Kembali

Romance Series 2771

Bibi Yang dan Reno yang melewati jalan itu melihat Lili dan kemudian mereka berhenti.
Dan bibi Yang turun menghampiri Lili diikuti dengan Reno.

"Nona Lili... Kenapa Nona duduk disini. Ayo kita pulang..!!! " Ajak bibi Yang. Sudah duduk disebelahnya Lili.

Lili masih diam menagis. Menunduk kan kepalanya.

"Nona.... ayo cepat kita pulang....Disini panas." Ajak bibi Yang memaksa.

Lili kemudian berdiri perlahan dan di bantu oleh bibi Yang. Mereka pulang menuju Vila Diamon.
Sesampainya mereka di vila. Tak terlihat ada mobil Steve. Dan memang benar Steve belum pulang.

"Terimakasih bibi Yang. Lili ingin istirahat. Lili masuk dulu ke kamar tamu. " Ucap Lili lirih.

"Baiklah Nona Lili. istirahat lah dan jaga bayi dalam kandungan mu ya...! Jangan bersedih terlalu lama." Ucap Bibi Yang, merasa tak tega melihat kondisi Lili.

"Nona Lili yang malang... kasihan sekali.." Batin Bibi Yang sembari menggelengkan kepalanya.

"Kenapa tuan Steve belum pulang. Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya Reno.??" Tanya Bibi Yang.

"Saya akan mencarinya bi... Bibi tolong jaga Nona Lili." Ucap Reno sembari berjalan keluar dan pergi menggunakan mobil yang biasa Paman Zam gunakan.

Lili yang masuk ke dalam kamar. Kemudian mengunci pintunya dan bersandar disana . Tubuhnya jatuh merosot. Hingga duduk di lantai. Ia melipatkan sikunya. Dan melingkar kan tangannya di lipatan kakinya.

"Kemana aku harus pergi sekarang... Bahkan rumah kontrakan ku sudah di huni orang lain. Jika aku harus pergi dari sini. Aku dan bayiku akan tinggal di mana...???" Batin Lili dengan air mata nya yang menetes.
"Bayiku....??? Aku bahkan masih memikirkan nya. Apakah ini perasaan seorang ibu." Lili menangis tertunduk.
"Maafkan mama sayang... Bahkan karena kebodohan mama. Kamu selalu menjadi korban."

Lili kemudian menidurkan dirinya di atas ranjang. Karena begitu lelah tubuhnya. Ia kemudian tertidur.

Reno yang berusaha terus mencari Steve. Tak lelah dan tak henti ia terus mencari. Dia kemudian pergi menuju bar dimana Steve pernah mabuk di sana. Sampai Ia menemukan Steve yang sudah tersungkur di meja bar depan pelayan.

"Tuan muda....tuan" Ucap Reno sembari berusaha membangunkan Steve.

Kali ini Steve hanya diam hingga tak sadarkan diri. Dia bahkan meminum alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dari yang lalu.
Reno kemudian membawa tubuh Steve yang tak sadar. Menopangnya menuju mobil. Reno meninggalkan mobilnya. Dan berencana akan mengambilnya nanti.
Tak butuh waktu lama. Steve dan Reno sampai di Vila. Hari itu sudah malam. Dan Reno langsung membawanya masuk ke kamar pribadinya. Dan hendak membantunya mengganti pakaian yang ia kenakan.
Lili yang sudah terbangun dari tidurnya. Kemudian keluar melihat apakah Steve sudah pulang. Dan betapa senangnya dia melihat ada mobil Steve terparkir di halaman. Kemudian dia berlari menuju kamar pribadi Steve.

"Eh.... maaf Reno. Aku tidak sengaja." Ucap Lili yang masuk sembarangan tanpa permisi.
Dimana Reno masih melepas sepatu dan kaos kaki Steve.
"Dia mabuk lagi kah??" Batin Lili karena melihat Steve yang tidak sadarkan diri.

"Nona Lili... Bisakah anda membantu saya...??" Ucap Reno.
"Ini kesempatan ku untuk memperbaiki hubungan mereka." Batin Reno.

"Iya Reno.. Apa yang bisa aku bantu...??" Ucap Lili yang masih setia berdiri di depan pintu.

"Bisakah Nona membatu menggantikan pakaian tuan Steve???"

"Eh....????" Lili terkejut dengan ucapan Reno.
"Tapi Reno...??"

"Tolonglah Nona. Tuan Steve mabuk lagi kali ini. Dan aku harus segera mengambil mobil yang tertinggal di bar." Ucap Reno

"Oh.... Atau bagaimana dengan Paman Zam dan Bibi Yang aku akan panggilkan mereka...??" Ucap Lili karena masih malu melakukan hal itu.

"Nona... itu sudah ku lakukan dari tadi jika mereka tidak sibuk..Tolonglah Nona. Bahkan ini sudah hampir larut. Aku takut bar akan segera tutup. Kalau begitu saya pergi dulu Nona. " Ucap Reno dengan sedikit alasan dan langsung bergegas pergi dengan senyum kecilnya.

"Reno....." Teriak Lili hampir mencegah Reno namun tak sampai.

"Emhhhhhh....." Desah Steve karena tubuhnya tak nyaman mengenakan jas lengkap.

Lili kemudian masuk dan menutup pintu juga menguncinya. Dengan perasaan gugup. Ia bahkan sampai meremas dress tidur yang ia gunakan. Ia kemudian menuju almari dan mengambil baju tidur untuk Steve. Ia mendekati tubuh Steve yang masih tertidur. Dengan bau alkohol pekat dari mulutnya.
Lili kemudian memberanikan diri membuka jas yang dikenakan Steve. Dengan perasaan gugup dan terkadang menghela nafas pelan. Ketika Lili hampir membuka kancing kemejanya Steve. Tiba-tiba ia muntah mengeluarkan air. Bau alkohol yang amat pekat.

"Steve ....." Teriak Lili karena terkejut.

*Lili kemudian dengan cepat membersihkan mulut Steve dengan tissue. Lili membersihkan baju Steve dan Sprei yang terkena muntahan dari mulutnya. Setelah itu Lili membuka semua baju Steve. Hingga Steve tak mengenakan pakaian sama sekali. Lili dengan tangan yang gemetar karena terlalu gugup. Ia membersihkan pelan tubuh Steve dengan handuk yang sudah basah dengan air hangat. Ia melakukannya dengan lembut. Agar Steve tak terbangun. Pasalnya, Ini pertama kali nya yang dilakukan oleh Lili. Sampai akhirnya Lili selesai dan memakaikan baju yang bersih pada Steve. Kemudian Lili menyelimuti tubuh Steve dengan selimut. Dan ia pergi keluar. Menutup pintu pelan agar Steve tak terbangun.
Lili terhenti sejenak di depan pintu dan tersenyum sendiri mengingat perlakuan nya menggantikan pakaian untuk Steve.

Pagi sekali bahkan matahari belum terbit. Dan bibi Yang belum bangun. Lili sudah sibuk dengan masakannya*.

"Nona Lili...??? Kau bangun pagi sekali hari ini??" Tanya Bibi Yang sudah berdiri dekat dengan Lili.

"Bibi kau sudah bangun..?? Aku sudah menyelesaikan masakanku. Dan beberapa sudah aku siapkan di atas meja. Matahari akan segera muncul. Aku mandi dulu ya Bi. Tolong selesaikan sup ku yang ini. Hanya tinggal menunggunya matang. Dan tolong jangan katakan pada Steve bahwa ini aku yang memasak nya. Terimakasih Bibi..." Ucap Lili kemudian pergi meninggalkan bibi Yang dan ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama Lili keluar dari kamar tamu dimana dia tidur. Dan langsung mendekati bibi Yang. Ia nampak cantik dengan gaun putihnya yang hanya sampai lutut. Dan rambut yang di ikat separuh. Dengan poni tipis yang hampir menutupi matanya. Lili nampak anggun dan manis.

"Bibi... Apakah aku cantik Dengan baju ini..??" Ucap Lili sambil memutarkan tubuhnya.

"Nona Lili... kau cantik sekali. Bibi tidak pernah melihat Nona mengenakan pakaian ini.." Ucap Bibi Yang.

"Iya Bibi... Ini adalah pakaian ibuku ketika dia masih muda. Dan aku masih menyimpannya. Tapi benarkah aku cocok dengan baju ini..?? Dan... Apakah Steve akan suka melihat ku dengan pakaian ini..?"

"Nona... jangankan tuan Steve. Bibi saja kagum dengan kecantikan Nona..." Ucap Bibi Yang terpesona.

"Benarkah bibi ??" Ucap Lili untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Bibi Yang kemudian menganggukkan kepalanya pelan.

"Bibi aku akan masuk dulu ke kamar dan akan keluar jika Steve sudah duduk untuk makan. Semoga dia senang dengan ku hari ini." Ucap Lili sambil melambaikan tangannya dan tersenyum kecil.

*Bibi Yang hanya mengangguk dan tersenyum melihat tingkah Lili.

Steve yang ada di kamar kemudian bangun dan membersihkan tubuhnya. Mandi di kamar mandi. Ia sedikit bingung bagaimana dia bisa pulang. Siapa yang menggantikan bajunya. Banyak pertanyaan dalam benaknya. Namun ia lelah memikirkan nya. Dan tidak memikirkan nya lagi*.
Tak lama kemudian Steve yang sudah rapi dan terlihat tampan dengan setelah jas nya. Ia datang menuju meja makan.
Lili mengintip dari pintunya yang tidak tertutup rapat. Melihat Steve sudah duduk dan Ia memberanikan diri datang menghampiri Steve dan berjalan pelan untuk makan dengannya.

"Siapa yang menyuruhmu kembali kesini..??" Ucap Steve ketika Lili sudah menyentuh kursi dan hendak duduk. Tanpa memandang ke arahnya.

"Eh...... . ???" Suara kecil Lili yang terkejut dengan ucapan Steve. Dan sedikit mendongak kan kepalanya. Melihat ke arah Steve. Kemudian menenggelamkan kepalanya kembali. Lili melepaskan tangannya dari kursi yang hendak ia duduki. Dan masih setia berdiri.

"Kenapa kau tidak pulang ke laki-lakimu. Masih punya muka untuk kembali kesini..." Ucap Steve tak menghiraukan bagaimana perasaan Lili.

Lili hanya diam dan menunduk. Tak terasa air matanya mengalir begitu saja.

"Kau membuat selera makan ku menjadi hilang..." Ucap Steve
Kemudian pergi meninggalkan meja makan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience