Chapter 42

Romance Series 8051

"Terima kasih banyak, nak Ela. Maaf sudah merepotkanmu." ucap Aminah.

Ela tersenyum ramah. Saat ini mereka sedang berada didepan pintu apartemen Danish. Sementara Diyah berdiri sambil memegang tangan neneknya. Diyah terlihat mengusap matanya karena mengantuk.

"Sama-sama, Tante. Alhamdulillah saya nggak merasa di repotkan kok. Apalagi kalau Mas Danish yang minta tolong. Saya sudah menganggap Mas Danish dan Tante seperti keluarga sendiri."

"Nenek, aku ngantuk."

"Ayo kita ke kamar."

Maka Diyah pun menuju kamarnya terlebih dahulu. Setelah kepergian gadis kecil itu, Ela berbasa-basi sesuai rasa penasarannya sejak tadi.

"Em, Tante.. "

"Ya?"

"Bagaimana kabar Mbak Nafisah? Apakah Diyah sudah tahu?"

"Belum ada kabar." Raut wajah Aminah berubah sedih. "Dan Diyah juga belum tahu. Saya terpaksa bilang kalau Mamanya sedang ada keperluan diluar sana."

"Ah begitu. Tante jangan terlalu banyak pikiran ya. Kita berprasangka baik aja Insya Allah Mbak Nafisah baik-baik, aja."

"Aamiin.. Aamiin ya Allah."

"Kalau begitu saya pamit dulu, Tante."

Tak lupa Ela mencium punggung tangan Aminah dan pergi. Sepanjang koridor apartemen menuju lift, ia juga merasa khawatir. Dimana Nafisah berada? Siapa yang tega berbuat jahat padanya padahal wanita itu di kenal sebagai orang yang baik dan ramah.

****

"Nafisah.. Kuharap kamu baik-baik saja."

"Nafisah, kamu dimana?"

"Nafisah.. Tunggu aku. Aku akan berusaha menemukanmu. Aku-"

Ciiittttttt

Tiba-tiba Danish mengerem mobil yang ia kemudikan secara mendadak. Randi sampai terkejut dan menatap Danish dari belakang.

"Apa yang kamu lakukan?!"

"Maaf, tadi ada kucing tiba-tiba menyebrang."

"Hati-hati kalau sedang mengemudi, Fokuslah. Aku tahu saat ini kamu sedang mengkhawatirkan sesuatu."

Danish terdiam. Dari mana atasannya itu tahu kalau ia sedang mengkhawatirkan Nafisah? Apakah dari raut wajahnya sudah terlihat dengan jelas?

"Saya baik-baik saja Pak. Saya-"

Ponsel Randi berdering. Randi mengabaikan penjelasan Danish dan menerima panggilan tersebut. Sementara Danish sendiri merasa lega kalau akhirnya ia tidak melanjutkan ucapannya.

"Baik. Aku akan kesana sekarang."

"Danish, putar balik mobilnya. Kita akan ke suatu tempat." perintah Randi setelah mematikan ponselnya.

"Apakah ada urusan pekerjaan yang harus kita selesaikan? Setahu saya agenda rapat dan wawancara dengan wartawan itu besok pagi-"

"Kalau kamu ingin Nafisah baik-baik saja, kita harus kesana sebelum terjadi sesuatu padanya."

"Apa? Maaf Bapak tahu dari mana kalau istri saya-"

"Jangan banyak tanya. Cepat kita sana. "

Danish langsung mengangguk dan mengemudikkan mobilnya. Walaupun ia penasaran dan heran, namun saat ini keduanya tidaklah penting. Yang lebih penting sekarang adalah menyelamatkan Nafisah.

Dengan mengandalkan google maps sesuai petunjuk lokasi yang di share oleh kepercayaan Randi, mereka mengikuti arah jalan yang sangat sepi dan gelap. Tak banyak rumah-rumah dan aktivitas masyarakat di sana. Semua terasa asing dan situasinya juga hening. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul 20.00 malam.

Sesampainya disana, Danish segera memarkirkan mobilnya. Begitu keluar mereka di sambut oleh jalanan yang begitu becek dan didepan mata mereka ada gedung tua yang sudah tidak terawat.

"Ikuti aku." perintah Randi pada Danish. "Dan-"

DOR!

Danish dan Randi sama-sama mencari tempat persembunyian. Keduanya sudah ketahuan oleh para penjaga di sekitar mereka. Randi bersembunyi di balik dinding, sementara Danish malah bersembunyi di balik pohon. Ketika jantung keduanya mulai deg-degan dan was-was, ponsel Danish bergetar.

"Kamu cari Nafisah. Aku akan urus dari luar sini terlebih dahulu."

"Ba.. Baik."

Tenggorokan Danish serasa tercekat. Suhu tubuhnya panas dingin. Menandakan bahwa perasaanya tidak tenang, khawatir, dan berusaha segera pergi dari situasi ini bersama Nafisah.

"Danish.. "

"Ya Pak."

"Sampaikan kata maafku pada Nafisah bila terjadi sesuatu padaku."

"Tapi, Pak-"

Panggilan terputus. Detik berikutnya, suara letusan senjata kembali terdengar. Buru-buru Danish segera memasuki gedung tua tersebut untuk mencari Nafisah.

****

Assalamu'alaikum. Hai maaf atas keterlambatan updatenya ya. Moga kalian gak bosan dan tetap sabar menantikan episode selanjutnya.

Syukron, sehat selalu ya ?

WithLove
LiaRezaVahlefi

Instagram : lia_rezaa_vahlefii

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience