Menjaga mu

Romance Series 2771

Rumah sakit Lili

"Steve.... kau sudah kembali...???" Tanya Lili yang masih duduk bersandar di ranjangnya sambil membaca buku.

Steve kemudian menganggukkan kepalanya. Ia kemudian mendekati Lili dan duduk diatas ranjangnya. Dan menatap wajah Lili. Mengambil paksa buku bacanya. Dan Kemudian mencium keningnya dengan lembut. Lili bahkan menjadi tersipu malu.

"Bagaimana keadaan mu sekarang...?" Tanya Steve.

"Aku sudah baik.. Steve... aku ingin pulang. Bolehkan ??" Tanya Lili sembari menunjukkan wajah yang melas.

"Tidak....tidak boleh..." Ucap Steve.
"Kamu harus istirahat dulu disini paling tidak 3 hari..."

"Oh... Baik lah..." ucap Lili patuh.

"Aku tidak akan memberitahu Lili jika ayah masuk rumah sakit ini. Jika dia tau. Dia pasti akan meminta ku untuk mempertemukan dirinya dengan ayah" Batin Steve sembari membelai rambut Lili.

"Steve.... ada apa???" Tanya Lili yang merasa Steve seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Tidak apa..."

"Lalu bagaimana dengan Nyonya Cyntia Steve...?"

"Dia mungkin akan di penjara... Bagaimanapun juga. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya." Ucap Steve.

"Steve.... terimakasih kau tidak sampai membunuhnya. Kau bisa melakukan nya. Aku sangat bangga padamu." Ucap Lili.

"Cuuuupppp....."
Dengan cepat dan berani Lili mengecup bibir Steve.

Lili langsung menundukkan kepalanya malu.
Steve yang melihat perlakuan Lili kemudian tersenyum tipis. Ia memegang dagu Lili. Dan mendongak kan kepalanya. Agar melihat ke arahnya.

"Sekarang wanita kesayangan ku. Sudah berani ya..." Ucap Steve. Lili tersenyum dan wajahnya seketika langsung memerah.

Steve lantas mencium bibir Lili. Dengan lembut Steve mencium bibir Lili yang mungil. Lili lantas membalas ciuman Steve. Mereka saling melepas rasa kasih sayang satu sama lain.

"Hai..... Steve...." Dengan tanpa mengetuk pintu. Coner datang dan langsung masuk ke ruang rawat Lili.

*(Coner teman Steve. Lihat chapter penjebakan)

Lili lantas langsung melepaskan ciumannya. Dia tertunduk malu.

"Brengsek... Bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk...??" Ucap Steve kesal. Karena membuat ciuman nya dengan Lili terhenti. Lili menjadi malu sampai tak berani memandang Coner.

"Sorry sorry.... Aku tidak tau kalau kalian sedang...." Ucap Coner sembari memainkan jari telunjuk nya.

"Kenapa kau kesini !!!" Jawab Steve ketus. Lili

"Ayolah Steve .... kau bahkan mengabaikan aku beberapa munggu ini. Dan aku bertanya pada Reno di mana kamu berada. Kau bahkan sudah menanam benih mu dan tidak memberi tahuku." Ucap Coner sembari meletakkan tangannya diatas pundak Steve.

Lili yang mendengar ucapan Coner. Ia sampai malu sejadi-jadinya hingga wajahnya merah seperti tomat.

"Brengsek.... Katakan kenapa kau kemari...? " Ucap Steve.

"Aku hanya ingin mengunjungi mu saja.... Apakah sahabatku ini sudah melupakan ku. Baiklah karena aku rasa sudah cukup. Saya pulang dulu. Silahkan lanjutkan permainan kalian...!! Nona Lili... cepatlah sembuh. Dan kau makhluk kecil.. jangan sampai kau dingin seperti ayahmu. " Ucap Coner sembari sedikit mendekatkan wajahnya pada perut Lili.

Steve kemudian menarik paksa Coner keluar.

"Cepat pulang ...." Ucap Steve.

"Baiklah.... bye bye..." Ucap Coner sembari melambaikan tangannya dan memutar badannya.

Steve kemudian masuk kedalam menemui Lili. Mereka saling bertatapan dan tersenyum bersama. Merasa malu satu sama lain.
Tak lama kemudian Reno datang.

"Tuan Steve gawat...!!!" Ucap Reno..

"Bicara diluar...!!"

"Baik tuan...! " Jawab Reno. Kemudian Reno berjalan keluar.

"Kamu tunggu ya.." Ucap Steve pada Lili.

Lili kemudian mengganggukkan kepalanya.

"Kenapa...??" Tanya Steve pada Reno yang sudah ada di luar.

"Tuan beberapa pemegang saham datang ke kantor Liu Grup. Mereka meminta kejelasan mengenai kerugian dari cabang LIU Grup yang tuan Noman Pimpin. Dan mereka sudah ada di kantor Liu Grup." Ucap Reno.

"Temui mereka. Kamu tunggu aku di mobil..!!" Ucap Steve.

"Baik tuan..." Ucap Reno sembari membungkuk kan badannya. Dan berlalu pergi.

Steve kemudian masuk dan hendak berpamitan dengan Lili.

"Aku akan ke kantor sekarang. Ada urusan yang harus aku urus hari ini."

"Kamu sibuk lah. Jangan terlalu hiraukan aku." Ucap Lili memotong ucapan Steve.

"Lili..." Ucap Steve.

Steve kemudian datang memeluk Lili dan mencium keningnya.

"Tunggu aku...! "Ucap Steve.

"Steve kau bicara seperti itu seperti akan pergi lama saja.... Pergilah..!!"

Steve kemudian tersenyum kecil. Sebelum ia pergi meninggalkan Lili. Ia memeluk dan mencium kening nya. Steve serasa tak ingin pergi meninggalkan Lili. Namun Lili terus mendorong nya. Karena memeluknya terlalu lama.
Kemudian Steve pergi menuju Liu Grup.

kantor Liu Grup.

Semua para pemenang saham sudah menunggu di ruang rapat.
Steve kemudian tiba dan duduk di kursi nya.

"Bagaimana bisa anak cabang LIU Grup bisa merugi besar. Apa kau sudah tidak bisa memimpin.? " Teriak salah satu pemegang saham. Karena mereka tidak tau bahwa bulan ini , Noman yang memimpin perusahaan.

"Ya.... kembalikan kerugian kami. Selama ini kami tidak pernah merugi bahkan mencapai 1 miliyar lebih." Teriak pemegang saham lain.

"Reno... ganti kerugian mereka. Dan buang pemegang saham yang banyak bicara. Ganti dengan pemegang saham yang baru... " Dan kemudian Steve pergi meninggalkan ruang rapat.

Semua orang kemudian berkumpul dan was-was. Tidak menyangka Steve akan berbuat demikian.

"Reno... aku akan mengunjungi anak cabang kota S. Kamu siapkan mobil." Ucap Steve sembari berjalan keluar.

"Baik tuan.."

Setelah Steve dan Reno pergi ke kota S. Steve lantas menelpon Lili.

"Lili......" Ucap Steve dengan pesawat telponnya.

"Steve... kenapa kau tiba-tiba menelpon ku. Apakah ada sesuatu...?" Tanya Lili.

"Tidak... Lili... Aku akan pergi ke luar kota. untuk beberapa hari. Tunggulah aku... Aku akan menyuruh Bibi Yang menemanimu setelah ini."

"Eh .....? Keluar kota ??? Berapa lama...?"

" Aku tidak bisa mengatakan nya. Berapa lama aku akan pergi. Jaga kesehatan mu dan anak kita.."

"Baiklah Steve... Aku pasti menjaganya.." Ucap Lili.

Steve kemudian menutup telponnya.

"Capatlah pulang kami pasti akan merindukanmu." Batin Lili sembari memegang perutnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience