Menghilangkan Trauma

Romance Series 2771

Steve mulai mencium kening Lili. Semakin menuju kebawah mencium hidung Lili lembut. Lili yang merasa geli menjadi tersenyum kecil. Steve sejenak melihat wajah Lili. Kemudian mencium bibir Lili lembut dan perlahan. Lili yang membalas ciuman Steve. Membuat Steve senyum kecil, bahagia, wanita yang di inginkan nya sudah mulai menerima diri nya. Steve kemudian menjulurkan lidahnya, Lili yang belum terbiasa, sedikit kesulitan meladeni permainan Steve. Tapi dengan sabar Steve membantu Lili agar menikmati permainannya. Ia kemudian menuju telinga dan terus kebawah menuju leher Lili. Hingga tanpa sadar Lili mengeluarkan desahannya. Membuat Steve semakin terangsang. Steve kemudian membuka pelan gaun yang dikenakan Lili sembari menuju ke bibir Lili menciumnya lembut. Kini Lili hanya mengenakan bra dan celana dalamnya. Lili yang merasa malu. Menutup dadanya dengan kedua tangannya. Steve sontak melepaskan ciumannya. Dan melepaskan perlahan tangan Lili yang menutupi dadanya.

"Lili... Aku akan melakukan nya dengan lembut. percayalah..." Ucap Steve

Steve melanjutkan aksinya. Mencium bibir Lili kembali dengan lembut. Melepaskan bra milik Lili perlahan. Lili terus menikmati permainan Steve dengan tanpa sadar ia hanya mengenakan celana dalamnya. Steve kemudian menggendong Lili menuju ranjang. Meletakan tubuhnya pelan. Kemudian dia menghampiri Lili dan naik di atas ranjang. Membungkuk kan badannya di hadapan Lili. Steve mulai melepas kemeja nya. Membuat Lili memalingkan wajahnya karena malu.

Steve yang terpesona melihat tubuh Lili. Semakin lebih terpesona. Melihat begitu indahnya tubuh wanita di depannya itu. Kulitnya begitu bersih dan halus.

"Lili... kamu sangat cantik. " Ucap Steve membisikkan lembut pada telinga Lili. Membuat wajah Lili me merah karena tersipu.

Steve mencium Lili bahkan sampai dada miliknya. Di cium lembut oleh Steve. Tanpa sadar desahan Lili keluar dan semakin keras.
Steve tersenyum senang bisa membuat Lili seperti demikian. Steve memainkan milik Lili perlahan , memasukan jemarinya dan memainkan milik Lili. Membuat Lili semakin mendesah kenikmatan.

"Steve... aku .... aku.. seperti ada yang ingin keluar." Ucap Lili merasakan nikmatnya permainan Steve.

"Keluarkan sayang.." Ucap Steve bahagia.

Mereka menikamati satu sama lain. Hingga Lili sudah mampu menerima milik Steve. Dan berhasil menghilangkan traumanya.

"Steve... terimakasih. Aku bisa melewati nya tanpa takut." Ucap Lili. Setelah mereka selesai melakukannya.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu. Sayang...Lili.. Maukah kau menjadi istriku ?? " Ucap Steve sembari memeluk tubuh Lili. Dengan posisi Lili yang membelakanginya.

"Apakah dia sedang melamarku...??, Aku sangat ingin mengatakan iya. Tapi aku tidak mau egois. Bagaimana dengan karirnya nanti. Pasti akan banyak orang yang merendahkan Steve." Batin Lili.

"Aku... aku akan memikirkan nya Steve. Beri aku waktu" Jawab Lili.

"Aku akan setia menunggu." Ucap Steve.

"Lili... apakah kamu menyayangi ayahmu ?" Tanya Steve pada Lili yang masih ia peluk dari belakang. Dengan tangannya yang masih melingkar di atas pinggang Lili.

"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal itu. ?" Tanya Lili heran. Kenapa Steve berbicara demikian.

"Apakah kamu tau, Ayahmu adalah sopir pribadi ku ketika aku masih kecil ?"
Ucap Steve. Sontak membuat Lili memutarkan tubuhnya dan melihat wajah Steve.

"Benarkah... Bagaimana kamu tau dia adalah ayahku. Apakah ayahku baik padamu. Tapi dia sudah meninggal.." Ucap Lili semangat kemudian bersedih.

Kemudian Steve menceritakan semua kebaikan Paman Sutomo padanya. Bagaimana sabarnya paman Sutomo meladeni Steve kala itu. Bagaimana Paman Sutomo menolong Steve, Ketika dihukum oleh ayahnya. Lili menceritakan, Jika ayah Lili bekerja sebagai sopir pribadi. Tapi Lili tak tau siapa tuan ayah nya. Sebab sang ayah tak memberitahukan pada Lili.

"Aku dan ibu sangat menyayangi ayah. Tapi kecelakaan itu membuat kebahagiaan kami seakan redup dan menghilang. Bahkan setelah ayah meninggal ibu menjadi terpuruk. Tanpa aku sadari, ternyata ibu menyembunyikan penyakit nya dari ku" Ucap Lili, Tak terasa air matanya mengalir mengingat ayah dan ibunya.

"Tenanglah Lili.. Aku yang akan menggantikan kesedihanmu." Ucap Steve. Sembari menenggelamkan kepala Lili pada dada bidang miliknya. Sembari menepuk punggung Lili untuk menenangkan nya.

"Maafkan aku, tidak bisa membantu menjaga paman Sutomo kala itu." Ucap Steve.

"Itu bukan salah mu. Jangan menyalakan dirimu." Ucap Lili dengan kepalanya yang masih di dada bidang Steve yang membuat nya nyaman.

"Terimakasih Lili."Batin Steve. Bersyukur akan kehadiran Lili yang mewarnai hidupnya.

Hingga mereka akhirnya tertidur.
Matahari mulai muncul dengan senyum nya. Lili yang terbangun lebih dulu. Melihat wajahnya berhadapan dengan wajah Steve. Mengingat kejadian semalam yang di alami nya. Membuatnya tertawa kecil tersipu malu.

"Bagaimana bisa ada laki-laki yang sesempurna ini." Lili terus memandangi wajah Steve saat tidur. Begitu tampan dan mempesona.

Lili kemudian menyentuh kening Steve dengan jari telunjuknya. Terus turun kebawah menyentuh hidungnya yang mancung hingga terus turun sampai ke bibir Steve yang merah dan menggoda. Lili terkesima dan memberanikan diri untuk menciumnya. Perlahan mendekat dan mulai mencium bibir Steve pelan agar tak membangunkannya. Steve yang sebenarnya sudah tersadar, Ia berpura - pura tetap masih tertidur.
Setelah bibir Lili sudah mendarat ke bibir miliknya. Ia membuka pelan matanya dan sedikit menggerakkan bibirnya untuk menikmati perlakuan Lili padanya. Lili yang tersadar kemudian langsung membuka matanya sontak langsung melepaskan ciumannya. Wajah Lili semakin merah karena malu. Dan membalik kan tubuhnya membelakangi Steve.

"Apakah kau ingin melakukan nya lagi sayang." Goda Steve sembari menyentuh pinggang Lili.

"Eh... tidak-tidak... aku akan bangun dan memasak untukmu. Kita bisa terlambat ke kantor. Cepatlah bergegas." Lili yang salah tingkah kemudian mengambil baju miliknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Steve yang senang melihat kelakuan Lili. Membuat nya terus memandangi Lili sampai pintu kamar mandi tertutup.
Hingga Lili selesai mandi Steve masih di atas ranjang menunggu Lili selesai untuk mandi.

"Steve... kenapa kau masih di sana dan tak segera mengenakan bajumu" Ucap Lili dengan handuk yang terbalut di tubuhnya.

"Aku akan bangun jika kau memandikan tubuhku" Goda Steve.

"Hentikan Steve.. Aku akan mengenakan bajuku. Dan memasak untuk mu. Kamu pergilah ke kamar mandi." Pinta Lili.

"Bagian tubuh mu yang mana. Yang belum aku lihat sayang." Ucap Steve sambil berdiri tanpa baju sehelai pun. Sambil memeluk Lili dari belakang tubuhnya.

"Steve... hentikan..." Ucap Lili malu sambil menutup wajahnya. Tak ingin melihat Steve yang masih telanjang.

"Aku akan mandi Sekarang. Masak lah. Aku ingin merasakan bagaimana masakan mu" Ucap Steve sembari mencium pipi Lili.

Lili yang senang dengan perlakuan Steve padanya. Kemudian tersenyum kecil bahagia.

"Semoga ini bisa terus berlanjut. Walaupun mungkin sulit untuk menciptakan sebuah pesta pernikahan." Batin Lili sembari melihat Steve yang sudah hilang masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

HAI TEMAN-TEMAN. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA YA. DITINGGAL JUGA KOMENNYA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience