Dia Kembali

Romance Series 2771

Steve terus mengikuti Lili. Hingga Lili masuk keruangan Yohan. Steve kemudian menyandarkan tubuhnya di tembok depan kamar Yohan. Ia merasa wanita yang sangat ia cintai. Sudah menghianati cinta nya dengan begitu mudahnya.

"Tuan muda...??" Panggil Pelayan Lim yang baru keluar dari ruangan. Dan melihat Steve berdiri di samping nya sedang bersandar.
"Kenapa tuan berdiri disini.. Kenapa tidak masuk. ? Nona Lili ada di dalam. " Tambahnya.

"Nanti saya akan masuk. Banyak orang aku rasa akan menjadi ramai. " Ucap Steve

"Oh... baiklah. Mari kita duduk di kursi tunggu. ..?? Saya terkadang duduk di sana sambil meminum kopi."

"Boleh paman.... " Ucap Steve sembari berjalan.

Disaat yang bersamaan.

"Lili.... kenapa kau kemari...?" Tanya Noman yang masih duduk di sofa.

"Kenapa kamu bicara seperti itu. Apakah aku tidak boleh menjenguk paman Yohan...??" Ucap Lili.

"Tentu saja boleh. Apa yang kamu bawa dalam tas mu. Aku merasa tas mu sedikit lebih besar dari yang kemarin..? " Tanya Noman penasaran.

"Oh... benarkah... Mungkin itu hanya perasaan mu saja. Aku tidak membawa apapun. Hanya dompet dan beberapa alat make up." Ucap Lili berbohong.

"Em... Baiklah... Apa kamu sudah makan...?' Tanya Noman.

"Aku.... ? Sudah.... sudah..." Ucap Lili sembari meletakkan tasnya di atas meja.

Sejenak hening.

"Kruuuukkkkk......."
Dan perut Lili berbunyi. Noman tersenyum kecil. Lili menggigit bibirnya malu.

"Bahkan ponakan ku tidak bisa berbohong. Tunggulah... Aku akan keluar sebentar untuk mencari makan. Tolong jaga ayahku. Bye..." Ucap Noman sembari berdiri dan pergi.

Lili malu hingga wajahnya memerah. Lantas Lili duduk di samping Yohan mengambil gunting kuku di tasnya . Dan memotong kuku jari tangan dan kaki milik Yohan. Dengan lembut ia melakukan nya.

Di waktu yang sama saat Steve bersama Pelayanan Lim.

"Ini kopinya tuan..." Ucap Pelayan Lim sembari menyodorkan segelas kopi.

"Terimakasih Paman.." Jawab Steve

Mereka duduk di kursi ruang tunggu.

"Kemarin Nona Lili datang kemari sendiri. Sekarang ia datang dengan tuan. Nona Lili memang gadis yang baik. Dia mengatakan sesering mungkin ingin datang menemui tuan Yohan. Dia benar-benar menepatinya. " Ucap Pelayan Lim. Kemudian meneguk kopi miliknya.

"Menemui ayah...?" Tanya Steve bingung.

"Iya... Kenapa tuan Steve terkejut...? Bukankah Nona Lili sudah bilang pada anda. Dia mengatakan itu pada saya. Kemarin dia bahkan membersihkan tubuh tuan Yohan. Sampai sore dia disini. Aku menyuruhnya untuk berhenti. Karena aku tak tega melihatnya. Perutnya sudah mulai terlihat membesar. Tapi dia dengan sabar membersihkan tangan dan kaki tuan Yohan." Tambah pelayanan Lim.

*Steve yang mendengar cerita Pelayan Lim ia menundukkan kepalanya. Dan tanpa sadar ia menjatuhkan kopi nya.

"Pyarrrrrrr....."
suara pecahan gelas kopi*.

"Maaf Paman Lim... Aku tidak sengaja. " Ucap Steve.

"Tidak apa tuan. Tuan... apakah terjadi sesuatu pada tuan..."

"Tidak.. jangan hiraukan diriku"

"Aku akan memanggil cleaning servis. Tuan tunggulah disini."

Steve yang diam dengan tatapan kosong. Kemudian ia bangkit berdiri dan berlari menuju ruang Yohan.
Dia kemudian membuka pintu. Dan berdiri melihat Lili dari kejauhan dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
Lili lantas menjatuhkan gunting kuku yang saat itu ia gunakan untuk memotong kuku tangan Yohan.

"Steve......?? Kenapa dia bisa kemari. Siapa yang memberi tahunya aku ada disini. Apa yang akan dia lakukan. Dia akan menghukum ku karena kabur dari Vila.. Aku tak ingin dia menyakiti bayiku." Batin Lili yang masih memandang Steve. Ia berjalan mudur karena ketakutan Steve akan menyakiti nya dan juga bayinya. Lili memegang perutnya untuk melindungi bayi dalam perutnya.

Steve berjalan maju. Lili semakin berjalan mundur. Sampai tak ada tempat untuk Lili berpindah.
Steve lantas langsung memeluknya. Dan menangis dalam dekapan Lili.
Lili yang bingung dengan sikap Steve. Ia hanya bisa diam.

"Maaf....... maafkan aku...." Ucap Steve lirih.

"Dia meminta maaf....? Dia sudah percaya padaku..?" Batin Lili. Kemudian ia mengangkat tangannya pelan. Hingga sampai di pinggang Steve. Dan melingkar kan tangannya.

Steve kemudian melepas pelukannya pelan.

"Apakah aku akan mendapat maaf mu...?" Ucap Steve sembari memegang kepala Lili dengan kedua tangannya.

Lili kemudian meneteskan air mata. Dia bahagia karena laki-laki kesayangan nya sudah kembali. Dia kemudian menganggukkan kepalanya pelan. Steve lantas memeluk Lili kembali.

"Terimakasih.... terimakasih Lili. Kau masih memaafkan ku. Yang seharusnya tak pantas di maafkan." Ucap Steve.

*Steve melepaskan pelukannya. Memandang Lili sejenak. Dan mencium kening Lili. Hingga turun dan sampai di bibirnya. Steve mencium bibir Lili lembut. Hingga Lili membalas ciumannya. Saling menutup mata menikmati satu sama lain. Mereka mengekspresikan cinta mereka dengan berciuman, lembut dan penuh cinta.
Tak lama Noman membuka pintu. Ia melihat dan kemudian keluar. Tak ingin menganggu mereka.
Ia lantas tersenyum kecil. Dan duduk di ruang tunggu.

Lili melepas ciumannya pelan*.

"Cuppppp.....Cuuuppppp.....cuppp..."
Steve masih mengecup bibirnya dan pipinya berulang-ulang

"Steve hentikan...!!!' Ucap Lili sembari tertawa.

"Tidak mau.... " Steve masih menciumnya.

"Ahahahaha....... Steve...Hentikan...! anak kita lapar." Ucap Lili agar Steve berhenti mencium nya.

"Baiklah.... Aku tidak bisa menolak untuk itu. Kamu tunggulah. Aku segera kembali." Ucap Steve.

Lili mengangguk kan kepalanya.

" Tunggu ayah sayang....." Ucap Steve yang mendekat kan wajahnya pada perut Lili. Sembari tangan Lili menyentuh kepala Steve lembut. Dengan senyuman yang manis memandang perilaku padanya.

"Cupppppp...."
Ia mengecup perut Lili lembut.

Steve kemudian pergi keluar mencari makan.

"Eh......? Steve...." Teriak Lili namun Steve tidak mendengar.
"Aku bahkan lupa Noman sedang membeli makanan untukku. Tapi kenapa Noman belum juga kembali. Jika aku mengejar Steve. Bagaimana dengan Paman Yohan. Ahhhhh....... sudahlah. Nanti mereka juga bertemu." Ucap Lili dengan dirinya sendiri.

Lili kemudian melanjutkan memotong kuku Yohan.
Steve yang berjalan menuju kantin rumah sakit. Tak sengaja melihat Noman sedang duduk dengan pelayan Lim. Noman hanya duduk sembari membaca koran. Begitupula dengan pelayan Lim.
Steve lantas menghampirinya.

"Noman..... Aku ingin bicara dengan mu...!!!" Ucap Steve yang sudah berdiri di depannya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience