bahkan tak mampu menghindar. Bukan tak mau tapi tak punya tenaga untuk bergerak. Mematung karena teringat kejadian yang membuat nya trauma hebat.

"Ba****an..." Teriak Steve dari kejauhan.

"Buk buk buk...."
Steve menghampiri mereka kemudian mendorong keras Noman hingga terjatuh. Memukul wajahnya berulang-ulang. Hingga banyak darah yang menetes melalui mulut Noman dan pelipisnya yang sobek akibat hantaman Steve yang tidak berhenti. Sambil mengoceh kan kata-kata kasar padanya.

"Ba****an... Brengsek... Dasar laki-laki binatang". Steve terus melontarkan kata-kata kasar pada Noman sambil terus memukulnya.

"Tuan... tuan hentikan... nanti dia bisa mati." Ucap Reno sambil menarik tubuh Steve.

Reno yang menyadari tuannya bingung mencari Lili. Dia lantas mengikutinya dan mendapati Steve memukul Noman seperti tiada ampun.
Lorong toilet yang cukup kedap suara membuat beberapa orang tak mengetahui adanya perkelahian. Hanya ada satu dua orang wanita yang tau. Namun mereka tak berani mendekat. Mereka pergi dan tak memperdulikan.
Setelah Reno berhasil menghentikan keganasan Steve. Steve lantas berdiri dan menghempaskan tubuh Reno. Steve lantas menutup matanya dan membukanya perlahan sembari menghela nafas keras. Untuk mengatur emosinya.
Kemudian dia membalikkan badannya. Lili yang masih terpaku. Dengan pandangan kosong ketakutan. Seluruh badannya gemetar hebat. Duduk dilantai dengan siku kakinya yang ia lipat dan menggenggam erat kedua tangannya. Langsung di tarik paksa oleh Steve. Lili yang masih dengan pandangan kosong lantas langsung tersadar dari lamunannya.

"Ah...... Steve... hentikan. Kau menyakitiku. Steve... Hentikan." Teriak Lili menahan sakit karena genggaman tangan Steve kuat yang menyakiti pergelangan tangan nya. Membuat Lili berjalan kesulitan mengikuti langkah Steve yang cepat.

Reno yang mengetahui Steve marah seperti itu. Lantas berpamitan dengan Noman. Sedikit membungkuk kan badannya untuk mengucapkan permisi. Tak berani berkata apapun lagi.
Noman yang masih terkapar, Namun masih kuat untuk menggerakkan tubuhnya. Berusaha bangkit.

"Bahkan sampai seperti itu, Dibandingkan dokumen Young Gold. Wanita itu begitu berharga untuk mu. Heh... Kakak Steve. Apakah kau sudah memiliki kelemahan sekarang." Batin Noman sambil memegangi mulutnya menahan sakit dan masih berdarah.

*Dalam perjalanan menuju Vila Diamon. Steve hanya terdiam. Lili yang berusaha berbicara dengan memanggil namanya. Tak di hiraukan oleh Steve. Lili hanya menangis. Bingung apa yang harus dia lakukan. Tak butuh waktu lama, sampailah mereka di Vila.
Steve dengan amarahnya yang masih meledak-ledak. Menyeret paksa Lili menuju kamar mandi. Mendudukkan paksa Lili di bathup. Menyiram tubuh Lili dan menggosok bahu Lili dengan tangannya.

*(Steve menyiram tubuh Lili dengan air hangat ya*)

"Steve..... hentikan...Apa yang kamu lakukan. aaaaaa......Steve.... hentikan.... hentikan.!!!" Ronta Lili sembari memegangi bahunya dengan kedua telapak tangan nya dengan posisi tangan menyilang.

"Prakkkkk.... "
Steve langsung membanting shower yang ia pegang untuk menyiram tubuh Lili. Dan membanting nya keras.
Kemudian Steve berdiri membelakangi Lili.

" Kau sudah bisa berteriak mengeluarkan suara mu sekarang. Apa kau tidak menepati janjimu. Kau mengatakan kau bisa menjaga dirimu sendiri. Tapi apa yang aku lihat. Bahkan kau tidak melawan Noman yang memperlakukan mu seperti itu. Bahkan teriak pun tidak kau lakukan. Aku bahkan sudah mengajakmu untuk pergi bersama ku menemui ayah. Kau menolak ajakan ku. Atau bahkan kau ingin memenuhi perkataan Noman. Untuk berbagi tubuh dengannya." Amarah Steve meledak-ledak. Melihat Lili yang hanya diam tak melawan perlakuan Noman pada nya di lorong toilet. Steve berdiri membelakangi Lili. Berusaha terus mengatur nafasnya. Agar lebih tenang.

Lili yang masih duduk di bethup menunduk menangis. Ia merasa dirinya bodoh dan tolol. Bagaimana bisa dia mengingkari janjinya. Bagaimana dia berjanji bisa menjaga dirinya. Tetapi itu hanya bualan. Benar apa yang Steve katakan, Hanya untuk teriak pun tidak dia lakukan. Dengan rasa bersalahnya. Lili berusaha bangkit berdiri dan menghampiri Steve. Dengan air mata yang masih terus menetes membasahi pipi nya.

"Steve....." Panggil Lili lembut sembari memegang lengan kemeja kanan milik Steve.
Dengan masih tertunduk di belakang tubuh Steve.

"Ma...maaf....." Ucap Lili dengan menangis tersedu-sedu. Sampai sulit untuk berucap.

"Aku memang bodoh..Tidak pecus menjaga diriku sendiri. Aku pasti akan membutuhkan mu mulai saat ini. Steve... maafkan aku... maaf" Ucap Lili dengan menyesal tak mengikuti ucapan Steve. Dengan air mata yang masih menemani.

Sejenak hening. Hanya tangis Lili yang merintih menemani keheningan. Steve masih terdiam dengan pikiran yang sedikit kosong. Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan memandang wajah Lili. Semakin tak tega wanita kesayangan nya mengeluarkan air mata. Dipeluknya Lili dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang miliknya. Membelai rambut Lili yang sedikit basah.

"Maaf... aku hanya takut kehilangan mu. Berjanji lah. Lawan mereka yang ingin mengambil keuntunganan dari mu." Ucap Steve sambil memandangi wajah Lili merasa tak tega.

Kemudian Steve mengambil handuk untuk menutup bahu Lili yang terbuka membuat dia menjadi kedinginan. Steve yang melihat bibir Lili yang mungil , serasa ingin sekali menciumnya. Kemudian Steve memberanikan diri untuk mencium Lili. Lili yang terkejut, Membuat matanya tak bisa terpejam. Karena kelembutan Steve ketika mencium Lili. Lili memberanikan diri untuk membalas ciuman Steve. Dengan pelan menutup mata nya dan menikmati ciuman lembut yang di berikan oleh Steve. Steve yang merasa Lili merespon ciumannya, Ia melanjutkan ciumannya. Dengan sedikit senyuman karena senang Lili membalas ciumannya. Sejenak Steve langsung tersadar dan melepaskan ciumannya. Dan memalingkan tubuhnya, tak ingin melihat Lili.

"Steve... ada apa...? " Tanya Lili yang heran mengapa Steve melepaskan ciumannya. Lili berfikir. Apakah Steve sudah jijik dengan dirinya.

"Lili... Bagaimanapun juga aku adalah laki-laki. Aku takut akan berbuat lebih padamu. Aku tidak ingin melakukan nya. jika kamu tidak menginginkan nya. Mandilah dan ganti bajumu. Aku akan tidur di ruang tamu. Kamu tidurlah disini." Ucap Steve dengan membelakangi Lili, tak berani memandang wajah Lili.

*(Saat itu Steve langsung reflek membawa Lili masuk ke kamar pribadinya. Karena selama Lili tinggal Di Vila Diamon. Lili tidur di ruang tamu.)

"Steve .." Panggil Lili pelan. Dengan menundukkan kepalanya tanpa melihat Steve yang masih membelakangi dirinya. Membuat langkah Steve terhenti.

"Apakah kau merasa jijik dengan tubuhku. Setelah apa yang aku alami akhir-akhir ini." Ucap Lili.

Steve hanya diam mendengar ucapan Lili. Ia bukannya tidak mau. Bukannya jijik. Steve takut. Perlakuan nya akan membuat trauma Lili semakin hebat

"Steve.. ? Maukah kau membantu ku menghilangkan trauma yang ada pada diriku.., Aku ingin kau yang membantuku dan bukan yang lain." Ucap Lili memberanikan diri.

Perlakuan yang selama ini Lili dapat. Membuatnya trauma yang menghantui dirinya. Walaupun Steve yang merebut kesucian miliknya. Dan itu menimbulkan trauma baginya. Tapi entah mengapa, Lili ingin Steve yang menghilangkan trauma itu. Steve yang masih berdiri terpaku. Kemudian membalikkan tubuhnya dan mendekati Lili.

"Apakah kau yakin..Aku yang membuat mu seperti ini. Kamu ingin aku yang melakukan nya lagi." Ucap Steve sambil memegang lengan Lili lembut

Lili yang tertunduk, Kemudian mendongak kan kepalanya untuk menatap wajah Steve sejenak. Kemudian Lili mengangguk kan kepalanya pelan.

"Lili... Lihatlah... ini aku. Aku akan memperlakukan mu dengan lembut. Tidak sama dengan waktu itu." Ucap Steve yang di iyakan oleh Lili dengan anggukan kepalanya pelan.

HAI TEMAN-TEMAN... JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR YA. KLIK LIKE DAN FAVORITNYA. JANGAN LUPA KOMENTARNYA YA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT. MAKASIH

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience