Jagalah Anak Kita

Romance Series 2771

Setelah Reno dan Steve melihat Lili yang tidak ada di taman. Mereka lantas keluar dari lingkup rumah sakit. Dan terus berjalan hingga mendekati area jalan raya. Terlihat dari jauh, ada kerumunan yang didalamnya ada seorang yang berusaha membangun kan orang pingsan. Kemudian Steve dan Reno yang penasaran. Mendekati kerumunan itu.

"Lili......??" Teriak Steve. Kemudian berusaha masuk menerobos kerumunan.

"Permisi Pak.... Dia adalah istri saya. Berikan dia padaku. Terimakasih atas bantuannya." Ucap Steve yang meminta menyerahkan Lili dari seorang laki-laki parubaya yang berusaha membangunkan Lili.

"Astaga... orang kaya ada-ada saja masalah nya." Gosip dari beberapa orang yang melihat Steve.

Lili kemudian di bawa oleh Steve ke rumah sakit. Setelah dokter selesai memeriksa keadaan Lili yang belum sadar karena pingsan. Di baringkan tubuhnya di atas ranjang untuk beristirahat. Dengan jarum infus yang tertancap di tangannya.

"Tuan Steve... Bisakah anda ikut dengan saya sebentar.." Ucap dokter wanita yang memeriksa keadaan Lili.
Steve dengan tubuh yang lemas. Dengan patuh mengikuti langkah sang dokter.

"Tuan Steve... Sesuai dengan permintaan anda untuk memeriksa menyeluruh keadaan nona Lili. Ada bekas tamparan di pipi bagian kiri Nona Lili." Ucap dokter mejelaskan.

"Tamparan ?? "

"Iya... itu adalah pemeriksaan fisik bagian luar. Tapi itu tidak berbahaya tuan tenanglah." Ucap dokter menenangkan Steve.

"Wanita sialan... beraninya dia melukai wanita ku... Aku akan lakukan . Seperti apa yang kamu lakukan pada Lili. Atau bahkan bisa lebih dari itu." Batin Steve sembari mengepalkan tangannya untuk meredam kan amarahnya.

"Tuan Steve....??? Tuan...??" Panggil dokter berulang.

"Maaf dokter..... silahkan lanjutkan.."

"Tuan... kami juga melakukan pemeriksaan USG. Hasil dari pemeriksaan. Kemungkinan besar. Nona Lili akan hamil. Jika proses implantasi nya berhasil. Jadi, jangan buat dia stress dan kelelahan. Karena pingsan yang dia alami. Dia terlalu stress dan tertekan." Tambah dokter.

"Hamil..??? Lili akan hamil dok ??" Tanya Steve berulang.

"Iya tuan.. Tapi saya masih belum berani mengatakan positif hamil. Karena, Bisa saja proses implantasi nya gagal. Dan akan batal untuk hamil. Jaga kondisi Nona Lili dan jangan buat dia kelelahan dan stress juga jangan berhubungan untuk beberapa minggu ini. Kalau bisa. Buat dia bahagia. Anda bisa membawa Nona Lili kemari lagi sekitar tiga Minggu dari sekarang. Saya akan memberikan keputusan apakah dia bisa dinyatakan positif hamil. Saya akan memberikan vitamin untuknya. Baik tuan. Saya rasa penjelasan saya cukup. Saya permisi undur lebih dulu."

"Baik... terimakasih dok." Ucap Steve yang masih menunduk kan kepala.

Steve lantas berjalan keluar kemudian menuju ruangan Lili. Setelah Steve sampai di ruangan Lili. Dia sejenak diam melihat Lili dari kejauhan. Mata Steve mulai berkaca-kaca. Steve kemudian berjalan pelan mendekati tubuh Lili yang masih terbaring. Ia duduk di samping nya. Dan dengan lembut menggenggam tangannya. Dan meletakkan tangan Lili di pipinya. Steve menangis tersedu-sedu melihat keadaan Lili dan kebodohan dirinya.

"Lili.... maafkan aku..Aku bahkan gagal menjaga mu. Lili... bangunlah. Lihatlah, Aku ada di sini. Bangunlah...." Ucap Steve yang sambil melihat ke arah Lili yang masih terpejam.

Beberapa menit kemudian Lili mulai tersadar. Ia menggerakkan jemarinya. Dan mulai melihat langit-langit , melihat sekeliling.

"Lili... Lili kamu sudah sadar.. Aku akan memanggil dokter untuk mu." Ucap Steve kegirangan.

"Steve... Jangan..." Ucap Lili pelan. Sambil memegang tangan Steve menahan agar tak menekan tombol untuk memanggil dokter.
"Tidak usah ditekan tombol nya. Aku sudah baik-baik saja."

"Baiklah...Apa yang kamu rasakan sekarang.?? Minumlah dulu.." Ucap Steve sembari meminum kan air putih untuk Lili.

"Aku hanya sedikit pusing.. Tapi kamu tenang saja.. aku sudah baik.. Steve... kenapa aku bisa ada di sini..??" Tanya Lili. Sembari bangun untuk menyandar kan punggungnya. Sembari memegang kepalanya .
"Steve... apakah kamu menangis..?? " Tanya Lili beruntutan.

" Aku hanya terlalu khawatir padamu...Sudah.. sekarang sudah tidak apa. Aku senang kau sudah sadar. Apa kau ingin makan..?"

"Tidak..." Jawab Lili sembari menggeleng kan kepalanya.
"Steve.... aku pingsan ya di jalan..? Maafkan aku.. Aku merepotkan mu." Ucap Lili sambil tertunduk.

"Kenapa kau bisa ada di luar rumah sakit..?" Tanya Steve.

"Aku.. aku.. aku hanya ingin mencari udara segar.." Ucap Lili terbata-bata. Tak ingin Steve tau, bahwa dirinya akan pergi meninggalkan nya.

"Bohong .....!!! " Teriak Steve hingga membuat Lili terkejut dan kemudian menunduk menangis.

"Kau ingin pergi meninggalkan ku bukan..?? Katakan Lili... Katakan...!!" Teriak Steve dan sambil berdiri. Memalingkan wajahnya.

"Lalu jika aku pergi... Apa hak mu melarang ku..??" Ucap Lili dengan membentak.

Nafas Steve mulai cepat dan tak terkendali. Emosinya semakin memuncak mendengar ucapan Lili.
Steve kemudian membalikkan badannya. Tak ingin melihat Lili.

"Aaaaaaaaaa........." Teriak Steve sekencang-kencangnya.

Lili semakin menangis tak tau apa yang harus dilakukan. Ia menutup kedua telinganya. Merasakan sakit atas ucapan nya sendiri. Ia berbohong dengan hatinya. Ia hanya tak ingin membuat Steve cinta semakin dalam pada dirinya. Lili merasa dirinya tak pantas untuk bersama dengan Steve.

"Aku tidak peduli..." Ucap Steve sembari membalikkan tubuhnya dan melihat Lili kembali.
"Kau pasti berbohong. Bahkan jika kau tidak berbohong sekalipun. Aku akan mengikat mu bersama ku..Aku tidak peduli." Ucap Steve dengan ter engah-engah.

Lili kemudian turun dari ranjangnya. Dan melepas paksa jarum infusnya. Kemudian berjalan dan berhenti membelakangi Steve.

"Kamu adalah laki-laki yang menjijikkan sama seperti Noman dan Devian. Bahkan lebih menjijikkan dari mereka. Aku sangat membenci dirimu. Jangan pernah datang padaku lagi.!!! Enyah dari hidupku." Ucap Lili dengan air mata yang mengalir deras. Ucapannya yang tak sesuai hatinya. Membuat nya serasa sakit teramat dalam. Dia sangat membenci dirinya sendiri berkata demikian terhadap Steve. Ia sengaja berdiri membelakangi Steve. Agar air matanya tak terlihat olehnya. Kemudian Lili berjalan pelan keluar.

"Berhenti...!!" Teriak Steve tanpa memandang Lili.. dan masih tertunduk mengeluarkan air mata.
"Jika kau berani berjalan selangkah lagi. Kau akan menyakiti anakku..!!" Ucap Steve menjadikan proses kehamilan Lili sebagai alasan agar tak pergi darinya.

"Anak...??? apa yang dia katakan ?? Aku hamil?? "Batin Lili sambil memegang perutnya, Air matanya semakin mengalir deras.
"Aku hamil anaknya... Aku hamil anak dari orang yang aku cintai.. ?? Aku senang seharusnya. Tapi aku.. aku tidak berhak mengandung anaknya. Bahkan aku tidak pantas." Batin Lili masih tertunduk dan mengusap-usap perutnya lembut.

"Aku akan menggugurkannya...!!" Ucap Lili.

"Lili......" Teriak Steve keras..
"Apa yang kamu katakan...Apa kamu sudah gila. Ada apa dengan mu....Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.." Ucap Steve sambil berjalan mendekati tubuh Lili. Mendorong tubuh Lili hingga ke tembok. Dan mencium paksa bibir nya.

"Emmmm...emmmm Stev... Hen.. ti.. kan..!!!" Ronta Lili sambil mendorong keras tubuhnya.

"Plakkkkkk...."
Lili dengan tega menampar pipi Steve dengan sangat keras.

"Steve... Steve .. apakah sakit.... Steve maafkan aku... aku... aku tidak sengaja melakukannya." Ucap Lili yang tidak bisa menyembunyikan kebohongannya hatinya.

"Kamu bahkan tidak bisa membohongi hatimu.."Ucap Steve yang berhasil memancing Lili.

Lili yang sudah ketahuan. Kemudian menunduk tak berani memandang wajah Steve. Menangis tersedu-sedu. Mengatakan apa yang tidak sesuai dengan hati. Ternyata sakit teramat dalam. Steve yang memandang Lili merasa senang karena wanita yang amat dia cintai. Juga mencintai dirinya.

"Lili... Aku tau hati mu tak sesuai ucapan yang kau katakan. Menyakitkan bukan..??" Ucap Steve sembari mengangkat kepalanya dengan menyentuh dagunya. Agar mata Lili melihat matanya.

Lili yang diam hanya mengangguk kan kepalanya. Dengan air mata yang terus mengalir.

"Steve... maafkan aku... Aku tidak bermaksud berkata demikian. Itu pasti sangat menyakiti hatimu.. Maafkan aku..!!" Lili semakin menangis dan menunduk kan kepalanya. Merasa bersalah.

"Sudahlah.. Yang penting jagalah anak kita. Dan juga dirimu. Dia bisa tidak berkembang jika kamu terus bersedih. Mulai sekarang jangan pernah mengeluarkan air matamu. Teruslah bahagia untuk perkembangan anak kita... ya....!!!" Ucap Steve sembari membelai rambutnya.

"Steve... benarkah ada anak kita dalam perutku...??" Tanya Lili.

Steve mengiyakan ucapan Lili. Dan mengangguk kan kepalanya.

"Jika kamu terus bersedih.. maka dia akan pergi dari perut mu. Jagalah dia Lili... ya....!!"

Lili kemudian menganggukkan kepalanya. Lantas Steve memeluk tubuhnya dan mencium kepala Lili dengan bahagia.

TEMAN-TEMAN... JIKA KALIAN SUKA DENGAN NOVEL INI. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA YA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience