Kisah Ibu ku

Romance Series 2779

"Bruuuuukkkk.... "

Lili yang sedang menyapu halaman. Bergegas berlari menuju sumber suara.

"Ibu.... Ibu.... " sembari mengangkat kepala sang ibu, yang terjatuh lemas di lantai.

Lili kemudian segera membawa sang ibu ke rumah sakit. Dengan air mata yang sudah membasahi pipi. Lili terus memandang wajah sang ibu, yang pucat diatas ranjang yang ia dorong bersama perawat menuju UGD.

"Tolong nona tunggu di luar, Kami akan memeriksa keadaan pasien". Sang perawat mengarahkan Lili.

"Ibu... kenapa Tiba-tiba ibu seperti ini. Bagaimana ini. Selama ini Lili kira ibu baik - baik saja" Gumam Lili dalam hati. Duduk di atas kursi dengan air mata yang masih membasahi pipi.

Beberapa jam kemudian setelah dokter selesai memeriksa keadaan ibu Lili. Dokter memanggil.
"Keluarga pasien, Ibu Anis ? Mohon keruangan saya"

Sontak Lili berdiri sembari mengikuti sang dokter menuju ruangan, Dengan air mata yang masih mengalir dan tubuh yang lemas, Bingung, Khawatir. Semua menjadi satu.

"Berdasarkan Pemeriksaan kami. Keadaan Pasien sangat kritis, Dia harus segera di operasi. Beliau mengalami Leukimia Akut. Lebih tepatnya Leukimia Mielositik."
Pejelasan sang dokter.

Lili terkejut hingga air mata semakin menetes dengan begitu derasnya. Pasalnya, selama ini . Lili tak pernah melihat sang ibu yang sakit-sakit an.
"Apakah Ibu menyembunyikan ini dari ku... " Pertanyaan dalam hati Lili. menenggelamkan kepalanya dengan kedua tangan mengepal memengang rok yang ia kenakan. Beserta air mata yang setia menemani, tiada henti.

"tok tok tok...., Nona ... "
Panggil dokter sembari mengetuk-ngetuk meja kerjanya.

"Eh..... Iya dokter maaf." Lili mendongak sembari mengusap air mata nya.

" Pasien bisa diselamatkan melalui Kemoterapi, tapi itu tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan penyakitnya.
Cara lain. Mungkin bisa melalui operasi sumsum tulang belakang. Tapi sayangnya, rumah sakit kami tidak menyediakan peralatan yang memadai."

" Tapi dok, Jika dilakukan operasi. Ibuku bisa benar-benar sembuh kah ? "

" Jika ada pendonor yang cocok dan operasi berhasil. Kemungkinan bisa menyembuhkan penyakit ibu anda."

"Apakah saya boleh bertanya dokter, Jika Ibu saya bisa di operasi. berapa biaya yang harus saya keluarkan ?" tanya Lili dengan penuh harap. Ia bisa menyembuhkan sang Ibu melalui operasi.

" Nona... biaya untuk operasi sekitar 9 miliyar. itupun jika ada pendonor yang mau dan cocok. Mungkin untuk sementara ini. Kami akan melakukan kemoterapi setiap 2 kali dalam seminggu. dengan biaya 400 Rb dalam sekali Kemo. "
Penjelasan sang dokter, agar Lili tak banyak bertanya.
" Baiklah Nona... Ibu anda sementara harus dirawat sampai beliau sadar dan keadaannya mulai membaik.Minggu depan. Anda bisa membawa pasien untuk kemo !"

Lili yang setia dengan keadaan nya yang mematung. Berdiri perlahan dengan sekuat tenaga.
" Terimakasih dok. atas penjelasannya. Saya permisi. " Dengan sedikit membungkuk kan badannya.

Lili kemudian menuju ruangan sang ibu. Yang masih terbaring di atas ranjang. Dengan melihat kondisi ibunya. Lili duduk disamping sembari menggenggam tangan Ibunda tercinta..
" Ayah... lihatlah ibu Sekarang.. Apakah dia juga akan menyusul mu...?? Ayah.. "
Tangisan Lili semakin pecah. menangis menjadi-jadinya. Ia berbicara sendiri meratapi nasibnya.

Lili adalah anak tunggal dari keluarga Sutomo dan Ibunya Anis. Anak perempuan yang cantik dan imut. Ayahnya meninggal kecelakaan ketika Ia masih duduk di bangku SMP. Kini usia Lili sudah 19 tahun. Hari - hari ia membantu sang ibu dan bekerja menjadi buruh cuci. Pikirnya agar ia tidak sering meninggalkan Ibunda kesayangannya. Ia tak menyangka bahwa Ibunya akan menderita seperti saat ini. Sesungguhnya. Ibunya sudah merasakan sakit setelah ayah Lili tiada. Namun sang Ibu menyembunyikan nya dari Lili . Tak ingin membuat anak kesayangan nya cemas.

" Bagaimana ini, setidaknya aku harus mencari pekerjaan yang bisa untuk kemo ibu. 400 ribu 2 kali selam seminggu berarti satu bulan 2 juta lebih."
Lili bergumam sendiri. Sejenak ia sadar dan tak ingin terus meratapi nasibnya.

---Hari Berikutnya--

Masih dengan kondisi sang Ibu yang tidur belum tersadar. Pagi itu pukul 06.00 dirumah sakit. Lili sudah bersiap mencari pekerjaan.
Dengan bekal ijasah SMA. Lili hanya mengandalkan keberuntungan.

" Ibu doakan Lili hari ini... Semoga bisa mendapatkan pekerjaan. Untuk mengobati Ibu." Kata Lili sembari mengelus kening sang ibu.

"Cuuupppp.... " Lili mencium kening sang ibu. sembari sedikit tak rela meninggalkan ibundanya sendiri. Tapi Ia harus melakukan nya.

----Hari-hari mencari pekerjaan---

Hari sudah semakin siang. Lili tak kunjung beruntung mendapatkan pekerjaan.
Sampai akhirnya.. Ia tiba di sebuah gedung besar. perusahaan LIU GRUP. Perusahaan terbesar di kota itu, Dengan berbagai anak cabang di berbagai banyak negara. Ia melangkah memberanikan diri untuk melamar di sana.

" Permisi... apakah di sini ada lowongan. ?? " Tanya Lili kepada resepsionis yang tengah duduk.

" Apa posisi yang anda butuhkan? Kami ada lowongan saat ini. Tapi sebagai cleaning servis. ?? Apakah anda mau" Jawab sedikit ketus resepsionis itu.
" Cantik sih... tapi kok norak ya'" Gumam resepsionis yang melihat Lili dari atas ke bawah. Yang saat itu Lili hanya mengenakan kemeja putih dengan rok pendek di atas Lutut bersama dengan sepatu datarnya. Tapi Lili tetap cantik dan imut.

" Eh... tidak apa-apa... saya mau kok"
Jawab Lili yakin. Lili yakin perusahaan sebesar ini. pasti dalam sebulan bisa lebih dari 2 juta. walau hanya cleaning servis.

" Baiklah... Kamu bisa bekerja sekarang! "

" Sekarang ??? Tapi.. Saya"

"Tidak apa-apa... hanya cleaning servis saja. sebenarnya juga tidak perlu bawa lamaran. Yang penting mau bekerja. Mana sini lamaran kamu. Saya antar kamu ke pak Devian. Kepala Cleaning Servis di perusahaan ini." Resepsionis memotong pembicaraan Lili... Sembari sigap mengantar Lili setelah Lili menyerah kan CV nya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience