Kejahatan Devian

Romance Series 2771

Setelah Lili meninggalkan ruangan Steve. Kemudian ia ke kamar mandi sejenak untuk membersihkan dirinya. Hari itu waktu sudah hampir malam. Seluruh karyawan sudah meninggal kan gedung. Namun Steve masih disana menyelesaikan desain Young Gold miliknya.

"Pak Devian...???? Kenapa anda belum pulang. Bukankah ini kamar mandi milik wanita. Kenapa anda masuk disini. " Ucap Lili yang melihat Pak Devian masuk kamar mandi.

"Apakah kamu sudah meminta persetujuan direktur. Dan apakah direktur menyetujui nya. ??" Tanya pak Devian sembari perlahan mendekati Lili yang saat itu ada di depan kaca.

"Pa...pak Devian. Saya sudah di setujui oleh presedir. Tapi bisakah anda sedikit menjauh dari saya... ??" Ucap Lili sembari mundur perlahan karena Devian yang semakin mendekati dirinya.

"Brengsek....." Ucap Devian kesal. Sembari berjalan cepat meuju Lili. Hingga Lili tak ada tempat lagi untuk menghindar.

"Kenapa Bapak marah.. ??? Saya sudah melakukan perintah anda bukan. Dan tolong jangan seperti ini" Sembari mendorong kuat Devian.

"Aku belum memulai untuk mencicipi tubuhmu yang indah. Kamu sudah mau pergi." Ucap Devian sembari mencengangkan pipi putih Lili.

"Aaa......... sakit... Tolong Pak Devian jangan seperti ini. Tolong hentikan... Ingatlah anda mempunya istri." Ucap Lili terus meronta Sebab Devian mencium leher milik Lili.

"Hentikan.... Tolong.... emm ememmmm.... " Devian terus mecium Leher Lili. Dan membungkam mulut Lili dengan tangannya. Sedang tangan yang lain menyentuh paha mulus milik Lili.

Devian tak mendengar apapun yang dikatakan oleh Lili. Dan terus menikmati ciumannya di leher Lili.

"Kruakkkkkkk..... "
Suara baju Lili yang di robek paksa oleh Devian.

"Aaaaaaaaaa.........." Suara teriakan Lili keras.

"Tolong.....Hentikan..
...emmm..emmmm Hentikan pak aku mohon" Lili terus memohon agar Devian berhenti.

"HENTIKAN.................!!!!!!!"
Teriak Steve yang sudah berdiri melihat kelakuan Devian.

"Eh... Pak Direktur... maaf pak maaf.. saya ..."

"Brengsek....." Ucap Steve

" Buk buk buk....."
Steve lantas langsung memukul wajah Devian hingga keluar darah di sela mulutnya.

"Reno.... Keluarkan dia dari perusahaan. Aku tidak ingin melihat dia lagi besok."
Ucap Steve pada Reno yang berdiri disana menemani Steve. Sembari berjalan menutup tubuh Lili yang sudah merosot duduk dilantai ketakutan dengan jas miliknya yang membuat Lili merasa nyaman. Lili masih syok dan tertunduk menangis dengan tubuh yang masih gemetar.

"Pak direktur.... maaf kan saya .... pak saya mohon maafkan saya... saya tidak bermaksud melecehkan wanita ini. Dia juga akan meninggalkan tempat ini. Jadi saya.... " Ucap Devian masih dengan muka tebal tak bersalah. Pasalnya Devian belum tau jika Steve memperlakukan Lili dengan berbeda. Yang Devian tau, Lili hanya karyawan biasa tidak lebih dari itu.

"Brengsek..... Reno cepat singkirkan laki-laki menjijikkan ini. Cepat......!!!!! " Emosi Steve semakin memuncak. Berbicara dengan nada tinggi sembari memeluk lembut tubuh Lili. Yang masih mematung dengan posisinya.

"Baik tuan.. " Ucap Reno

Devian terus meronta memohon maaf . Yang Devian tau, direktur nya marah karena ia telah berbuat tak senonoh pada karyawan perusahaan. Reno tetap menyeret paksa Devian. Melemparnya keluar. Karena hari itu perusahaan sudah sepi. Sehingga tidak ada karyawan yang tau.

"Brengsek... wanita sialan. Kali ini kau beruntung. Aku akan membalasmu lain kali. Kamu sudah membuat ku keluar dari perusahaan ini." Gerutu Devian kesal. Sembari meninggalkan perusahaan.

"Sudah tidak apa-apa ada aku disini. Tenangkan dirimu. Menangis lah jika itu bisa menghilangkan ketakutan mu. " Ucap Steve dengan meletakkan kepala Lili pada dada bidang miliknya. Lili masih menangis ketakutan . Semua tubuhnya masih bergetar, Namun karena dekapan Steve yang membuatnya nyaman. Perlahan ketakutan itu menghilang. Dan tangisan Lili mulai perlahan berhenti.

"Lili... maafkan aku. Aku sampai membuat mu menjadi seperti ini. " Batin Steve menyesal.

"Tuan.... terimakasih atas kebaikan tuan. Saya ingin pulang. Dan terimakasih atas jas yang tuan pinjamkan" Ucap Lili sembari melepas pelukan Steve perlahan. Dan mulai bangkit berdiri. Sembari menyerahkan jas milik Steve. Kemudian menuti dada nya dengan kedua tangannya.

"Apakah kamu akan pulang dengan keadaan mu yang seperti ini" Ucap Steve yang masih meletakkan sikunya di lantai sambil memegang jas yang baru saja di berikan oleh Lili.

"Eh.... Bagaimana dia tau. Aku tinggal seorang diri " Batin Lili heran.

Lili semakin menangis melihat keadaan nya yang menyedihkan di hadapan Steve.

"Pulanglah ke Vila Diamon.... Ada Bibi Yang di sana. Dia akan membantu merawat mu. Aku janji tidak akan berbuat apapun pada mu. Apa kamu mau laki-laki itu datang kerumah mu. Dan tak ada seorang pun yang menolong mu. " Dengan perlahan berdiri. Dan menutup kembali tubuh Lili dengan jas miliknya.

Lili semakin menunduk kan kepalanya. Semakin malu dan semakin meteskan air mata deras. Kemudian Lili mengiyakan ajakan Steve. Walaupun ada sedikit rasa takut jika Steve melakukan hal yang sama. Karena Steve berkata demikian. Lili ada rasa sedikit tenang disana.
Tak butuh waktu lama mereka sampai di Vila Diamon.

"Bibi Yang... tolong siapkan makanan" Ucap Steve memerintahkan Bibi Yang. Dengan memegangi kedua lengan Lili menggunakan kedua tangannya. Seperti memeluk tubuh Lili. Lili hanya terdiam menunduk kan kepalanya.

"Baik tuan" Sahut Bibi Yang sopan. Ketika Steve memerintahkan. Ada sedikit rasa senang pada diri Bibi Yang. Melihat tuannya membawa Lili kembali ke Vila.

"Aku akan menunggu mu untuk makan di luar. Mandilah... Aku sudah memerintahkan Reno untuk membelikan baju baru untuk mu." Steve membawa Lili ke kamar Pribadi miliknya.

"Tuan........" Ucap Lili sembari memegangi lengan kemeja milik Steve. Menahan Steve agar tidak pergi. Dengan wajah masih menunduk tak berani menatap Steve.

"Terimakasih.... Atas bantuan tuan."

Steve tersenyum manis. Membuat wajah tampannya semakin mempesona.

"Apakah ada imbalan untuk ku.???" Ucap Steve Sambil membalikkan badannya. Dan
memegang dagu milik Lili. Sedikit mendongak kan kepalanya. Agar mata Lili melihat mata milik Steve.

"Imbalan.... ??? Bukankah aku sudah membebaskanmu dari penjara. Dan aku rasa kita impas" Jawab Lili sembari memalingkan wajahnya dari Steve.

"Aku tidak memintanya... Kamu sendiri yang melepaskan aku" Jawab Steve dengan tidak memandang Lili. Ada sedikit rasa kesal di dalam hati Steve. Bagaimana Lili menghubungkan nya dengan masalah penjara.

"Benar juga.... Aku bahkan yang melakukannya tanpa dia minta. Walaupun Reno yang waktu itu datang. Tapi kali ini adalah Steve sendiri yang turun tangan untuk menolongnya." Batin Lili sedikit tersadar.

"Baiklah... Apakah yang tuan inginkan. Selagi saya bisa memenuhinya. Saya akan melaksanakannya. " Ucap Lili.

"Kamu mandilah dulu. Aku akan membicarakan nya nanti setelah kamu makan." Ucap Steve sembari meninggalkan ruangan itu menuju meja makan.

"Tuan Steve.... kamu sebenarnya orang seperti apa... Kenapa kali ini kau baik padaku. Aku mohon jangan baik padaku. Aku takut... aku takut akan luluh dengan kabaikanmu. Tolong jangan berbuat baik dengan ku, Dan aku tidak boleh sampai luluh. Ya... tidak boleh.... Dia orang yang kejam padaku."
Batin Lili berbicara dengan dirinya sendiri.

HAI TEMAN-TEMAN... MAU TAU APA YANG DI INGINKAN STEVE. SIMAK TERUS NOVEL INI YA. DAN JANGAN LUPA LIKE JUGA FAVORIT NYA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT MEMBUAT NOVEL INI.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience