Perjanjian yang diingkari

Romance Series 2771

Lili kemudian jalan menuju dapur. Lili membantu bibi Yang memasak untuk Steve.
Steve yang telah selesai mandi. Kemudian jalan menuju meja makan dan duduk menunggu makanannya siap.
Lili yang selesai menata makanan. Steve lantas menyantapnya.

"Belajar lah memasak mungkin bisa dengan bibi Yang. Karena suami mu ini. Juga ingin makan masakan istrinya." Ucap Steve pada Lili sambil menyentuh tangan Lili yang duduk disampingnya.

"Siap boss Ku... " Ucap Lili sambil bercanda.

Lili yang duduk disamping Steve ditarik kursi miliknya. Agar lebih dekat dengan tubuh Steve. Mereka kini duduk sambil berhadapan.
Steve terus memandangi wajah Lili. Hingga membuat Lili tersipu malu.

"Cium bibir ku." Ucap Steve sambil memajukan bibirnya.

"Steve.. apa yang kamu katakan. Kita bisa terlambat untuk ke kantor. Cepat makan makananmu." Lili yang malu tapi mau. Berusaha mencari alasan.

"Itu adalah perusahaan yang aku pimpin. Sesuka hati ku aku mau berangkat jam berapa. Mungkin aku tidak akan berangkat hari ini. Dan memakanmu." Ucap Steve menggoda.

"Steve... hentikan.." Ucap Lili sembari pelan mendorong tubuh Lili.

" Cium aku dulu. Jika tidak. Maka aku akan terus duduk disini. Sampai kamu menciumiku.. ummmm..ummmm" Ucap Steve sambil memajukan bibirnya lagi.

"cuuuppp..."
Lili mencium cepat bibir Steve. Dan Dengan cepat memalingkan wajahnya karena malu.

Steve kemudian tersenyum kecil. Ia langsung meraih kepala Lili. Dan langsung mencium balik bibir Lili. Lili yang awalnya meronta, tetap ditahan oleh Steve agar tak menghindar. Dan akhirnya Lili merespon ciuman Steve. Akhirnya mereka saling menikmati ciuman satu sama lain. Hingga Bibi Yang di buat bahagia melihat kemesraan mereka.
Tak butuh waktu lama. Setelah mereka menyelesaikan kemesraan. Mereka sampai di kantor LIU GRUP.

"Reno... Berikan Cabang Liu Grup yang ada di kota S untuk Noman. Biarkan dia yang mengelola." Ucap Steve pada Reno yang sudah berdiri di depan nya yang terpisah kan meja kerja milik Steve.

"Tapi tuan Steve... itu adalah cabang terbesar milik Liu Grup di Negara ini. Apakah tidak memberi cabang yang lain." Jawab Reno yang tidak setuju dengan perintah Steve.
Sebab Reno tau, bagaimana kerja Noman yang tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan bisnis.

"Berikan saja.!!"

"Baik tuan." Ucap Reno menyerah. Kemudian pergi meninggalkan ruangan dan langsung menjalankan tugas Steve.

"Ayah...kita lihat. Bagaimana anak emasmu itu bekerja." Batin Steve yang kala itu membuat perjanjian dengan Yohan.

Lili yang sedari tadi mendengar pembicaraan Reno dan Steve. Ia lantas berjalan mendekati Steve dan berdiri disampingnya.
Pasalnya meja kerja Lili ada dalam satu ruangan dengan Steve.

"Steve... " Panggil Lili kepada Steve, Yang masih duduk dan melihat beberapa file pekerjaan nya.

"Iya sayang... Ada yang ingin kamu katakan. Katakanlah." Ucap Steve kemudian meletakkan file-file nya. Dan menyampingkan tubuhnya agar berhadapan dengan Lili. Kemudian memegang tangan Lili yang berdiri dihadapannya.

"Apakah kau yakin akan memberi cabang itu pada Noman. Aku... aku sedikit tidak rela saja. Dia bahkan tidak pantas untuk hanya makan mie instan. Bagaimana jika dia melebihi dirimu. Dia berhasil mengembangkan cabang. Dia pasti akan sangat sombong. Mungkin dia bisa menginjak-injak dirimu." Ucap Lili khawatir.

Steve lantas manarik paksa tubuh Lili. Hingga Lili duduk di atas pangkuan Steve. Dan melingkar kan tangannya di pinggang milik Lili.

"Aaaaaaaa...... Steve apa yang kamu lakukan. Reno bisa melihat kita." Ronta Lili

"Sttttttttt....." Ucap Steve. Sembari meletak kan jati telunjukknya di bibir Lili.

"Lihatlah... apakah istriku ini khawatir pada suaminya..??" Ucap Steve menggoda.

"Apa yang kamu katakan. Dan siapa istri yang kau sebut itu." Ucap Lili sembari memanyunkan bibirnya. Kesal dengan Steve yang tidak menjawab sungguh-sungguh pertanyaan darinya.

"Tugasmu hanya melayani ku saja. Tidak perlu masuk terlalu dalam mengenai masalah pekerjaan." Ucap Steve lembut sembari memandang wajah Lili.

"Baiklah... aku hanya bisa mendukungmu. Berdoa agar kamu selalu beruntung." Ucak Lili

Steve hanya tersenyum mendengar ucapan Lili.

"Aku hanya tak ingin kamu tau, Apa yang sebenarnya aku rencana kan. Aku tak ingin membahayakan dirimu." Batin Steve dalam hatinya.

Steve lantas mencium bibir Lili hingga membuat Lili terkejut. Lili yang ingin menghindar, Ditahan paksa oleh Steve. Hingga Lili menyerah dan merespon ciuman Steve. Reno yang ada di samping ruangan yang bersekatkan kaca. Berpura-pura tak melihat dan sibuk dengan telpon nya yang menyuruh beberapa orang kepercayaan nya untuk melaksanakan tugas yang di berikan oleh Steve.

"Kring ...kring....kring..."
Suara Handphone milik Steve.

Sontak Steve mengehentikan ciumannya. Lili langsung berdiri dan berjalan menuju meja kerjanya lagi dengan wajah yang merah karena malu.

"Ayah...???" Batin Steve.

"Ada apa ayah...?" Jawab Steve memenuhi panggilan telpon dari Yohan.

"Cepat kemari..!!! Aku ingin bicara padamu..." Ucap Yohan.

"Reno.. siapkan mobil kita pergi ke rumah ayah..!!" Ucap Steve.

"Lili... ikutlah denganku!!" Ucap Steve singkat.

"Eh... iya" Ucap Lili patuh.
"Ada apa... kenapa tiba-tiba Steve serius sekali. Hah... sudahlah. Aku takut dia akan marah." Batin Lili heran. Kemudian berjalan mengikuti Steve dan Reno.

--Di dalam mobil--

"Steve... bolehkah aku bertanya kita akan kemana" Tanya Lili yang tak tau kemana tujuan Steve.

"Menemui ayah ku.." Jawab Steve singkat tanpa melihat wajah Lili. Menutup mulutnya dengan tangannya. Dan siku tangannya yang ia sandarkan di samping kaca mobil.

"Eh....??? Menemui ayah Steve... Tapi aku... aku masih belum berani untuk menemuinya. Aku rasa, Waktu di pesta amal. Paman Yohan bahkan seakan mengacuhkan ku." Batin Lili sedikit takut dan gugup. Mengepalkan tangannya dengan meremas rok yang ia kenakan.

"Steve... bisakah nanti aku menunggumu di dalam mobil ??" Ucap Lili.

"Kamu ikut masuk dengan ku..!!" Ucap Steve singkat.

"Aku... aku masih belum siap untuk menemui paman Yohan. Aku pasti akan menemui nya. Tapi mungkin tidak sekarang. Steve... Aku mohon." Ucap Lili sambil menarik lengan jas Steve agar Steve melihat wajahnya.

Steve kemudian menyerah dan akhirnya mengiyakan keinginan Lili.
Tak butuh waktu lama. Sampailah mereka di kediaman keluarga Liu.
Rumah yang begitu megah dan mewah dengan 2 lantai. Bak istana.

"Berjanjilah untuk tidak kemana-mana" Ucap Steve sembari menyentuh lembut hidung Lili.

"Aku janji tidak akan keluar. Aku akan patuh menunggumu disini. Cepat pergi lah. Ayah mu menunggumu." Ucap Lili sambil mendorong tubuh Steve.

Steve kemudian pergi masuk kedalam rumah.

---Rumah kediaman Liu--

"Ada urusan apa ayah mencari ku..??"Ucap Steve pada Yohan yang sudah duduk di ruang tamu menunggu kedatangannya.

"Plakkkk....."
Yohan lantas berdiri dan engan keras menampar pipi Steve.

"Anak kurang ajar...!!!" Teriak Yohan keras. hingga terdengar oleh Lili yang menunggu Steve diluar.

"( Kaca mobil dimana Lili menunggu Steve di buka ya. Supaya tidak pengap)

Lili yang awalnya tidak ingin turun. Ia akhirnya memberanikan diri untuk turun dan bersembunyi di luar tepatnya dibalik pintu.

"Tinggalkan wanita itu.... Kamu bahkan memukul adik mu. Hanya demi wanita yatim piatu itu." Ucap Yohan kasar.

"Mengadu pada ayah... dengan menjadikan Lili sebagai alasan. Benar-benar sikap Noman. Sialan..!!" Batin Steve yang masih memegang pipi kirinya menahan perih akibat tamparan.

Lili yang mendengar ucapan ayah Steve dari luar. Mulailah matanya berkaca-kaca. Menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Agar suara tangisnya tak terdengar.

"Dia anak seorang sopir. Bahkan itu adalah Sutomo. Komentar apa yang akan aku dengar dari rekan bisnis ku. Jika ada wanita seperti dia. Masuk dalam keluarga Liu. Minta maaf pada Noman..!! Dan tinggal kan wanita itu" Ucap Yohan dengan amarahnya yang masih meledak-ledak. Noman dan Cyntia yang duduk di sofa. Hanya memandang dengan senyuman tipis. Tanda mengejek.

"Tidak akan pernah...!!!" Ucap Steve.

"Aku tidak akan pernah meminta maaf padanya. Apalagi meninggalkan Lili. Tidak akan pernah..." Ucap Steve menantang.
"Bukankah ayah sepakat dengan perjanjian yang sudah ayah setujui..??" Tanya Steve terus membantah.

"Persetan dengan perjanjian... Aku tanya sekali lagi. Apa kau akan meninggalkan perempuan itu...??" Ucap Yohan dengan nadanya yang semakin keras. Hingga semua pelayan yang bekerja disana mendengar. Mereka diam dan ketakutan melihat tuan besarnya. Marah hingga sedemikian.

"Tidak akan pernah.. Aku tidak akan pernah meninggalkan nya ayah" Ucap Steve keras.

Lili yang ada diluar mendengar jawaban Steve menangis sejadi - jadinya. Hingga merosot berjongkok di lantai.

"Steve.... maafkan aku... Kamu harus melawan ayahmu demi aku.. maafkan aku" Batin Lili. Dengan tangisan hingga tersedu-sedu.

"Pelayan Lim ... ambilkan cambuk ku..!! " Perintah Yohan pada ketua pelayanan di rumah keluarga Liu.

TEMAN-TEMAN PENASARAN APA YANG DILAKUKAN YOHAN. SIMAK TEEUS NOVEL INI YA. JANGAN LUPA LIKE FAFORIT NYA YA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience