Luka Cambuk ku

Romance Series 2771

Pelayan Lim adalah pelayan setia Yohan yang bekerja dengan Yohan sejak Steve masih kecil. Lim tau dimana cambuk itu disimpan. Lim lantas melaksanakan perintah tuannya.

"Baik tuanku..!!" Jawab pelayanan Steve.

Cyntia yang duduk dengan Noman melihat pemandangan itu. Hanya melihat dengan hati yang bangga. Bisa membuat Yohan marah pada Steve.
Lili yang ada di luar , dibalik pintu. Terus masih dalam keadaan yang ketakutan. Apalagi setelah mendengar Yohan berkata demikian. Ia bahkan menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Menunduk dengan tubuhnya yang gemetar.
Tak lama Lim datang dengan cambuk yang sudah ditangan nya. Dan memberikannya pada Yohan.

"Apa yang akan di lakukan paman Yohan pada Steve. Paman aku mohon jangan sakiti Steve. Paman aku mohon. Paman hentikan. paman...!"
Batin Lili dengan air mata yang sudah menetes hingga diatas lantai.

--Bukkkkkk.....---
Yohan langsung menendang siku kaki kiri Steve. Hingga membuat Steve jatuh dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas lantai.

"Ahh......" Rintih Steve pelan karena terjatuh.

"Tinggalkan wanita itu... !!! Atau satu cambukan untuk mu." Ucap Yohan.

"Bahkan jika dagingku habis melekat pada cambuk mu. Tidak akan pernah aku meninggalkan nya." Tantang Steve

"Ctarrrrrr......."
Yohan dengan tega seperti tiada ampun dan belas kasih mencambuk punggung Steve.

Lili yang semakin ketakutan. Sampai menggigit jemarinya. Sangat sakit mendengar suara cambukan yang mendarat pada laki-laki yang dicintai nya. Tidak kuat mendengar rintihan Steve yang menahan sakit. Bahkan demi dirinya.

"Ahhh...." Rintih Steve menahan sakit. Atas cambuk an yang di berikan ayahnya.

"Anak yang tidak patuh. Apakah hukuman yang pantas kalau bukan seperti ini, Tinggalkan dia , aku tidak mau tau.!!!" Ucap Yohan.

"Tidak akan pernah ayah.. "

"Anak sialan....!!" Teriak Yohan sembari mengayunkan lagi cambuknya.

"Paman.........." Teriak Lili keras. Hingga membuat niat Yohan terhenti untuk mencambuk Steve.

Membuat seisi rumah terkejut. Hingga sejenak diam tanpa kata. Steve yang masih tertunduk, dibuat terkejut dengan ketidakpatuhan Lili padanya. Yang berjanji akan menunggunya di mobil.

"Wanita kecil yang tidak patuh.. Aku akan menghukum mu untuk ini." Batin Steve.

"Akan ada pertunjukan yang bagus. Bahkan jalang ini berani masuk kemari." Ucap Cyntia sembari memandang Lili dengan tatapan penuh kebencian.

"Sang putri cantik datang menyelamatkan pangeran nya Ibu...ha ha.." Ledek Noman berbicara pada ibunya. Sembari masih asik hanya menonton kemarahan Yohan.

"Paman... tolong jangan sakiti Steve. Paman.... jika Aku harus meninggalkan Steve agar paman tidak menyakiti nya. Aku akan ..."

"Lili......." Teriak Steve keras memotong ucapan Lili. Masih menunduk tanpa memandang ke arah siapapun.

"Jangan pernah kamu melanjutkan ucapan mu. Aku tidak akan mengijinkan nya." Ucap Steve.

Lili yang tak menghiraukan ucapan Steve. Masih terus melawan dan ingin bicara.

"Paman... Jika paman ingin aku meninggalkan Steve. Aku akan penuhi ucapan paman. Tapi aku harap, Paman bisa membakar cambuk milik paman. Dan jangan pernah menyimpan cambuk lagi...!"

"Heh.... beraninya kamu mengatur ku. Kamu pikir kamu siapa..?" Ucap Yohan geram.

"Paman... aku tau. Aku memang anak seorang sopir. Bahkan ayahku bekerja untukmu. Tapi apakah salah jika anak sopir mencintai seseorang. Bahkan negara pun tak melarangnya. Paman... baiklah.. aku akan pergi meninggalkan Steve.." Ucap Lili berani.

"Lili.... Apa yang kamu katakan." Teriak Steve masih tertunduk.

"Reno...!!! kemarilah.!!" Ucap Lili memanggil Reno yang sejak tadi hanya bisa berdiri mematung.

"Reno... katakan... Apakah laki-laki yang melecehkan wanita. Jika sang wanita melapor ke polisi. Dan memiliki bukti atas tindakannya. Sang laki-laki berhak di hukum...? " Ucap Lili pada Reno sambil memandang Yohan dengan berani, Walaupun sebenarnya ada rasa takut dalam dirinya. Sebab ketika Noman melecehkan Lili. Reno adalah saksi yang mengetahui kejahatan Noman. Bahkan Reno menyimpan bukti CCTV di hotel Glass kala itu.

*(Kejahatan Noman terjadi di lorong ya teman. Jadi ada CCTV bagian luar yang menyorot.)

"Bisa Nona... Pelaku akan dihukum 2 tahun 8 bulan." Ucap Reno singkat sambil melihat ke arah Noman.

"Ayah... ayah... sudahlah. Aku sudah memaafkan kakak Steve. Ayah jangan membuang tenaga untuk ini. Ayah istirahat lah.." Ucap Noman yang tersadar akan sindiran Reno. Bangkit dan langsung mendekati Yohan sembari menepuk pelan lengan milik Yohan.

"Noman... apa yang kamu katakan. Biarkan ayahmu melakukan apa yang harus di lakukan.!!! " Teriak Cyintia geram dengan tingkah Noman yang tiba-tiba menghadang Yohan.

"Wanita kecilku yang hebat.. heh" Batin Steve terkesima.

"Noman... ada apa dengan mu. Dan apa mangsut ucapan anak Sutomo itu.. Noman...!!! Kamu berbuat apa padanya ??? hah....??" Teriak Yohan semakin geram.

"Ayah .. ayah... aku hanya memegang tangannya. Aku tidak melakukan lebih dari itu. Dia .. dia hanya membual ayah ..:?" Ucap Noman mengelak. Dengan berbicara gugup ketakutan.

"Apa yang dia katakan ?? Anak bodoh !!!" Batin Cyintia geram.

"Plakkkkk....."

"Kalian berdua... anak yang ingin membuat ayahnya cepat mati... " Teriak Yohan setelah menampar Noman.

Cyntia yang melihat Yohan menampar Steve. Lantas langsung mendekatinya dan memeluknya.
Bahkan Cyntia tak berani berucap apapun. Semua orang yang ada di sana. Tertunduk tak ada yang berani berkata apapun.

"Bagaimana mungkin memegang tangan bisa
masuk penjara. Bahkan dia (Lili) mempunyai bukti untuk bisa membuat mu masuk kedalam penjara.." Teriak Yohan kembali, Amarahnya semakin meledak-ledak tak terkendali.

"Ayah... maafkan aku.." Ucap Noman.

"Ahhh.... " Rintih Yohan sembari memegang dada kirinya.

"Ayah....???" Teriak Steve dan Noman.
"Paman..?" Teriak Lili

Semua yang ada di ruangan di buat terkejut dengan Yohan menahan sakit. Dan akhirnya jatuh pingsan.

"Reno... cepat bawa ayah ke rumah sakit...!! Cepat...!!" Teriak Steve.

Yohan lantas dibawa menuju rumah sakit.

"Kalian berdua jangan pernah menyentuh ayah.. Lakukan sesuka kalian. Manusia menjijikkan.." Ucap Steve pada Noman dan ibunya yang masih diam terpaku.

Tak butuh waktu lama sampailah mereka di rumah sakit. Lili yang mengikuti Steve dan Reno , Juga pelayan Lim yang membawa Yohan menuju rumah sakit. Membuat nya teringat akan kejadian ibunya. Ia duduk dengan menundukkan kepalanya. Dan menangis tersedu-sedu. Tangannya menggenggam erat gemetar. Steve yang mondar-mandir di depan ruang UGD bersama Reno, Lantas tersadar dan mendekati Lili.
Kemudian dia duduk bersebelahan dengan Lili.

"Steve.... maafkan aku... aku... aku tidak bermaksud membuat ayah mu.." Ucap Lili merasa bersalah tak berani memandang wajah Steve.

"Sttttt......." Ucap Steve

Steve lantas memegang dagu Lili dan mengarahkan agar melihat ke arah dirinya. Melihat air mata Lili yang menetes. Steve lantas mengusapnya.

"Jangan menyalahkan dirimu. Ini bukan salahmu.."Ucap Steve sembari menenggelamkan kepala Lili pada dada bidang miliknya.

"Steve... aku takut. Bagaiman jika Paman Yohan menjadi seperti ibu.. Steve maafkan aku.... Steve.... aku... aku..." Ucap Lili dengan menagis tersedu-sedu.

"Cuppppppp....'"

Karena Steve mendengar Lili yang tak berhenti berbicara. Ia lantas mengangkat kepalanya. Dan langsung mencium bibirnya. Agar berhenti berbicara.

"Jika kamu masih berbicara... Maka aku akan membungkam mulutmu seperti tadi." Ucap Steve.

"Steve....??" Ucap Lili lembut terenyuh dengan perlakuan Steve padanya. Dan langsung memeluknya.

"Ah...." Rintih Steve menahan sakit karena pelukan Lili yang mengenai luka nya.

"Steve... Steve ... maaf kan aku. Aku mengenai lukamu. Aku akan membawamu ke perawat. Agar mengobati lukamu. Maafkan aku, Aku bahkan melupakan lukamu." Ucap Lili sembari menyeret tangan Steve.

"Aku ingin kamu yang mengobati..!!" Ucap Steve menarik kembali tangan Lili.

"Steve... apa yang kamu katakan. Ini di rumah sakit. Banyak perawat yang bisa mengobati luka mu..! Cepatlah..!!"

"Tidak... jika kamu tidak mau. Aku tidak mau luka ku di obati." Ucap Steve merengek. Sambil memalingkan wajahnya.

"Astaga Tuhan.. dia benar-benar seperti anak kecil. " Batin Lili sambil menepuk keningnya.

"Baiklah... aku yang akan mengobatimu. Aku minta obat dulu pada perawat. Dan kita cari ruangan untuk mengobati luka mu.!!" Ucap Lili.

"Baiklah..." Steve lantas langsung berdiri mengikuti Lili.

Setelah Steve meminta satu ruang VIP. Tak lama ruang itu di siapkan. Dan Lili membantu mengobati luka Steve. Setelah Steve membuka bajunya. Dan Lili melihat punggung Steve, begitu banyak bekas luka cambuk yang tak sedikit jumlahnya. Lili yang melihat nya tanpa di sadari olehnya. Air matanya mengalir. Sejenak ia menundukkan kepalanya. Melihat laki-laki yang di cintai nya ternyata mengalami hal yang tak mudah selama ini.
Steve yang mendengar rintihan tangisan Lili. Membalikkan badannya dan melihat Lili.

"Kenapa...? " Tanya Steve sambil memegang pipi Lili agar matanya melihat ke arahnya. Namun Lili tak berani memandang Steve.
Lili hanya menggeleng kan kepalanya.

"Katakan kenapa...??? "

"Maaf kan aku... aku bahkan menambah luka lagi di tubuhmu.." Ucap Lili menangis tersedu-sedu.

Steve yang melihat Lili menangis. Kemudian malah mencium bibirnya. Dan menenangkan Lili.

"Aku tidak ingin kau menyalahkan dirimu lagi. Aku akan menghukum mu dengan membungkkam terus mulutmu. mengerti...?? " Ucap Steve sambil terus memandang Lili dan memegang kedua pipinya.

Lili mengiyakan dengan anggukan kecil. Kemudian Lili mengobati luka Steve.

"Mungkin memang aku tidak pantas untuknya. Tuhan.... Apa aku harus meninggalkan nya. Tapi aku sudah jatuh hati padanya. Bisakah aku meninggalkannya..? Apakah aku bisa dan sanggup..?" Batin Lili sembari mengoles obat pada punggung Steve.

TEMAN-TEMAN .. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA YA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience