Kenyataan Pahit

Romance Series 2771

"Mudah sekali menangkap kalian.... Seperti menepuk nyamuk saja..." Ucap Steve yang sudah berdiri di depan Cyntia dan Noman. Mereka di ikat tangan dan kakinya. Beserta mulut mereka di tutup dengan lakban besar.

Cyntia terus menangis dan menggeleng kan kepala.

"Seperti nya Nyonya Cyntia ingin bicara.. " Ucap Steve dan membuka paksa lakban yang menempel pada mulut Cyntia.

"Steve... Steve aku mohon lepaskan Noman.." Ucap Cyntia memohon dengan air matanya yang terus mengalir.

"Wanita tidak tau malu. Kenapa harus aku melepaskan kalian. Anak dan Ibu sama-sama menjijikkan." Ucap Steve sembari menekan pipi Cyntia dengan tangannya.

Noman yang ada di depan Cyntia. Hanya melihat dengan tetesan air mata. Tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Ia tak bisa berbicara karena mulutnya tertutup rapat dengan lakban yang melekat erat.

"Lihatlah anakmu Cyntia. Apa kamu tidak kasian dengan nya. Kamu menyuruh ku melepaskan nya. Kenapa aku harus melepaskan nya...?? Kalau kalian sama-sama binatang..." Ucap Steve dan teriak di kata-katanya terakhir. Dan menghempaskan kepala Cyntia keras.

Lili yang masih bersembunyi melihat mereka dari kejauhan. Tiba-tiba menetes kan air mata.

"Steve... aku mohon jangan sakiti mereka. Bagaimanapun juga mereka ibu dan adikmu." Batin Lili sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Agar tangisnya tak terdengar.

"Steve... Dia tidak tau apapun. Aku mohon lepaskan dia." Ucap Cyntia memohon.

"Apa maksudmu dia tidak tau..?" Teriak Steve keras. Hingga membuat Cyntia terkejut.

"Steve ... Hanya aku yang membuat Sutumo bersedia membunuh dirinya sendiri. Noman tidak tau apapun." Ucap Cyntia dengan menangis.

Sontak membuat Noman mencelikkan matanya. Ia terkejut atas ucapan ibunya. Ia tak percaya apa yang ibunya katakan. Lili yang mendengar ucapan Cyntia, kemudian merosot hingga jatuh ke tanah. Dan menutup mulutnya.

"Seperti nya tuan Noman ingin berbicara.. Lanjutkan pengakuan mu di depan anakmu Cyntia...!" Ucap Steve. Kemudian Steve membuka lakban yang menempel di mulut Noman.

"Ibu... apa yang ibu katakan..? katakan itu hanya bualan. Katakan itu tidak benar...!" Teriak Noman.

"Noman maafkan ibu ... Maafkan ibu Noman... ini semua demi kamu... percayalah. Ini semua untuk kamu." Ucap Cyntia

"Itu bukan untuk ku... Tapi untuk ibu sendiri. Ibu... Paman Sutomo adalah orang yang baik. Bagaimana bisa ibu tega membuatnya seperti itu.." Noman berbicara dengan nada yang terus meninggi.

"Hentikan. ! " Teriak Steve.

"Ceritakan Cyntia... kenapa kamu membuat Paman Sutumo membuatnya membunuh dirinya sendiri..!!" Ucap Steve.

Cyntia hanya diam tak mau bercerita.

"Cyntia... " Teriak Steve.

Karena Steve kesal Cyntia tak kunjung berbicara. Ia lantas mengeluarkan pistol yang ia simpan di saku celana.

"Atau aku akan membunuh anakmu dengan satu kali tembakan" Ucap Steve sembari menodongkan pistol di kening Noman.

"Steve....." Teriak Cyntia.
"Aku mohon... aku mohon jangan lakukan apapun padanya. baik-baik.. aku akan mengatakan nya."

Noman hanya diam. Karena ia tak percaya ibunya bisa berbuat demikian.
Kemudian Cyntia menceritakan semuanya.

Kisah Paman Sutomo.

Ucapan Cyntia
Aku datang di keluarga Liu. Dan tinggal disana. Aku melihat bagaimana Yohan memperlakukan Stela(Ibu kandung Steve) dan dirimu. Berbeda dengan ku dan Noman. Dia lebih menyayangi Stela dari pada aku. Bahkan lebih banyak aset Liu Grup diberikan padamu. Mungkin kalo Noman tidak ada. Aku sudah di usir olehnya. Aku lama-lama semakin muak melihat bagaimana Yohan memperlakukan Stela. Setiap pagi Yohan selalu mencium Stela ketika pergi bekerja. Dan tidak untukku. Dan aku menahan itu semua selama 10 tahun. Aku lelah melihat kemesraan mereka. Setiap Yohan dan kalian( Noman dan Steve ) pergi dari rumah. Aku selalu menyiksa Stela. Jika Stela tidak menuruti perintah ku. Maka aku membawa namamu (Steve) untuk mengancamnya.

"Cyntia...Aku mohon jangan sakiti anakku. Aku akan melakukan apapun seperti yang kau katakan. Tapi aku mohon jangan sakiti Steve." Ucap Stela kala itu.

Steve yang mendengar cerita Cyntia. Ia sudah mengepalkan tangannya. Dan sudah menari pelatuk di pistolnya. Serasa ingin membunuh orang ini. Ia tak percaya. Bahkan ibunya menjadi korban.

Sampai suatu hari. Aku menyuruhnya untuk melompat dari lantai 3. Dan Sutomo melihat bagaimana aku mengancam dan menyuruhnya.
Karena Sutomo tau. Aku juga menyuruh nya untuk membunuh dirinya sendiri dengan membawa nama anaknya dan ibunya.

"Aaaaa........" Teriak Steve sembari menembak ke arah atas. Suara pistol kala itu. membuat semua yang ada di sana menutup telinga mereka. Termasuk Lili dan Reno. Juga 2 orang suruhan Reno.

"Cyntia.......sialan..." Ucap Steve yang sudah menyodorkan pistol hendak menembak Cyntia.

"Steve...." Teriak Lili. Disaat yang bersamaan ketika Steve hampir membunuh Cyntia Ia datang menghampiri Steve.

"Steve... Hentikan... !!!!" Teriak Lili.

Kemudian Steve menoleh melihat ke arah Lili.

"Bagaimana gadis ini bisa ada di sini." Batin Steve. Ia tidak peduli dengan perlakuan Lili dan hendak ingin terus melakukan perbuatannya.

Kemudian Lili berada tepat di depan pistol yang sudah di sodorkan Steve untuk membunuh Cyntia. Lili kemudian menggeleng kan kepalanya.
Karena saat itu pikiran Steve hanya ada kebencian. Ia mendorong Lili hingga Lili terjatuh.

"Ahhhhh..... " Teriak Lili.

"Kenapa ayahku masih tinggal bersama seorang pembunuh....." Teriak Steve.
"Wanita sialan..." Emosi Steve semakin menjadi-jadi. Kembali menyodorkan pistolnya.

"Steve.... tolong aku...." Rintih Lili kesakitan dengan darah yang sudah mengalir hingga ke kaki.

"Lili......" Teriak Steve kemudian menjatuhkan pistolnya.

"Reno cepat siapkan mobil..." Teriak Steve sembari menggendong nya.

Reno menjaga Cyntia dan Noman agar tak kabur.
Kemudian Steve mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tinggi. Membawa Lili ke rumah sakit.

"Steve... sakit sekali...." Lili yang duduk di samping Steve terus merintih kesakitan.

"Lili... Lili aku mohon bertahan. Aku mohon.." Ucap Steve panik sesekali melihat Lili. Sesekali melihat jalan.

"Sialan......." Teriak Steve.

Tak lama mereka sampai dirumah sakit. Lili masuk ke dalam UGD. Steve yang menunggu diluar. Dengan pakaian yang sangat berantakan. Ia mengepalkan tangan dan memukulnya ke tembok hingga tangannya berdarah.

"Sialan sialan sialan........." Teriak Steve sembari menangis. Bahkan ia sudah tidak bisa merasakan sakit. Pikirannya kacau sekacau-kacaunya.

Setelah beberapa jam . Dokter keluar.
Steve langsung menghampiri dokter.

"Dok bagaiman keadaan istri saya....????" Tanya Steve panik.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience