Menculik Cyntia

Romance Series 2771

Keesokan paginya

Lili bangun pagi-pagi sekali. Bahkan sebelum bibi Yang bangun.

"Nona...? Nona Lili kenapa bangun sepagi ini ??" Tanya Bibi Yang.

"Bibi Yang... Aku hampir menyelesaikan masakanku. Bibi Yang bantu lah menatanya di atas meja. " Ucap Lili sambil sibuk mengaduk sup yang hampir matang.

"Baiklah Nona... " Ucap Bibi Yang. Sembari senyum senang melihat Lili.

Setelah makanan siap di atas meja. Lili lantas duduk di meja makan. Adalah hal yang sudah biasa di lakukan. Selama dia tinggal di Vila Diamon.
Tak lama kemudian Steve berjalan menuju meja makan. Sudah rapi dengan setelan jas. Wajah tampannya begitu mempesona.

"Sayang ... Lihatlah ayahmu. Dia sangat tampan." Ucap Lili lembut sembari memegang perutnya. Sesekali memandang Steve.

" Lili... Aku sangat ingin memeluk dan mencium mu, seperti yang biasa kita lakukan. Tapi itu kemarin.. Lili..... maafkan aku." Batin Steve yang melihat Lili dari kejauhan.

Setelah itu Steve duduk di tempat seperti biasa yang ia lakukan sehari-hari. Duduk bersebelahan dengan Lili. Kemudian dengan hal yang sama pula. Lili mengambilkan nasi dan lauk pauk untuknya.

"Hentikan.....!!!" Ucap Steve.

"Eh....??" Lili terkejut dan berhenti mengambil makanan untuk Steve.

"Aku bisa melakukannya sendiri."

"Oh... baiklah..." Jawab Lili.

Kemudian Steve mengambil makanannya sendiri.

"Makanan ini enak sekali.. Apakah Lili yang
memasaknya ?? Aku ingin sekali memujinya. Tuhan.... Aku ingin ... Aku ingin memujinya. " Batin Steve.

" Bibi Yang... Siapa yang memasak makanan ini...?" Ucap Steve yang mengacuhkan Lili yang duduk di samping nya.

"Steve.... itu... itu.... Aku yang memasak nya. Apakah tidak enak...??" Ucap Lili gugup.

"Jangan pernah ada makanan ini di meja makan.. !!" Ucap Steve.

"Eh.....???" Lili terkejut dengan ucapan Steve.

"Bibi Yang singkirkan makanan ini." Ucap Steve dan pergi meninggalkan Vila.

Bibi Yang hanya sedih melihat perlakuan Steve pada Lili. Lili hanya diam terpaku dan menangis. Kemudian ia berdiri pelan dan membersihkan makanannya.
Bibi Yang hanya bisa diam tak berani berkata apapun.

Steve kemudian masuk ke dalam mobil. Ia menuju kantor Liu Grup . Sepanjang jalan. Ia sesekali meneteskan air mata.

"Lili... bencilah aku...Ketika saatnya kamu mengetahui kebenaran nya. Kau tidak akan kesulitan meninggalkan Ku" Batin Steve sembari menyandarkan kepalanya di sofa mobil.

Reno yang melihat Steve hanya bisa diam dan tak berani berucap.

Vila Diamon

Lili yang sudah selesai membersihkan meja dan membuang makanan masakannya. Dia kemudian menuju kamar untuk membereskan pakaiannya. Dia sesekali mengusap air matanya yang terus mengalir.

Kantor Steve

"Reno... bagaimana dengan Cyntia.??" Tanya Steve pada Reno yang sudah berdiri di hadapan nya. Yang terpisahkan meja kerjanya.

" Tuan Reno.. Sulit mencari bukti jika bukan Nona Cyntia sendiri yang mengakuinya." Jawab Reno.

"Culik dia...!!"

"Tapi tuan... bagaimana jika ayah Yohan tau. ???"

"Aku tidak peduli... Lakukan..!!" Teriak Steve dengan amarahnya yang meledak-ledak.

"Baik tuan.." Jawab Reno dengan sedikit membungkuk kan badannya.

Reno yang tak berani berkata lagi. Ia lantas pergi meninggalkan ruangan Steve. Dan mulai menelpon untuk menyuruh orang yang ada di sebrang sana melakukan perintah Steve.

Vila Diamon

Bibi Yang datang menghampiri Lili yang masih sibuk membereskan beberapa pakaiannya.

"Nona Lili...." Panggil Bibi Yang dan kemudian melipatkan siku kakinya. Mendekat kan wajahnya pada Lili yang masih melipat baju-bajunya.

"Iya Bibi....??" Jawab Lili sembari mengusap air matanya.

"Nona... maafkan tuan Steve... Aku yakin pasti ada sesuatu yang membuatnya seperti ini."

"Tidak apa bibi... "

"Nona.... Bagaimana dengan bayi dalam kandungan mu..?" Tanya Bibi Yang.

Lili kemudian berhenti sejenak dari pekerjaan nya. Dia kemudian menyentuh perutnya dan tertunduk menangis.

"Aku tidak tau bibi..." Ucap Lili sembari menangis.

"Nona... Hubungi aku jika terjadi sesuatu padamu. Bibi pasti akan datang membantumu.." Ucap Bibi Yang, sembari memeluk tubuh Lili.

"Terimakasih bibi..."

Setelah Lili menyelesaikan pekerjaan nya membereskan beberapa baju. Kemudian ia menuju dapur.

"Bibi Yang... aku ingin memasak untuk Steve. Untuk yang terakhir kali ini. Aku ingin membuat makan siang untuknya. " Ucap Lili pada Bibi Yang.

"Baiklah Nona... Bibi akan membantu Nona.."

"Terimakasih bibi.."

Setelah Lili selesai memasak. Kemudian ia menelpon Reno untuk memastikan apakah Steve ada di kantornya. Dan Reno mengiyakan pertanyaan Lili. Lili meminta bantuan Paman Zam untuk mengantarnya.

"Tuan... Nona Lili akan kemari. Dia ingin mengantarkan makanan untuk anda.." Ucap Reno. Dan Steve masih diam sibuk dengan beberapa filenya.

Kemudian Steve menelpon bagian marketing.

"Panggil Sesil ke ruangan ku sekarang....!!!" Ucap Steve yang menelpon kepala manager bagian marketing.

Sesil adalah wanita cantik bagian marketing di Liu Grup.
Sesil yang sangat senang dirinya di panggil. Ia berdandan cantik dan seksi. Barangkali Steve akan terpesona melihatnya. Setelah selesai berdandan. Ia lantas pergi menuju ruangan Steve.

"tok tok tok...."
Suara ketukan pintu.

"Masuk...! " Teriak Steve

"Permisi tuan Steve... Ada yang bisa saya bantu.?" Tanya Sesil yang sudah di depan meja kerja Steve.

"Aku ingin meminta bantuan mu.. !!!" Ucap Steve.

Steve kemudian menjelaskan bagaimana ia meminta bantuan pada Sesil.
Tak lama Lili datang di gedung Liu Grup.
Sesampainya di depan pintu. Ia berhenti sejenak dan menghela nafasnya lembut. Lili yang sangat gugup berusaha memberanikan diri.

"Ah... tuan Steve... " Teriak Sesil.

Lili yang masih berdiri di depan pintu. Mendengar teriakan suara wanita. Dan mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu.

"Suara wanita....???" Lili langsung menutup mulutnya dan mulai berkaca-kaca.

"Tuan... kau sangat hebat dalam bermain...Aku sangat menikmatinya.." Teriak Sesil.

"Pranggggggggg...."
Suara tempat makan yang dibawa oleh Lili jatuh di depan pintu. Ia kemudian berlari menjauh. Menuju kamar mandi.

"Dengan semudah itu dia berpindah ke wanita lain .... Aku tidak percaya Steve akan Setega ini dengan ku.Sakit ....sekali." Ucap Lili yang kemudian merosot di dinding kamar mandi. Ia menangis sejadi-jadinya.

Lili terus menangis di kamar mandi.

"Tuan Steve saya minta maaf atas ini" Ucap Sesil.

Steve memerintahkan Sesil agar berbuat demikian. Namun hanya bersuara. Dan tidak melakukan yang sebenarnya.
Sesil yang tak tau bahwa itu hanya untuk mengelabuhi Lili. Kemudian pergi keluar dengan kekecewaan. Ia pikir dirinya bisa mendekati Steve.
Dan Steve mengucapkan terimakasih atas bantuannya dengan memberikan komisi.

"Saya permisi pak..." Ucap Sesil yang diiyakan oleh Steve dan kemudian pergi meninggalkan ruangannya.

" Sebenarnya siapa sih wanita tuan Steve...?? Tapi sudahlah bukan urusan ku juga... " Batin Sesil. Dan kemudian berjalan pergi.

"Lili... maafkan aku...." Batin Steve sembari meletakkan kedua tangannya diatas kepalanya.

Reno yang masih diruangan. Hanya diam tak bisa berbuat apapun.

"Tuan Steve..... Nyonya Cyntia sudah ada di ruang bawah tanah di mall terbengkalai. Apa yang akan kita lakukan padanya??". Ucap Reno yang sudah di depan Steve.

"Antar aku kesana sekarang...!!!' Ucap Steve sembari berdiri.
"Wanita sialan ... Aku ingin dengar apa yang keluar dari mulutmu...?" Batin Steve.

Lili kemudian pulang ke Vila Diamon bersama paman Zam. Sepanjang perjalanan dia hanya diam dengan tatapan kosong. Dan sesekali menetes kan air mata.
Sampailah Lili di Vila Diamon dan kemudian menemui bibi Yang.

"Bibi Yang.... " Panggil Lili.

"Iya Nona Lili..." Bibi Yang lantas langsung meletakkan cucian piringnya dan berlari menemui Lili.

" Bibi... Apakah bibi bisa membantu ku....??" Tanya Lili..

" Apa itu Nona ... Bibi pasti akan membantu Nona.." Ucap Bibi Yang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience