Salah Paham

Romance Series 2771

" Biarkan Nona ini beristirahat... Dia hanya kelelahan , Dan syok saja." Ucap dokter kepada suster yang menemaninya.

"Haishhhhh.... malang sekali gadis ini. " Gumam sang dokter.

--Esok hari, Ruang Direktur Steve--

"Reno.... !!! "
Panggil Steve kepada sekertaris pribadinya. Dengan Sigap Reno yang masih duduk melihat file di ruang kecil bersebelahan dengan direktur nya, Ia langsung berdiri dan menuju panggilan tuannya.

" Ia tuan... ??" jawab Reno menerima panggilan tuannya dengan sopan.

"Mana dokumen Young Gold. Aku akan menandatangani dan menyerahkan pada Paman Sam hari ini juga. Siapkan pesawat pridadi milik ku, Aku akan ke Inggris Sekarang" tanya Steve pada Reno.

" Tuan, Kemarin saya letakkan di atas meja. Saya kira. Sepulangnya anda dari luar negri. Anda akan kemari." Jawab Reno. Dengan tenang.

" Saya tidak melihat ada dokumen apapun diatas meja, semanjak saya datang dan duduk di sini. ??? " Tambah Steve.

" Tapi tuan .. ??? Saya yakin sekali saya sudah meletakkannya di atas meja tuan. " jawab Reno sembari menunjuk tempat dimana ia meletakkannya dokumen yang di maksud Steve.

" Sudahlah... Kamu cek CCTV saja. siapa yang masuk ke ruangan ini. Segera temukan dokumen nya. 3 Hari lagi aku akan ke paman Sam dan menyerahkan dokumen itu. Dan membahas proyek Young Gold. Aku memberi mu sedikit waktu , Cepat temukan dokumen itu" Perintah Steve pada Reno.

" Baik tuan... " Jawab Reno sembari sedikit membungkukkan badannya.
" Bagaimana bisa tidak ada. Aku yakin aku letakkan disana pagi hari. Mana mungkin ada yang berani masuk ruang direktur dengan sembarang an. ??? " Gumam Reno.

Setelah Reno melaksanakan tugas yang di berikan tuannya. Sesegera mungkin ia melaksanakan nya. Munuju ruang Control CCTV.

"Tuan Steve... Kemarin hanya ada Cleaning Servise yang masuk ruangan tuan. Selebihnya tidak ada" Dengan jelas Reno memberitahukan pada Steve. Setelah memeriksa CCVT dan bertanya pada Pak Devian kepala Cleaning Servis.

" Panggil dia kemari..!" Perintah Steve pada Reno. Agar mengundang petugas kebersihan itu segera datang.

" Maaf tuan.... Hari ini dia tidak masuk. Saya sudah bertanya pada kepala Cleaning Servis. Anak baru itu ijin karena ibu nya meninggal ." Jawab Reno sopan.

deg.....

Setelah Steve mendengar penjelasan dari Reno. Steve teringat akan mendiang ibunya yang juga sudah meninggal. Kemudian Steve menyuruh Reno. Agar Petugas Cleaning Servis itu menemuinya esok pagi-pagi sekali.

--kediaman Lili*--

Setelah semua usai , proses pemakaman sang ibu. Lili masih tertidur di ranjang nya dengan hati yang masih tak percaya. Memeluk foto sang ibu. Dengan air mata yang menetes tiada henti.

" Ibu... Apakah kondisi ibu yang membaik beberapa hari lalu itu. Untuk berpamitan dengan ku. ??? " Ucap Lili berbicara sendiri dalam keheningan.
"Ayah yang tega meninggalkan kita. Sekarang Ibu yang tega pada ku. Apa yang aku lakukan setelah ini Ibu. Siapa yang akan memberi aku semangat untuk aku hidup di sini. Dunia ini benar-benar tega padaku." Tangis Lili semakin pecah meratapi hidupnya yang menyedihkan.

"Kringgggg.... kringgggg...."

Tiba-tiba suara Handphone Lili berbunyi, Sempat beberapakali berbunyi. Baru panggilan ke tiga ia menyadari ada yang berisik dari keheningan.

"Halo....." Suara Lili menjawab telpon. Dengan pikiran yang masih kemana-mana.

"Lili.... ini pak Devian.. !!" Jelas Pak Devian.

"Eh...??? iya pak... " Sontak Lili bangun dari rebahannya.

" Saya tau kamu hari ini sedang berduka. Saya mencari tau kenapa kamu tidak ada kabar hari ini. Saya tau dari tetangga mu. yang membantu kamu mengangkat telpon pagi tadi. Lili... Bisakah kamu besok datang ke perusahaan untuk bekerja kembali ?? Sebab Direktur sepertinya memiliki hal penting untuk dibicarakan dengan mu. Lili... maafkan saya, saya tidak bisa menolak permintaan direktur. Saya harap, kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan." Jelas pak Devian panjang lebar.

Lili yang di sebrang masih menggenggam handphone miliknya. Berusaha menjawab dengan semangat yang seakan sudah tidak ada lagi. Lili juga tidak bisa seenaknya berhenti bekerja. Karena dalam perjanjian, Dia bisa terkena denda pikirnya.

"Baik pak Devian. Saya sangat minta maaf pada bapak. Saya tidak memberi kabar pada anda. Saya akan bekerja esok, terimakasih atas kebaikan bapak."

"Baiklah.. saya tunggu esok kamu datang bekerja." Pak Devian Langsung menutup telpon.

---LIU GRUP--

Pagi itu. Steve Liu datang lebih awal dari biasanya. Sebab ia segera mungkin ingin menyelesaikan proyek Young Gold.

"Reno... Cepat panggil Cleaning Servis yang kamu bilang kemarin...!!! Aku sudah berbaik hati memberinya kelonggaran." Ucap Steve dengan tidak sabaran.

" Baik tuan..."

Tak butuh waktu lama Reno sudah menyelesaikan tugas Steve. Dengan memanggil Lili. Sebab dia lah yang selama 3 hari ini bekerja membersihkan lantai 13. Lebih tepatnya ruang Direktur Steve.

"tok tok tok.... "
Suara ketukan pintu dari Reno. Dengan di ikuti Lili di belakangnya. Dengan perasaan Lili yang sedikit cemas pikirnya, Apakah ia melakukan kesalahan. Dengan sedikit gugup dan takut.

"Saya sudah memanggil nya tuan. "
Ucap Reno. Posisi Steve yang masih membelakangi mereka. Duduk di kursi kerjanya yang nyaman sembari sedikit berfikir mengenai ayahnya yang menekan Steve, Agar cepat menyelesaikan proyek Young Gold.
Setelah itu, Reno memutar balik kan kursinya.

"Kau...... ????" Teriak Steve terkejut, melihat Lili saat itu. Lili yang saat itu menunduk, seketika langsung mendongak dan terkejut pula.

"Eh.... ??? Kenapa pria ini lagi ..? Apa... ?? Dia direktur di perusahaan ini." Dalam hati Lili terkejut tak percaya. Kemudian Lili menunduk kembali dengan perasaan sedikit ketakutan.

" Reno keluar.. !! Aku ingin berdua dengan dia." Dengan sedikit nada tinggi dari Steve.

"Baik tuan Steve.... Saya permisi.." Balas Reno sopan. Ia tau saat ini tuannya sedang marah besar. Terlihat dari raut wajah tampannya.

Setelah kepergian Reno. Steve melanjutkan pembicaraan nya dengan Lili. Ditemani dengan amarahnya yang sudah benar-benar memuncak.

" Apakah masih kurang 10 Miliyar yang aku beri. ??? Hah... ???? " Bentak Steve keras pada Lili. Meluapkan amarahnya. Sembari berdiri memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

Seketika air mata Lili menetes.Tubuhnya gemetar ketakutan, Apalagi mengingat kejadian malam itu akan terulang kembali. Lili masih kebingungan, Kenapa Direktur nya dengan sedemikian marah pada dirinya.

"Berpura-pura menjadi karyawan ku juga. Untuk menjebak ku.. bagus dan pandai sekali"
Ucap Steve dengan berjalan pelan menuju dimana Lili berdiri terpatung dengan diam menundukkan kepala, Kedua tangannya yang menggenggam ke bawah ketakutannya yang semakin besar. Hingga seluruh badannya gemetar.

" Kembalikan Dokumen yang kamu curi !!!!" Ucap Steve kecut. Dengan menekan kedua pipi mungil Lili.

"Ahh.... sakit tuan.... " Rintih Lili kesakitan, Karena genggaman tangan Steve yang begitu kuat.

"Sakit ... ??? Ini tak sebanding dengan dokumen yang kamu curi dari ku. Siapa tuan mu, hingga kamu berani sekali pada ku. hah..." Bentak Steve dengan menghempaskan kepala Lili. Sampai Lili hampir terjatuh kemudian menstabilkan tubuhnya agar tak terjatuh.

" Eh..... Dokumen ???" Batin Lili dengan sedikit bingung. Seketika Lili mendongak dan berkata.
" Pak Direktur.. Saya benar tidak tau apa yang Bapak mangsut. Dokumen apa yang bapak bicarakan..?? " Lili berusaha membela dirinya dengan sedikit keberanian yang tersisa.

"Bruuuukkkkkk.... "

Suara tubuh Lili yang didorong oleh Steve ke Sofa. Hingga tubuh mungil nya terjatuh.

"Ahh........" teriak Lili.
"Pa .... pa... Pak Direktur.. Apa... apa yang akan anda lakukan.. Saya benar tidak seperti yang ada dalam pikiran anda." Ucap Lili lirih ketakutan.

" Mungkin aku harus menghukum mu seperti malam itu. Agar kamu segera mengembalikan dokumen ku. Dan berbicara untuk siapa kamu bekerja. " Ucap Steve. dengan perlahan-lahan mendekati tubuh Lili Dengan kaki kiri milik Steve berada di sela kaki Lili. Membungkuk kan badannya. hingga hampir menindih tubuh Lili.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience