Chapter 55

Romance Series 8051

Dengan cepat Danish mengendarai motornya menuju rumah sakit. Padahal ia bisa saja mengendarai mobil perusahaan, tapi tidak, roda empat itu milik perusahaan. Tidak sepantasnya ia mengendarai mobil tersebut apalagi untuk urusan pribadi.

Danish merasakan kalau ponselnya terus bergetar. Ketika ia tiba di persimpangan lampu merah, Danish menghentikan kendaraannya. Sejenak, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana.

"Ya Allah, Lagi-lagi Ela. Ada apa dengan wanita itu?"

Ela terus menghubunginya, namun Danish memilih mengabaikannya bertepatan saat bunyi klakson para pengendara. Menandakan kalau lampu lalu lintas berubah berwarna hijau.

Tujuannya saat ini adalah ke rumah sakit. Setelah sekian lama dengan sabar ia menunggu istrinya sadar, akhirnya waktu itu tiba. Danish memarkirkan motornya dengan rapi begitu memasuki kawasan parkiran.

Danish menghela napas kasar, tidak henti-hentinya Ela menghubunginya. Dengan terpaksa Danish menonaktifkan ponselnya. Saat ini Nafisah paling penting untuknya. Mau sekarang atau nanti, selamanya Nafisah paling penting buatnya.

Sesampainya di dalam rumah sakit, Danish segera menuju tempat dimana ruangan Nafisah berada. Bahkan ketika membuka pintunya, air mata langsung mengalir begitu saja pada pipi Danish. Dengan nyata ia melihat Nafisah sudah siuman meskipun terlihat lemas. Di kanan kiri wanita itu, ada Dokter dan suster yang fokus memeriksa keadaan Nafisah.

"Nafisah.. "

Nafisah menoleh ke arah Danish. Wajahnya terlihat pucat, ia tersenyum lemah

"M.. Mas?"

"Hei, apa kabar?"

"Tidak cukup baik."

Danish terdiam, tatapan mereka saling bertemu satu sama lain. Rasa rindu begitu terasa di keduanya.

"Alhamdulillah, Ibu sudah sadar. Sudah 3 bulan ibu koma." sela Dokter memecah keheningan.

"3 bulan?"

"Iya, dan kami sedang memantau keadaan Ibu lebih lanjut."

Rasanya Danish sudah tidak sabar ingin mendekati Nafisah, namun ia harus menahan diri karena saat ini tim medis sedang mengambil sampel darah Nafisah.

****

"Kenapa Mas Danish tidak menerima panggilan ponselku bahkan menolaknya? Aku sempat melihat nya dan begitu aku panggil dari jauh, malah nggak dengar."

Dengan sabar Ela memasukan ponselnya kedalam tas. Saat ini ia berada dirumah sakit setelah melakukan pemeriksaan pada salah satu Dokter di rumah sakit tersebut. Setelah selesai, dari jauh ia melihat Danish berjalan terburu-buru kemudian memasuki lift.

"Apakah Mas Danish ke ruangan Nafisah? Tapi, bukankah Nafisah belum sadar?"

Tak banyak pikir panjang, Ela segera menuju lantai 5 tempat dimana ruangan Nafisah berada. Ia yakin, Danish ada disana. Lagian, Nafisah juga belum sadar. Tidak ada salahnya ia kesana.

"Kalau disana ada keluarganya, lebih baik aku pulang. Jujur, aku nggak bisa menunda hal penting ini. Ada hal penting yang harus aku bicarakan."

Lift sudah bergerak ke lantai atas. Sesampainya di lantai 5, Ela keluar dari lift dan menuju ruangan Nafisah. Namun, apa yang Ela pikir sejak tadi tidak sesuai harapannya. Dalam keadaan pintu terbuka sedikit, Ela terkejut melihat Danish dan Nafisah saling berpelukan. Bahkan keduanya juga menangis.

Di saat yang sama, ntah kenapa hati Ela terasa perih. Seperti tidak suka melihat semua pemandangan itu. Seketika ia sadar, lalu tersenyum miris.

"Iya, aku tahu, aku yang salah. Aku sudah membuatnya dalam kesulitan. Dan aku benci sama diri aku sendiri kenapa rasa cinta ini hadir di saat seperti ini."

Air mata menetes di pipi Ela. Dengan lesu ia membalikan badannya dan kembali memasuki lift untuk menuju lantai lobby. Dengan lemas Ela menyenderkan punggungnya. Ia memejamkan matanya dengan air mata yang tidak bisa ia tahan.

"Selamat ya Bu, dari hasil pemeriksaan, Alhamdulillah Ibu Ela positif hamil. Usia janin memasuki minggu ke 4. Tolong di jaga kandungannya ya, perbanyak istirahat dan jangan sampai stress."

Ting! Pintu lift terbuka. Dengan tak berdaya Ela keluar dari lift. Ucapan dokter 1 jam yang lalu membuatnya teringat kalau saat ini ia sedang hamil. Hamil calon buah hatinya bersama Danish.

****

Masya Allah Alhamdulillah akhirnya aku kembali up ??

Gimana chapter ini? Sabar ya sabar.. Emang bikin hati cenat cenut ??

Tapi makasih sudah baca. Jgn lupa vote dan komentarnya ya.. ??

With Love?Lia

Instagram ; lia_rezaa_vahlefii

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience