Positif Hamil

Romance Series 2771

--3 Minggu Kemudian--

Pagi itu Steve duduk di atas meja makan. Dan Lili sedang sibuk menyajikan makanan.
Reno yang masih asik memanas kan mobil untuk Steve dan dirinya ke kantor. Kemudian Steve memanggil nya.

"Reno kemarilah...!!"
Panggil Steve yang sudah berdiri di depan pintu sedikit jauh dengan Reno.

"Iya tuan...?" Ucap Reno sembari mendekat ke arah Steve.

"Masuklah sebentar, Aku ingin bicara padamu!!!"

Steve kemudian mengajak Reno masuk. Sesampainya di meja makan. Steve duduk terlebih dahulu. Dan Reno masih berdiri.

"Reno duduklah... Kita makan bersama. Kau bahkan selalu makan di kantor...!!!" Ucap Lili yang sedang sibuk menyajikan makanan membantu bibi Yang.

"Terimakasih Nona Lili..." Ucap Reno sembari senyum kecil.

"Reno... panggil saja aku Lili.. "

"Serasa tidak sopan Nona.... Tidak apa saya panggil demikian.."

"Baiklah... terserah padamu."

Mereka tertawa kecil. Steve yang melihat Lili begitu akrab pada Reno. Raut wajahnya langsung berubah. Menjadi kesal karena perhatian Lili pada Reno. Lili yang menyadari perubahan Steve.
Kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Steve... ayo makan makananmu.. Apakah kau hanya melihat nya saja???" Ucap Lili dengan sedikit gugup. Takut akan membuat nya marah.

"Bagaimana bisa mengacuhkan ku yang ada di sini. Tertawa lepas pada laki-laki lain. Aku akan menghukum mu malam ini Lili." Batin Steve.

"Bagaimana dengan anak cabang yang sudah kau beri untuk Noman...??? Apa perkembangan nya ?? " Tanya Steve pada Reno yang masih asik menunduk makan makanan nya.

Reno sontak mendongak merespon ucapan Steve.

"Tuan... perubahan belum terlalu terlihat. Memang ada kerugian. Namun tak terlalu besar. Tuan Steve... apakah kau akan tetap membiarkan Noman memegang kendali penuh atas cabang kota S...?? Itu bisa membuat beberapa pemegang saham akan merasa resah. " Jelas Reno sedikit gusar.

"Biarkan... !!! "
"Kita lihat ayah... Bagaimana anak itu bekerja." Batin Steve dengan senyum kecil.

"Wwuuueekkkkk....wwuuueek...."
Lili yang sedang makan. Tiba-tiba berlari menuju wastafel kamar mandi dan memuntahkan makanan yang ia makan.
Steve yang masih duduk kemudian berlari mengejar Lili karena khawatir.

"Lili.... Lili.. Ada apa dengan mu... " Tanya Steve panik.

"Aku tidak tau.. perutku serasa tidak nyaman Steve. Aku memuntahkan makanan ku." Jawab Lili.

"Reno... kita kerumah sakit..." Teriak Steve.

"Tuan Steve... tenanglah.. Nona Lili mengalami masa kehamilan awal. Itu tidak buruk." Ucap bibi Yang mendekati mereka dan menenangkan Steve.

"Benarkah bibi....???" Ucap Steve dengan wajahnya yang lucu karena terlalu panik.

"Steve... bahkan mukamu lucu sekali.. Tenanglah.. Aku akan ke dokter nanti. Kamu bekerja lah. Aku akan meminta bantuan Paman Zam untuk mengantarku." Ucap Lili

Paman Zam adalah sopir pribadi Lili yang Steve pekerjaan. Selama Lili di rumah. Steve mencari pekerja tambahan untuk membantu mengantar Lili jika ingin keluar. Tentu saja harus di temani bibi Yang. Jika Steve tidak bisa menemani. Dan harus atas izinnya.

"Aku akan menemanimu mu..!!" Ucap Steve sembari berjalan menggandeng tangan Lili.

"Steve hentikan.. Aku akan meminta bantuan bibi Yang. Kamu jangan khawatir. Pergi lah ke kantor. Aku janji akan menelponmu untuk mengabari keadaan ku." Jelas Lili.

"Janji...??" Ucap Steve sembari memegang pipi Lili lembut.

Lili dengan patuh mengangguk kan kepalanya. Steve kemudian mencium kening Lili dan kemudian pergi meninggalkan nya walaupun dengan sedikit kekawatiran.
Setelah Steve dan Reno pergi.
Lili dan Bibi Yang membereskan meja makan.

"Nona Lili.. biar bibi saja yang membereskan. Nona istirahat lah. Kasian si kecil dalam perutmu." Ucap Bibi Yang.

"Tidak apa bibi.. Aku akan melakukan nya dengan hati-hati agar tak menyakitinya.
Bibi... apakah kau sakit..?? Kenapa wajahmu pucat..??" Ucap Lili yang khawatir melihat perubahan pada wajah bibi Yang. Terlihat pucat dan seperti menahan sakit.

"Tidak apa Nona Lili.. memang seperti ini"

Lili tidak percaya. Kemudian pegang dahi bibi Yang.

"Bibi bahkan tega berbohong pada ku. Bibi istrirahatlah. Aku akan menyelesaikannya. Ya....???" Ucap Lili yang merasakan panas pada kening bibi Yang.

" Tidak Nona... Anda harus banyak beristirahat...!!"

"Jika kita berdebat, maka pekerjaan ini tidak akan selesai. Bibi istirahat lah , serahkan ini pada Lili." Ucap Lili sembari mendorong Bibi Yang. Agar istirahat di kamarnya.

"Tapi Nona... Nona harus janji menjaga kandungan mu. Jangan terlalu lelah. "

"Tenanglah Bibi... Aku janji." Sambil mengayunkan tangannya mengisyaratkan agar bibi yang cepat berjalan pergi untuk istirahat.

Setelah Lili menyelesaikan pekerjaannya. Ia lantas pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kan perkembangan kandungan nya.

"wuekkkk wuekk"
Perut Lili serasa mual dan tak nyaman. Sesekali ia ingin memuntahkan isi perutnya.

"Sayang... patuhlah ya.. Mama akan ke dokter sekarang." Ucap Lili sembari mengelus lembut perutnya agar sedikit lebih nyaman.
"Paman Zam.. kita bisa berangkat sekarang.!!"

"Baik Nona.." Jawan paman Zam sembari membukakan pintu mobil untuk Lili.

"Nona...Apakah bibi Yang tidak jadi menemani anda...?" Tanya Paman Zam.

Paman Zam adalah tetangga desa bibi Yang. Sehingga Steve percaya akan kebaikan nya.

"Tidak paman.. Bibi Yang sedang sakit. Biarkan dia istirahat." Ucap Lili

"Baiklah Nona.." Ucap Paman Zam.

Tak butuh waktu lama. Sampailah mereka di rumah sakit. Lili langsung masuk menuju dokter kandungan. Ia sudah memesan agar bisa mendapat giliran lebih dulu.

"Ibu Lili... Selamat ya... Usia kandungan sudah 6 Minggu.. Saya akan memberikan vitamin penguat kandungan. Nanti silahkan datang lagi untuk kontrol setiap 2 Minggu sekali ya..!! Untuk melihat perkembangan janin. " Jelas dokter pada Lili yang selesai di periksa dan duduk mendengarkan dokter dengan patuh.

"Terimakasih ya dok.."

"Jangan terlalu Stresss dan kelelahan. O iya ibu... Dimana suaminya ??" Tanya dokter.

"Dia.. masih bekerja dok.. "

"Baiklah kalau begitu. Ada pertanyaan lagi...?"

"Tidak.. Terimakasih dokter. Saya permisi."

Lili kemudian berjalan keluar. Duduk sejenak di kursi yang di sediakan di luar rumah sakit.

"Apakah boleh aku menyebut nya suamiku..??? Kami bahkan belum menikah... Atau mungkin tidak akan pernah menikah." Lili sejenak duduk merenungi hubungan nya dengan Steve yang belum ada ikatan sampai saat ini.

Tiba-tiba air mata Lili menetes membasahi pipinya.

"Sayang.... apakah kamu akan marah pada mama mu ini. Maafkan mama ya... Mama masih belum berani untuk meminta pernikahan pada ayahmu. Dan mungkin tidak akan pernah meminta. Mungkin mama tidak pantas untuknya sayang." Ucap Lili sembari memegang perutnya.

Dari kejauhan, Cyntia yang pulang dari berfoya-foya dengan temannya. Melihat Lili sedang duduk. Kemudiannya berniat menghampirinya nya

"O.... wanita jalang anak Sutomo. Kenapa dia memegang i perutnya. ??? Dan duduk di depan rumah sakit..??" Batin Cyntia.
"Rekan-rekan ku. Saya pamit dulu ya... Saya ada urusan." Ucap Cyntia yang berpamitan dengan teman-teman wanita nya.

"Kenapa buru-buru sekali..??" Jawab salah satu temannya.

"Iya urusan mendadak... bye..."

"Oke bye..." Teriak beberapa orang temannya.

Cyntia lantas berjalan mendekat Lili.

"Kasiahan sekali ya ... Duduk sendirian..Apa Steve sudah membuang mu ???" Ucap Cyntia yang sudah sampai di depan nya.

Lantas Lili mendongak dan melihat Cyntia sembari mengusap air matanya. Lili yang tak ingin berdebat. Ia berdiri dan hendak berjalan pergi.

"Eitsssss......" Ucap Cyntia memegang tangannya, menahan agar tak pergi.

"Mau kemana kamu ???"

"Saya tidak ingin berdebat dengan anda Nyonya... Saya permisi..!!" Ucap Lili sembari berusaha melepaskan genggaman Cyntia.

"O.... inikah cara seorang menantu pada Ibu mertua nya ???"

Perkataan Cyntia membuat langkah Lili terhenti. Dan membalik kan badannya.

"Maaf Nyonya Cyntia... Apakah ada yang bisa saya bantu.." Ucap Lili sembari sedikit membungkuk kan badannya.

"Buku kehamilan... ??? Dia hamil ?? Apakah anak Steve. Bagaimana ini... jika itu memang anak Steve. Dia pasti akan sulit aku singkirkan. Aku harus mencari cara untuk menjauhkannya dari Steve. Itu akan sangat berbahaya untukku jika dia sampai masuk keluarga LIU...." Batin Cyntia yang mengetahui ada buku kehamilan di tas milik Lili yang terbuka, Ketika ia membungkuk kan badannya.

"Untuk apa kamu kemari ??"

"Bukan urusan anda..."

"Plakkkk....."
Karena Cyntia geram kemudian ia menampar pipi Lili.

"Dasar wanita jalang tidak tau malu. Masih punya muka untuk tinggal dengan Steve. Pergi tinggal kan dia. Atau.... ??"

"Atau apa Nyonya...??? " Ucap Lili ketakutan. Sembari memegangi pipinya yang perih karena bekas tamparan.

"Anakmu aku singkirkan dengan satu kali dorongan dari ku" Bisik Cyntia di telinga Lili.

"Jangan......!!!" Teriak Lili sembari mendorong tubuh Cyntia.
"Bagaimana dia tau aku hamil ??? Aku bahkan tidak bilang padanya...? " Batin Lili karena keteledoran nya. Dia tidak menutup tas miliknya.

"Nyonya... Dia tidak bersalah, Bagaimana Nyonya bisa menghubungkan kebencian anda pada saya dengan Janin di perutku.... Aku mohon lepaskan kami.." Ucap Lili sembari memegang perutnya.

PENASARAN APA YANG DI LAKUKAN CYNTIA. SIMAK TERUS NOVEL INI. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA YA. DITUNGGU KOMENTARNYA JUGA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience