Pertengkaran 2

Romance Series 2771

Keesokan Harinya

Lili sudah ada di dapur. Seperti biasa ia membantu bibi Yang untuk memasak.
Steve yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Ia kemudian keluar.

"Tuan muda... apa anda tidak ingin makan dulu ???" Tanya Bibi Yang melihat Steve karena tidak menuju meja makan.

"Aku tidak lapar...!!" Jawab Steve

Steve lantas berjalan pergi keluar dan mengabaikan Lili.
Lili kemudian tertunduk menangis.

"Dia bahkan tidak mau melihat ku walau hanya sebentar.." Batin Lili menundukkan kepalnya dan menangis. Memegang dada nya yang entah, kenapa sakit sekali di sana.

"Seharusnya aku sudah tau ini semua akan terjadi. Tapi kenapa rasanya sakit sekali." Lili masih berbicara dalam hatinya sendiri.

"Nona Lili... Apakah anda akan seperti ini dengan tuan Steve... Ingatlah.. Kasian anak yang ada di kandungan mu .." Ucap bibi Yang menenangkan Lili. Dirinya merasa iba dan tak tega melihat kondisi Lili.

Lili yang masih menangis. Hanya tertunduk diam sembari memegang lembut perutnya.

"Nona Lili... apakah boleh bibi tau kenapa Nona harus berbuat demikian. Menyembunyikan kehamilan anda dari tuan Steve. Bibi rasa itu bukan jalan yang baik. Jika ada masalah Bicaralah satu sama lain dan saling terbuka. Mungkin akan mendapat jalan keluar" Ucap bibi Yang sembari menepuk pundaknya.

"Terimakasih bibi. Mungkin saran bibi akan Lili usahakan." Ucap Lili sembari memegang tangan Bibi Yang.

"Maaf bibi Yang... Aku tidak ingin banyak orang terlibat akan masalahku. " Batin Lili menundukkan kepalanya.

Setelah Steve keluar dari rumah. Ia lantas mendatangi Paman Zam. Yang sedang asik mencuci mobil.

"Paman Zam...!!" Panggil Steve.

"Iya tuan ???" Ia langsung melepas kain yang ia gunakan untuk mencuci mobil.

"Apa yang terjadi kemarin di rumah sakit saat paman pergi mengantar Lili ??" Tanya Steve dengan tangan miliknya yang ia masuk kan ke dalam saku celana.

"Kemarin??? Sepertinya Nona Lili tidak berbicara apapun tuan. Hanya saja... saat aku menghampiri Nona.. Dia sedang duduk dilantai dan menangis..." Ucap Paman Zam yang tidak tau masalah apa yang ada pada Lili saat itu. Karena paman Zam menunggu Lili di mobil.

"Apa bibi Yang tidak menemani Lili..?"

"Kata Nona Lili. Bibi Yang sedang sakit jadi dia tidak jadi ikut."

"Lanjutkan pekerjaan mu Paman." Ucap Steve kemudian pergi meninggalkan nya.

"Lili... Mungkin aku terlalu memanjakan mu beberapa hari ini. Sehingga membuat mu berani membohongiku." Batin Steve.

Pasalnya Lili berjanji akan pergi dengan bibi Yang. Tapi dia dengan berani pergi sendiri. Membuat Steve geram.

Steve yang merasa dirinya tak terima di bohongi. Ia kembali masuk ke dalam vila. Ia melihat Lili yang masih sibuk membantu Bibi Yang untuk membereskan makanan untuk disimpan kembali. Sesekali ia meneteskan air mata. Dan menghapusnya ketika bibi Yang menoleh melihatnya.

"Pyarrrrr......."
Suara pecahan piring berisi ikan. Yang dipegang oleh Lili jatuh kelantai.

"Steve apa yang kamu lakukan. Kau menyakitiku.. Lepaskan..!!" Teriak Lili meronta karena Steve menggenggam tangan Lili erat dan mengajaknya berjalan menuju kamar.

"Tuan hentikan. Kasian janin yang ada dalam perutnya..." Teriak Bibi Yang keceplosan.

Mendengar teriakan bibi Yang membuat langkah Steve terhenti dan kemudian menoleh ke arah bibi Yang.

"Aku keceplosan.. maaf Nona Lili." Batin Bibi Yang sembari menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Bibi Yang ulangi ucapan mu..Apa yang kau katakan??? " Ucap Steve dengan menahan emosi.

Bibi Yang kemudian menoleh ke arah Lili. Lili menggeleng kan kepalanya yang berarti jangan.

"Maaf Nona... Cukup anda menyakiti diri sendiri." Batin Bibi Yang.

"Hati-hati lah memperlakukan Nona Lili tuan. Jika ada apa-apa dengannya saya kawatir itu juga akan menyakiti bayinya." Ucap Bibi Yang dan sesekali melihat Lili yang menangis.

Mendengar ucapan bibi Yang. Lili menunduk menangis. Steve kemudian mengarahkan wajahnya melihat Lili.

"Apa benar yang di katakan bibi Yang..?" Ucap Steve bertanya pada Lili yang masih menunduk menangis.Lili hanya diam tak menjawab pertanyaan Steve.

"Lili... Jawab aku...!!!! Kau masih hamil??" Teriak Steve sembari mengatur nafasnya.

"Kau bahkan hanya diam. Itu berarti benar." Ucap Steve sembari membalikkan tubuhnya tanpa melihat Lili. Ia tak tega melihat wanita nya menangis. Sakit rasanya. Ingin sekali mengusap air matanya. Tapi Steve ingin tau sebenarnya apa yang ada dalam pikiran Lili sampai tega membohongi dirinya.

"Apa yang sebenarnya ada dalam pikiran mu Lili. Kenapa kau tega membohongi aku. Apa kau memang sudah tidak mencintai ku lagi.???" Ucap Steve masih tidak melihat Lili.

Lili lantas mendongak dan menggeleng kan kepalanya.

"Sungguh tidak seperti itu Steve. Bukan seperti itu. Aku sangat mencintai mu. Sampai takut kehilanganmu. Aku sangat mencintai mu bahkan lebih dari diriku sendiri." Batin Lili tak berani bicara.

"Reno.. Cek CCTV di rumah sakit di mana Lili memeriksakan kandungan nya. Aku ingin tau hasilnya sekarang." Ucap Steve memerintahkan Reno yang sedari tadi berdiri sedih melihat pertengkaran Steve.

"Steve .... Apa yang akan kamu lakukan ??? " Teriak Lili. Ia takut jika sampai tau Cyntia datang menemui nya. Steve akan melakukan sesuatu pada Cyntia.

Steve tidak menghiraukan ucapan Lili. Kemudian pergi meninggalkan Vila.
Setelah Steve dan Reno pergi. Lili malah semakin menangis.
Hingga ia duduk di lantai dengan melipatkan siku kakinya.

"Bibi Yang... Apa yang aku lakukan salah ?? Aku menyakiti nya terlalu dalam bibi.." Ucap Lili sembari menutup mulut nya dan memegang dadanya yang entah kenapa sakit disana. Dengan air mata yang masih terus mengalir.

Bibi Yang kemudian duduk menemani Lili dan menenangkan nya. Ia tak tau apa yang harus dilakukan selain menenangkan Lili.

Kantor Liu Grup

"Tuan.. Saya sudah mendapatkan hasil dari
CCTV dimana Nona Lili memeriksakan kandungan nya. " Ucap Reno yang sudah berdiri di hadapan Steve dengan terpisah meja kerja milik Steve.

"Katakan..." Jawab Steve sembari sibuk melihat beberapa file.

"Tuan... Nyonya Cyntia datang menghampiri Nona Lili yang kala itu masih duduk di bangku depan rumah sakit. Entah apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba Nona Lili sujud di hadapan Nyonya Cyntia seperti memohon." Ucap Reno

Steve yang mendengar cerita Reno. Emosinya mulai memuncak dan auranya seperti orang ingin membunuh.

"Ke rumah Ayah sekarang ...!!!" Perintah Steve pada Reno untuk menemui Cyntia di kediaman Yohan Liu.

Tak butuh waktu lama. Mereka sampai di rumah Yohan.

"Cyntia......" Teriak Steve.
"Cyntia dimana kau...???" Steve teriak semakin keras.

Tak lama kemudian Cyntia keluar bersama dengan Yohan yang berjalan pelan.

"Steve jaga nada bicaramu. Kau pikir rumah ini kebun binatang. Bagaimana pun juga dia juga ibumu." Ucap Yohan yang sudah sampai di depan Steve.

"Ibu ku sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Ayah... Bagaimana bisa ayah masih menampung wanita menjijikkan itu di sini.???"
Teriak Steve.

"Steve... Jaga bicara mu. Bahkan wanita itu sudah membuat mu menjadi seperti ini." Ucap Yohan dengan sedikit nada tinggi.

Cyntia yang sedari tadi berdiri di samping Yohan dan memegang lengan nya. Sesekali tersenyum melihat Ayah dan anak ini bertengkar.

"Cukup ayah... Ayah bahkan terlalu memanjakan nya. Aku kesini hanya memberi peringatan pada wanita kesayangan ayah ini. Jangan pernah menemui Lili. Jangan pernah menemui istri ku lagi. " Ucap Steve dengan nadanya yang meledak-ledak.

"Steve... Apa yang kamu katakan. Jangan pernah kau lakukan apa yang kamu katakan. Jika kau berani menikahinya. Ayah tidak akan merestui kalian." Ucap Yohan masih menentang.

"Terserah ayah.."

Steve kemudian pergi dengan amarah yang masih meledak-ledak.
Yohan kemudian duduk dengan hati yang sedih. Melihat Steve berbuat demikian.

"Stela... Aku pantas mendapat kan ini. Aku bersalah padamu. Biarkan Steve membenci ku. Karena kini saatnya aku menebus kesalahan ku padamu. " Batin Yohan dengan mata yang berkaca-kaca.

Kamar Yohan

"Sialan.. Wanita itu bahkan berani mengadu pada Steve. Bahkan Yohan sepertinya sudah mulai tak ingin melawan anaknya itu. Aku harus segera melakukan sesuatu..." Ucap Cyntia yang mondar-mandir kesana kemari sembari menggigit bibir bawahnya.

TEMAN-TEMAN MAU TAU KELANJUTAN NYA. SIMAK TERUS NOVEL INI YA. JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITNYA. DITUNGGU KOMENTARNYA JUGA. SUPAYA AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA. MAKASIH

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience