Pertengkaran

Romance Series 2771

"Bagaimana jika aku tidak mau....??? Kamu bahkan menambah kesehatan Yohan menjadi lebih buruk...Apa kamu mau membuat nya mati perlahan...??" Ucap Cyntia berbohong untuk menakuti Lili.

*(Yohan sudah mulai pulih dan sudah beristirahat di rumah)

"Ayah...? Dia semakin memburuk kah Nyonya...??" Ucap Lili sembari memegang lengan Cyntia. Dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya.

"Singkirkan tangan mu....!!!" Teriak Cyntia sembari menghempaskan tangan Lili.
"Wanita menjijikkan..." Ucap Cyntia sembari menepuk lengannya yang baru saja di pegang oleh Lili.

Lili yang hampir terjatuh. Berusaha menyeimbangkan tubuhnya.

"Kringgggg..... kringgggg"
Suara handphone milik Lili berbunyi. Dan panggilan Steve di sana.

"Steve....???" Batin Lili.

"Matikan...!!!" Ucap Cyntia yang tau Steve sedang menelponnya.

Lili lantas melaksanakan perintah Cyntia.

"Nyonya...Apa yang harus aku lakukan agar semuanya baik-baik saja. Agar Nyonya tidak membencinya dan tidak menggangu ku....???" Ucap Lili dengan air mata yang terus menetes.

"Gugurkan anak itu....!!!!"

"Hah.....?????" Lili terkejut dan kemudian.

"Brukkkkkkk....."
Lili lantas sujud di depan Cyntia.

"Nyonya.... Aku mohon....aku mohon padamu... Dia tidak bersalah. Dia tidak seharusnya dilibatkan dalam masalah ini. Bagaimana..... bagaimana jika aku menyembunyikan nya dari Steve...?? Dan aku akan pergi meninggalkan nya. Tapi aku mohon biarkan anak ku lahir Nyonya."
Ucap Lili memohon.

"Lakukan seperti yang kau katakan. Jika tidak kau lakukan. Aku akan membuat mu membunuh anak mu sendiri...." Ucap Cyntia dan langsung pergi meninggalkannya.

"Wanita bodoh mudah sekali menyingkirkan nya." Batin Cyntia dengan senyum jahatnya.

"Sayang.... maafkan mama ya... mama bahkan hampir melibatkan mu." Ucap Lili sembari memegang perutnya.

"Nona Lili... Kenapa Nona duduk di lantai. Jika sudah selesai periksa kenapa tidak menelpon paman untuk segera menjemput Nona...???" Ucap Paman Zam yang tiba-tiba datang sembari mengatur nafasnya yang masih terengah-engah karena habis berlari.
Sembari membantu Lili untuk berdiri.
"Tuan muda Steve baru saja menelpon ku dan menanyakan kenapa anda menutup telponnya..??Mari Nona kita segera pulang. Aku takut tuan Steve akan marah padaku." Ucap Paman Zam ketakutan.

"Maafkan aku Paman." Ucap Lili sembari berdiri dan mengusap air matanya.

Setelah itu mereka pulang menuju Vila Diamon. Sepanjang perjalanan Lili hanya diam. Pikirannya kosong dan sesekali meteskan air mata. Tak butuh waktu lama mereka sampai di Vila.

"Kenapa tidak menjawab telpon ku bahkan mematikannya..??" Ucap Steve yang tiba-tiba sudah duduk di sofa dengan wajah yang penuh amarah. Ia kesal karena Lili mengabaikan nya.

"Dia sudah ada dirumah..??" Batin Lili terkejut.

"Bukan urusan mu...!!" Ucap Lili yang sudah berdiri di depan Steve namun tak berani memandang nya.

"Lili.........." Teriak Steve semakin kesal.

"Aku ingin istirahat.... Aku lelah...." Ucap Lili sembari berjalan cepat menuju kamarnya.

"Berhenti......!!!" Teriak Steve.

Lili tidak menghiraukan nya dan terus berjalan. Steve yang kesal kemudian bangun dan mengejar Lili. Setelah mereka sampai. Steve lantas mengunci pintu dan mendorong tubuh Lili.

"Bruuukkkk....."

"Aaaaaaa.... Steve..... Apa yang kamu lakukan... ?? " Teriak Lili yang tubuhnya sudah ada di atas ranjang.

"Emmmm....Stev... emmm... Hentikan...!!... Steve..." Lili terus teriak dan meronta kemudian mendorong tubuh Steve yang tiba-tiba mencium bibirnya.

"Kruakkkkkkk....."

Steve yang tanpa pikir. Menyobek pakaian Lili hingga terlihat dadanya. Dan terus mencium bibir Lili hingga turun mencium lehernya. Namun kali ini tidak dengan kelembutan.

"Plakkkk....."
Dengan sisa tenaganya. Lili menampar pipi Steve.

"Kau benar-benar keterlaluan.... Aku sangat membencimu..." Teriak Lili sembari menutup dada dan berusaha bangkit berdiri.

Steve yang berdiri. Hanya diam dan terasa matanya sudah berkaca-kaca.

"Apa kau merasakan...?? Betapa sakitnya jika kau mengabaikan ku..? Apakah kau tau apa yang aku rasakan. Jika kau memperlakukan ku seperti ini..? " Ucap Steve memandang Lili yang hampir pergi menuju ke kamar mandi ingin mengganti bajunya yang sobek.

"Steve.... Apakah kau tau...??. Sakit yang kurasakan melebihi sakit yang kau rasakan. Tapi dimana aku mencari tempat untuk mengadu dan membela..." Batin Lili sambil membelakangi Steve.

"Itu bukan urusanku...!!!" Ucap Lili sembari air matanya mengalir semakin deras.

"Lili....." Teriak Steve.
"Jaga Ucapan mu..!!" Nada Steve semakin meninggi karena amarahnya sudah hampir tak terkendali.

"Aku tidak hamil.. Dan aku akan pergi dari sini setelah ini. Jangan pernah mencariku..!!" Ucap Lili berbohong.

"Steve... maafkan aku....Aku tidak ingin membuat Paman Yohan sakit karena kehadiran ku." Batin Lili dengan air yang terus mengalir.

Steve yang mendengar ucapan Lili. Kemudian ia datang menghampiri nya. Melemparkan tubuhnya ke ranjang. Dan paksa ia menyobek baju Lili. Hingga Lili tak mengenakan baju. Begitu juga dengan Steve. Steve melakukan nya dengan paksa. Lili hanya bisa menangis. Berusaha meronta malah membuat cengkraman Steve semakin kuat. Setelah Steve selesai melakukan keganasan nya. Steve kemudian bangun menuju ke kamar mandi dan meninggalkan Lili dengan pakaian yang berserakan di lantai.

"Aku tidak peduli. Bahkan tanpa anak. Aku akan tetap membuat mu tidak akan meninggalkan ku. Jangan pernah berharap kau pergi dariku. Aku tidak akan pernah berhenti melakukan nya. Sampai kau bisa hamil." Ucap Steve dan berjalan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Steve... maafkan aku... " Lili masih diam di atas ranjang dan menangis tersedu-sedu

"Kenapa harus pergi meninggalkan ku karena anak..?? Aku tidak akan pernah mengijinkan." Batin Steve sembari mengguyur kan tubuhnya dengan air yang keluar dari shower.

Setelah Steve selesai mandi lalu ia keluar melihat keadaan Lili yang masih diam menangis di atas ranjang.
Steve Kemudian mengenakan setelan jas dan pergi mencari bibi Yang.
Ia memerintahkan Bibi Yang dan Paman Zam untuk tidak membiarkan Lili pergi kemanapun.
Setelah Steve pergi meninggalkan Vila Diamon. Lili lantas bangun dan memandikan tubuhnya. Kemudian jalan menuju meja makan untuk makan.

"Wuekkkk....wueekkkk...."
Lili masih memuntahkan makanan yang masuk di perutnya.

"Sayang... maaf kan mama... Apakah Ayah mu melukaimu..?? Tenanglah Ayah mu tidak bermaksud demikian." Ucap Lili sembari memegangi perutnya dan air matanya yang terus mengalir.

"Nona.... Istirahatlah. Kehamilan awal memang membuat tubuh terasa tak nyaman. Jangan menangis, kesedihan akan mempengaruhi perkembangan bayi." Ucap bibi Yang sembari menenangkan Lili.

"Bibi.... tolong bantu aku menyembunyikan kehamilan ku dari Steve." Ucap Lili sembari memegang tangan Bibi Yang.

"Tapi Nona... Apa yang Nona katakan. Aku bagaimana bisa berani melakukan itu..??" Bibi Yang takut, Bagaimana jika Steve sampai memecatnya dan membuat perhitungan padanya.

"Bibi... Aku mohon... Aku mohon kali ini saja..."

"Tapi Nona....??"

"Bibi aku mohon padamu.."

Akhirnya Bibi Yang menyerah dan mengiyakan permohonan Lili.

"Steve... maafkan aku. Aku akan berusaha pergi darimu... Dan tidak akan mengganggu mu. Agar Paman Yohan juga sehat" Batin Lili dengan air matanya yang masih menemani.
"Sayang... patuhlah." Ucap Lili sembari memegang perutnya.

Steve yang tidak menuju kantornya. Malah pergi ke bar untuk minum. Reno yang khawatir. Terus menemani Steve disampingnya. Steve yang banyak meminum alkohol, Membuatnya mabuk dan berbicara nglantur kesana-kemari.

"Reno.... benarkah kamu Reno...ha...ha... dimana Lili...? Kembalikan pada ku..! Kau tega mencuri nya dariku." Ucap Steve ngelantur dan menepuk-nepuk pipi Reno.

"Tuan... Bahkan anda sampai seperti ini. Yang tak pernah anda lakukan sebelumnya. Anda benar-benar sangat mencintai Nona Lili." Ucap Reno yang tak tau. Pada yang terjadi pada tuannya itu. Ia merasa iba pada Steve.

Malam pukul 02.00 pagi. Steve sampai di Vila Diamon bersama Reno. Reno lantas langsung membawanya ke kamar pribadi Steve. Lili yang masih tertidur diruang tamu. Menunggu kepulangan Steve. Kemudian terbangun dengan suara pintu yang terbuka. Ia langsung mengikuti Reno yang menopang tubuh Steve.

" Terimakasih Reno..." Ucap Lili dengan tubuh Steve yang sudah dibaringkan di atas ranjang.

"Nona Lili... apa yang terjadi pada kalian.? Saya harap itu tidak akan terjadi terlalu lama. Tuan tidak pernah seperti ini sebelumnya. Dua sangat mencintai anda. Jadi cepatlah selesaikan masalah kalian..! Saya permisi.." Ucap Reno sembari pergi meninggalkan mereka berdua.

Lili hanya menangis dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Steve.... kenapa kau sampai harus merusak tubuhmu seperti ini. Aku mohon jangan seperti ini. Ini membuat ku sakit. Aku tak mau kau seperti ini." Batin Lili sembari melihat Steve yang masih tertidur dan terus menangis menatap Steve.

TEMAN-TEMAN PENGEN TAU KELANJUTAN. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA YA. DAN KOMENTARNYA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience